Pengembangan dan Pasca Panen Pisang (Musa sp )
Loading...
Date
2007
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Areal pengembangan pisang untuk konsumsi segar dikembangkan di propinsi Maluku dan Papua, sedangkan untuk keperluan olahan, dikembangkan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pengembangan pisang di Maluku diarahkan ke Pulau Seram. Peluang agribisnis pisang secara biofisik, pengembangannya di Propinsi Maluku diarahkan ke Gugus Pulau I,1 (Seram, Geser dan Gorom), I,2 (Buru dan Ambalau), II (Kepulauan Kei dan Pulau Kesui), III (Kepulauan Aru), IV (Kepulauan Tanimbar, Selaru, Sera, Waliaru dan Molu), V (Kepulauan Banda dan Serwaru) dan VI (Kepulauan Damar, Romang, Lemola, Kisar dan Wetar). Kultivar pisang olahan unggulan Indonesia adalah Kepok, Tanduk dan Agung Talur (Lumajang). Buah pisang selain untuk konsumsi segar juga diolah menjadi kripik, getuk dan sale, dalam skala rumahtangga maupun skala besar seperti tepung, puree dan jam yang dapat mendorong berkembang agribisnis hilir. Pisang merupakan komoditas hortikultura yang mudah rusak setelah dipanen, namun harga jual tinggi apabila mempunyai mutu yang baik. Penanganan buah yang tidak tepat dapat mengakibatkan penurunan mutu secara drastis. Untuk memperoleh kematangan buah pisang yang seragam dapat dilakukan dengan zat perangsang diantaranya gas etilen, karbit dan menggunakan daun gliricidia. Cara pemeraman buah pisang menggunakan daun gliricidia (Gliricidia sapium) memberikan warna kulit buah, kekerasan buah, aroma dan cita rasa di sukai konsumen.
Description
Keywords
Pisang, Musa sp, Komsumsi, Pasca panen