Perbedaan Tebal Tumpukan Gabah Terhadap Tingkat Keseragaman Kadar Air Pada Pengeringan Gabah Menggunakan Box Dryer

dc.contributor.authorSutrisno
dc.contributor.authorRaharjo, Budi
dc.contributor.authorHutapea, Yanter
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Malukuen_US
dc.date.accessioned2020-07-01T05:24:50Z
dc.date.available2020-07-01T05:24:50Z
dc.date.issued2007
dc.description.abstractMesin pengering padi “box Dryer” dikenal mempunyai konstruksi yang sederhana serta mudah dalam pengoperasiannya. Petani dapat membuatnya sendiri dengan bantuan bengkel setempat. Hal ini sangat berbeda dengan mesin pengering padi model lainnya yang umumnya berkonstruksi lebih rumit. Mengeringkan padi dengan menggunakan box driyer tidak memerlukan pembalikan jika tebal tumpukan ≤ 50 cm. Kelemahan utama dari box driyer adalah kadar air gabah yang dikeringkan tidak seragam antar lapisan bawah sampai atas. Namun demikian kelemahan ini dapat diatasi dengan jalan meningkatkan kecepatan aliran udara pengering menembus tumpukan gabah. Semakin cepat aliran udara pengering menembuas tumpukan gabah, maka variasi kadar air antara lapisan atas dan lapisan bawah mnejadi berkurang. Perbedaan kecepatan aliran udara pengering yang dimaksud untuk box dryer dengan blower digerakkan oleh motor listrik, diperoleh dengan cara pengoperasian pengeringan gabah dengan kapasitas kerja yang berbeda-beda atau ketebalan tumpukan gabah yang berbeda-beda. Penelitian dilakukan di bagian Prosessing Balai Besar padi pada bulan Maret 2004. Bahan yang digunakan adalah gabah kering panen (GKP) varietas Fatmawati hasil panen musim hujan 2003/2004. Pengeringan gabah dilakukan dengan tujuan untuk memproduksi benih. Kapasitas kerja mesin terdiri dari 3 macam yaitu 1,672 kg; 1,301 kg; dan 466,5 kg GKP. Mesin pengering yang digunakan adalah box dryer dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan blower digerakkan oleh motor listrik, sehingga kecepatan putarnya konstan. Bak pengering berukuran (p x l x t) 360 x 182 x 100 cm sehingga tebal tumpukan gabah dari ketiga macam kapasitas kerja diatas adalah berturut-turut 48 cm; 38 cm dan 12 cm. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan aliran udara pengering menembus tumpukan gabag pada akhir pengeringan adalah berturut-turut : 79 %; 88,3 % dan 91,4 %; pada level kadar air pengering benih berturut-turut : 10,93 % ; 10,43 %; waktu yang diperlukan untuk pengeringan adalah berturut-turut 12 jam; 10 jam dan 8 jam.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/9630
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectAlat dan mesin pertanianen_US
dc.subjectAlsintanen_US
dc.subjectBox Dryeren_US
dc.subjectGabahen_US
dc.subjectPengiring gabahen_US
dc.titlePerbedaan Tebal Tumpukan Gabah Terhadap Tingkat Keseragaman Kadar Air Pada Pengeringan Gabah Menggunakan Box Dryeren_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Pros Maluku 2007 hal 240.pdf
Size:
1.23 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: