Penyelarasan Pertanian Modern dengan Pelestarian Keanekaragaman Hayati
dc.contributor.author | Zuraida ...[at al], Nani | |
dc.contributor.other | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian | en_US |
dc.date.accessioned | 2021-04-13T03:31:44Z | |
dc.date.available | 2021-04-13T03:31:44Z | |
dc.date.issued | 2000 | |
dc.description.abstract | Usaha pertanian modem cenderung menuju pola satu spesies-satu varietas dalam skala hamparan luas sehingga memiskinkan keanekaragaman hayati alamiah. Penggunaan satu varietas homogen homozigot dalam hamparan luas, seperti pada usahatani padi, memusnahkan keanekaragaman hayati di tingkat spesies itu sendiri, mengakibatkan timbulnya biotipe dan strain baru hama dan penyakit, sebagai akibat seleksi terarah ke arah strain yang lebih virulen. Penanaman satu spesies dalam hamparan luas mengakibatkan terjadinya pendesakan spesies, sehingga spesies asli musnah. Biota penyerta, termasuk arthropoda, mollusca, nematoda, mikroba, dan Iain-lain ikut terdesak dan termusnahkan, yang tinggal hanya yang serasi dengan ekologi satu spesies tanaman yang diusahakan. Pemiskinan keanekaragaman hayati pada ekologi lahan pertanian memang tidak dapat dihindarkan, tetapi pemeliharaan keragaman hayati masih memungkinkan. Penggunaan varietas nonhomogen-nonhomozigot, penanaman multivarietas, varietas campuran, multilini, sintetik dan komposit, menghindarkan keseragaman dalam spesies dan membentuk keanekara gaman genetik, meningkatkan plastisitas dan daya sangga genetik tanaman terhadap berbagai cekaman lingkungan. Penanaman multispesies dalam hamparan secara tumpangsari, karang kitri, hedge rows, dan Iain-lain menambah besarnya keragaman hayati pada ekologi pertanian. Pelestarian plasma nutfah (keanekaraman genetik dalam spesies) dapat lebih terjamin apabila dibentuk Pusat Plasma Nutfah Nasional. Pelestarian plasma nutfah pedesaan perlu dibentuk di sentra produksi komoditas spesies yang bersangkutan. Pelestarian keragaman hayati perlu dilakukan di tingkat pedesaan, kabupaten, dan wilayah, dengan membangun Taman Botani atau Gene Park yang berfungsi sebagai sistem konservasi, rekreasi, edukasi, dan penyediaan bibit. Penyertaan masyarakat untuk melestarikan keanekaragaman hayati perlu ditumbuhkan dengan menggerakkan anak sekolah, karang taruna, pramuka, ibu ibu PKK, kelompok tani, LSM, orsospol, dan seluruh lapisan masyarakat. Gerakan Sadar Pelestarian Keanekaragaman Hayati (SPKH) perlu dicanangkan untuk menghindari kepunahan sebagian besar spesies flora, fauna, mikroba di abad XXI dan abad selanjutnya. | en_US |
dc.identifier.issn | 1410-4377 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12453 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah | en_US |
dc.subject | Plasma nutfah, keragaman hayati, pelestarian, keragaman genetik, heterogenitas, daya sangga genetik. | en_US |
dc.title | Penyelarasan Pertanian Modern dengan Pelestarian Keanekaragaman Hayati | en_US |
dc.type | Article | en_US |