Pertumbuhan dan Produksi Serat Tanaman Abaka Asal Kultur Jaringan
No Thumbnail Available
Date
1997-11
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia
Abstract
Abaka (Musa textilis Nee.) merupakan tanaman bahan industri (kertas) dan akhir-akhir ini minat pengusaha untuk pengembangannya cukup tinggi. Secara konvensional perbanyakan bibit dilakukan dengan menggunakan bonggol (anakan) tetapi perbanyakannya memerlukan lahan yang luas, waktu yang lama dan bibit mudah rusak dalam pengangkutan serta besar kemungkinan bonggol tersebut membawa penyakit. Untuk pengadaan bibit dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat, perbanyakan dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Metode perbanyakan melalui kultur jaringan telah tersedia tetapi tingkat produktivitas di lapang belum diketahui. Dalam penelitian ini dipelajari pertumbuhan dan produktivitas tanaman asal kultur jaringan dan sebagai kontrol digunakan bibit konvensional asal bonggol. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi dari Maret 1994-Maret 1996, dalam rancangan kelompok. Parameter yang digunakan adalah jumlah anakan, jumlah tanaman dewasa, jumlah tanaman berbunga, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah lapisan pelepah, panjang pelepah, berat basah seluruh pelepah, berat pelepah yang diserut, berat kering serat, rendemen dan produksi serat pada umur 24 bulan setelah tanam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit asal kultur jaringan lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan bibit asal bonggol, dilihat dari jumlah anakan dan tinggi tanaman. Komponen produksi dari kedua jenis bibit ini tidak berbeda nyata. Tanaman asal bibit kultur jaringan sampai umur 24 bulan belum ada yang berbunga sedang tanaman asal bibit konvensional di tiap rumpun sudah mulai berbunga.
Description
Keywords
Musa textilis Nee., kultur jaringan, pertumbuhan, produksi, serat.