Studi Pembuatan Antiserum Poliklonal untuk Deteksi Cepat Virus Mosaik Mentimun pada Krisan
No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
Virus mosaik mentimun merupakan salah satu patogen penting pada berbagai tanaman hortikultura, termasuk tanaman krisan. Untuk mengetahui secara dini infeksi virus pada tanaman, maka perlu dikembangkan metode deteksi cepat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan antiserum poliklonal untuk deteksi cepat virus mosaik mentimun pada krisan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Virologi Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung dari bulan April sampai Desember 2000. Antiserum terhadap CMV pada tanaman krisan telah dihasilkan dengan cara penyuntikan virus murni CMV pada kelinci dengan konsentrasi setiap penyuntikan sebesar 1 mg/ml. Antiserum yang diuji terdiri dari enam periode pengambilan darah. Pengujian menggunakan metode ELISA tidak langsung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari enam kali pengambilan darah ternyata bereaksi positif, yaitu dengan adanya konsentrasi antibodi dalam darah meningkat. Antiserum juga dapat digunakan untuk mendeteksi langsung terhadap ekstrak daun krisan yang terinfeksi CMV. Kepekaan antiserum tertinggi pada pengambilan darah ke empat dan ke enam dengan konsentrasi 1/100 dan 1/500 terhadap pengenceran sampel 1/10 dan 1/100. Study on developing of polyclonal antiserum for rapid detection of cucumber mosaic virus on chrysanthemum. Cucumber mosaic virus is one the major pathogens on some horticulture crops, including chrysanthemum. A rapid detection method should be developed to support the evaluation of initial infection of the virus in plants. The objective of this experiment was to obtain polyclonal antiserum to CMV on chrysanthemum for rapid detection. The experiment was conducted in Virology Laboratory of Indonesian Ornamental Plants Institute in Segunung from April to December 2000. A polyclonal CMV antiserum had been produced by injections of purified CMV into rabbits with concentration 1 mg/ml each injections. The antiserum from six bleeding periods were tested. An indirect ELISA method was used to determine the sensitivity of the antiserum. Results indicated that six bleeding periods had positive reaction, with concentration of the virus antibodies increased gradually from the first to the sixth bleedings. The antiserum can also be directly used to detect CMV from infected chrysanthemum plants. The highest antiserum sensitivity were the fourth and sixth bleedings with concentration 1/100 and 1/500 to sample dilution 1/10 and 1/100.
Keywords
Dendranthema grandiflora; CMV; Antiserum; Indirect ELISA