KINERJA DAN PERSPEKTIF AGRIBISNIS LADA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI / Performance and Perpective Agribusiness of Agribusiness In Efforts to Increase Farmer Welfare
No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Puslitbang Perkebunan
Abstract
Description
ABSTRAKIndonesia pernah menjadi negara peringkat pertama sebagai produsen lada dunia dan pada tahun 2017 kontribusi lada Indonesia terhadap lada dunia sebesar 19% dibawah kontribusi Vietnam sebesar 27%. Agar bisa mempertahankan peringkat atau meraih kembali sebagai produsen tertinggi dunia, maka produksi lada harus ditingkatkan. Disisi lain perlu dioptimalkan kinerja agribisnis lada dalam meningkatkan kesejahteraan petaninya. Tulisan ini mempergunakan data sekunder dari BPS, IPC dan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif. Produksi lada bisa ditingkatkan dengan cara: (1) penambahan luas areal berdasarkan pedoman teknis yang sudah dibuat oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan (2) peningkatan produktivitas lada yang masih dibawah rata-rata 1 ton/ha atau jauh dibawah Vietnam (3,2 ton/ha) melalui penerapan budidaya berdasarkan Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Manufacture Practices (GMP) terutama dalam: (i) peningkatan sosialisasi dan pemakaian bibit unggul yang sudah dirilis oleh Litbang Kementan atau bibit lokal yang sudah memperhatikan mutu genetis, mutu fisik dan mutu fisiologis. (ii) Jenis dan dosis pupuk hendaknya memperhatikan jenis tanah dan umur tanaman. (iii) Lebih disarankan mempergunakan tajar hidup, karena bisa memperpanjang umur ekonomis tanaman lada. Adapun peningkatan kinerja agribisnis lada dimulai dari: (i) peningkatan mutu produk dengan memperbaiki teknologi pasca panen khususnya mempergunakan alat pengolahan dalam perontokkan, pengupasan dan pengeringan lada. (ii) Penerapan standar SNI dalam perdagangan lada dimulai dari tingkat petani. Tujuannya agar petani dapat menjual lada sesuai dengan mutu produk yang dihasilkan. (iii) Memperpendek rantai pasar dengan cara membuat kerjasama perdagangan antara petani dengan pedagang besar atau eksportir. (iv) Petani tidak menjual lada dalam bentuk primer. (v) Untuk stabilisasi harga lada disarankan pemerintah menerapkan kebijakan resi gudang.ABSTRACTIndonesia has been the first country to rank as a world pepper producer and by 2017 Indonesia pepper contribution to the world pepper by 19% under Vietnam's contribution by 27%. In order to maintain a rank or regain as the world's highest producer, pepper production must be improved. On the other hand need to be optimized pepper agribusiness performance in improving the welfare of the farmers. This paper uses secondary data from BPS, IPC and Directorate General of Plantation Ministry of Agriculture. The collected data was analyzed by descriptive method. The production of pepper can be increased by (1) additional area based on technical guideline made by Directorate General of Plantation and (2) increase of pepper productivity which is still below average 1 ton/ha or far below Vietnam (3.2 ton/ha ) through the application of cultivation based on Good Agricultural Practices (GAP) and Good Manufacture Practices (GMP), especially in: (i) enhancement of socialization and use of superior seeds that have been released by Research and Development of the Ministry of Agriculture or local seedlings that have paid attention to genetic quality, physical quality and physiological quality. (ii) The type and dosage of fertilizer should consider soil type and plant age. (iii) It is advisable to use live supports, because it can extend the economic life of pepper plants. The improvement of pepper agribusiness performance starts from: (i) improvement of product quality by improving post harvest technology especially using processing tool in threshing, peeling and drying of pepper. (ii) Implementation of SNI standard in pepper trade starting from farmer level. The goal is that farmers can sell pepper in accordance with the quality of the resulting product. (iii) Shortening the market chain by making trade cooperation between farmers and wholesalers or exporters. (iv) Farmers do not sell pepper in primary form. (v) For the stabilization of the price of pepper it is recommended that the government adopt a warehouse receipt policy.
Keywords
Agribisnis lada, kesejahteraan petani, produktivitas dan mutu produk, pemasaran dan perdagangan / Pepper agribusiness, farmers prosperity, productivity and product quality, marketing and trade