Seroprevalensi dan Faktor Risiko Influenza A pada Peternakan Babi di Provinsi Jawa Barat dan Banten, 2016-2017
dc.contributor.author | Nurhayati | |
dc.contributor.author | Mahawan, Trian | |
dc.contributor.author | Panus, Afrizal | |
dc.contributor.author | Zaenal, Farida Camallia | |
dc.contributor.author | Sodirun | |
dc.date.accessioned | 2020-03-20T07:46:43Z | |
dc.date.available | 2020-03-20T07:46:43Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.description.abstract | Infeksi virus influenza pada babi telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak babi dan juga berpotensi mengancam kesehatan manusia karena bersifat zoonosis. Salah satu buktinya adalah dengan teridentifi kasinya material genetik babi yang telah beradaptasi terhadap virus infl uenza sebagai stain novel H1N1 di tahun 2009. Penelitian ini dilakukan untuk identifi kasi seropositive dan faktor risiko pada peternakan babi, Rumah potong dan pengumpul selama tahun 2016-2017 di Provinsi Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Pengumpulan data dilakukan melalui interview peternak dengan menggunakan quesionare yang sebelumnya telah standarisasi. Sebanyak 903 sampel serum dari peternak, rumah potong dan pengumpul babi, selanjutnya dilakukan pengujian. Sebaran kasus dianalisis menggunakan QIS, regresi linier Univariat dan multivariate menggunakan R software dilakukan dalam upaya menganalisis faktor risiko. Seroprevalen infl uenza A pada rumah potong babi 35.29% (95%Cl:21.4852.08), Peternakan Babi 30.85% (95%CI:24.48-38.05) dan Pengumpul babi 18.18% (95%Cl:5.13-47.69). Univariate regresi linier diperoleh 12 faktor yang berasosiasi (pvalue=0.1) terhadap virus infl uenza A pada babi. Namun demikian melalui uji akhir multivariable diperoleh hanya 4 faktor yang signifi kan. Keberadaan ternak/hewan lain dipeternakan meningkatkan seropositive di peternakan (OR = 2.53; 95% confi den interval (95%) Cl = 1.16,5.5, p-value= 0.017). Durasi ternak berada di peternakan kurang dari 2 tahun memiliki OR = 9.38 (95% Cl = 2.62,33.52, p-value < 0.001) jika dibandingkan dengan waktu lainnya. Tata letak peternakan dengan tempat tinggal kurang dari 5 km meningkatkan risiko terhadap infl uenza babi (OR=11.52; 95% Cl = 2.88,46.06, p-value < 0.001), dan peternakan yang memperoleh ternaknya hanya dari pengumpul memiliki resiko terhadap infl uenza babi (OR=10.64; 95% Cl=3.7,30.62, p-value < 0.001). Selama 2016-2017 telah terdeteksi seroprevalence influenza A pada rumah potong babi, peternakan babi dan pengumpul babi. Faktor internal seperti managemen peternakan dan faktor ekterbal seperti lokasi peternakan yg dekat dengan pemukiman menjadi salah satu faktor risiko terhadap influenza A di peternakan Babi | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8755 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.subject | Influenza a pada babi | en_US |
dc.subject | Peternakan babi | en_US |
dc.subject | Seroprevalence | en_US |
dc.subject | Faktor risiko | en_US |
dc.title | Seroprevalensi dan Faktor Risiko Influenza A pada Peternakan Babi di Provinsi Jawa Barat dan Banten, 2016-2017 | en_US |
dc.type | Article | en_US |