Tingkat Efisiensi Usahatani Bunga Potong Mawar dalam Pengembangan Agribisnis di Indonesia
No Thumbnail Available
Date
2008-09-30
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK. Penelitian efisiensi usahatani bunga potong mawar telah dilakukan di Kecamatan Parompong (Lembang) dan Kecamatan Cipanas (Cianjur) Jawa Barat dari bulan Juli-Desember 2003. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi potensi dan kelemahan dari sistem budidaya bunga potong mawar dengan dan tanpa naungan dan mencari alternatif perbaikan yang dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan petani. Data primer diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan petani dan pedagang. Analisis data kualitatif dilakukan secara deskriptif, sedangkan analisis biaya dan pendapatan dilakukan dengan metode analisis finansial statik. Analisis kekuatan dan kelemahan dari sistem usahatani yang ada menghasilkan alternatif pengembangan usahatani bunga potong mawar. Permasalahan utama usahatani bunga potong mawar adalah kurang efisiennya penggunaan pestisida, tenaga kerja intensif, dan biaya pemasaran tinggi. Produktivitas bunga potong mawar di tingkat petani hanya berkisar (2-10) tangkai/m2, sedangkan potensinya dapat 18 tangkai/m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani bunga potong mawar cukup menguntungkan dengan rerata pendapatan bersih petani dengan sistem naungan sebesar Rp. 125 juta/ha, sedangkan tanpa naungan menghasilkan Rp. 109 juta/ha. Kenyataan menunjukkan bahwa kedua tingkat efisiensi usahatani kedua sistem budidaya relatif masih rendah, yaitu B/C = 0,90 (sistem naungan) dan B/C = 0,91 (sistem tanpa naungan). Kesimpulan menunjukkan bahwa pada usahatani dengan dan tanpa sistem naungan, efisiensi perlu ditingkatkan terutama untuk menekan biaya penggunaan pestisida, tenaga kerja, irigasi, dan biaya pemasaran. Pada sistem naungan, biaya konstruksi naungan dan kebergantungan bibit impor juga perlu diperhatikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa usahatani bunga potong mawar yang efisien dan menguntungkan memenuhi kriteria produksi dan frekuensi panen tinggi, produk berkualitas dengan nilai tinggi sesuai permintaan pasar, banyak alternatif varietas, biaya produksi rendah, dan serangan hama/penyakit rendah.ABSTRACT. Supriadi, H., Nurmalinda, and H. Ridwan. 2008. Efficiency Rate of Rose Farming System in Indonesian Floriculture Agribusiness Development. The research on rose farming system efficiency was conducted in the region of Parompong (Lembang) and the region of Cipanas (Cianjur) West Java, from July to December 2003. The purpose of this research was to evaluate the strengths and weakness both of shading and unshading system of rose cut flower cultivation and to find out the alternative farming system for improving the production efficiency and farmer’s income. Primary data were collected by structural interviews with the farmers and traders. Qualitative data analysis was conducted descriptively, while cost and income analysis was done using static financial method. The strengths and weakness analysis of existing farming system would give the opportunity in improving the farming system.The main problems of rose cut flower agribusiness were unefficiency of pesticides application, labour intensif, and high cost of marketing. The productivity of rose cut flowers on farm level was (2-10) stem/m2, while potential productivity was up to 18 stem/m2. The average net income of farmers by shading system was Rp. 125 million/ha and without shading was Rp. 109 million/ha, with B/C of ratio of 0.90 (shading system) and 0.91 (without shading system). The conclusion showed that both of with and without shading systems, improvement of efficiency was needed especially on pesticides application, labour used, and marketing cost. Especially for shading system, efficiency also needed to minimize the cost of shading construction and import seedling. Generally, the rose farming system would be profitable and efficient with the criteria of high productivity, high quality, and frequent harvest of flower, market oriented, many alternative of varieties, low production cost, and low pest and diseases investation.