Multiplikasi Tunas Temu Giring melalui Kultur In Vitro
No Thumbnail Available
Date
1999
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah
Abstract
Temu giring Curcuma heyneana) meiupakan salah satu tumbuhan obat yang banyak digunakan sebagai campuran obat tradisional, antara lain untuk obat penyakit kulit, jamu pengantin, dan obat luka. Tumbuhan ini biasanya diperbanyak secaia vegetatif menggunakan rimpang atau anakan. Perbanyakan dengan cara tersebut umumnya mempunyai kapasitas yang rendah sehingga sulit memenuhi permintaan bibit yang banyak dan dalam waktu yang relatif cepat. Untuk itu, perbanyakan bibit dapat dilakukan menggunakan teknologi kultur jaringan. Bahan tanaman yang digunakan berasal dari anakan biakan steril dalam botol. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dalam faktorial dengan 10 ulangan. Faktor yang diuji adalah konsentrasi NH4NO3 (1/2 x, 1 x dan 2 x dari formulasi media dasar MS) dan thidiazuron (0; 0.1; 0.2 dan 0.4) mg/1. Ke dalam media tumbuh juga ditambahkan B A 5 mg/1 +sukrosa 30 g/1 +vitamin grup B dan agar swallow sebanyak 8 g/1 sebagai bahan pemadat. Peubah yang diamati adalah waktu inisiasi anakan, jumlah anakan, jumlah daun, tinggi tunas, jumlah akar, panjang akar, dan keadaan visual biakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anakan dan jumlah daun yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi thidiazuron. Jumlah anakan paling banyak (9,62) diperoleh dari perlakuan MS + thidiazuron 0.4 mg/1, tetapi jumlah daun paling sedikit. Tinggi tunas, jumlah akar dan panjang akar dipengaruhi oleh interaksi antara konsentrasi NH4NO3 dan thidiazuron. Pengurangan konsentrasi NH4NO3 menjadi 1/2 x dari formulasi dasar tanpa thidiazuron menyebabkan jumlah akar paling banyak dan paling panjang. Penampakan biakan yang lebih tegar dan lebih hijau diperoleh pada perlakuan NH4NO3 dengan konsentrasi 2 x.
Description
Keywords
Curcuma heyneana, multiplikasi, in vitro