Kajian Pendahuluan Seroprevalensi Toxoplasma pada Ternak Sapi dan Kambing di Wilayah Kerja BVet Bukittinggi Tahun 2019
dc.contributor.author | Inarsih | |
dc.contributor.author | Anindita | |
dc.contributor.author | Santosa | |
dc.contributor.author | Hartini | |
dc.contributor.other | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.date.accessioned | 2022-03-07T04:59:49Z | |
dc.date.available | 2022-03-07T04:59:49Z | |
dc.date.issued | 2020 | |
dc.description.abstract | Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii adalah spesies organisme bersel satu (protozoa) yang hidup sebagai parasit. Toksoplasmosis merupakan penyakit yang dapat diderita semua hewan berdarah panas, termasuk manusia (zoonossis). Kajian kejadian toksoplasmosis pada ternak di wilayah kerja Balai Veteriner (BVet) Bukittinggi menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan karena transmisi penularan ke manusia salah satunya adalah melalui ternak dan produk hasil ternak. Saat ini belum banyak kajian yang disajikan di sektor peternakan terkait kejadian pada ternak beserta sebarannya ditinjau dari segi waktu, tempat dan jenis hewannya di wilayah kerja Bvet Bukittinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan kasus serologis Toxoplasmosis pada ternak. Penelitian ini akan bermanfaat sebagai dasar dalam melakukan surveilans secara sistematis di wilayah kerja BVet Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, sumber data berasal dari data sekunder tahun 2019 hasil pemeriksaan toksoplasma di wilayah Kerja BVet Bukittinggi. Untuk ternak sapi dilakukan kajian secara diskriptif, sedangkan untuk ternak yang berbeda spesies (sapi dan kambing) data yang didapat dianalisis dengan chi-square (χ2) untuk mengukur asosiasinya dan dilanjutkan dengan menghitung Resiko relatif (RR) untuk mengukur kekuatan asosiasi. Perhitungan analisis menggunakan program epi tools pada perbandingan asosiasi ternak yang berbeda spesies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternak kambing lebih beresiko 2,1 x terinveksi toksoplasma dibandingkan sapi (χ2=123.452; P= 0,0001; RR= 2,1; 95% CI= 1,84<RR<2,4). Diskripsi kejadian seropositif toksoplasmosis pada sapi berdasarkan wilayah, propinsi Sumatera barat menempati peringkat pertama (32.77%), diikuti Riau (27.27%); Jambi (22.53%) dan Kepulauan Riau (17.43%). | en_US |
dc.identifier.issn | 2087-1279 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15100 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.subject | Toksoplasmosis | en_US |
dc.subject | Zoonosis | en_US |
dc.subject | Kambing | en_US |
dc.subject | Sapi | en_US |
dc.subject | Balai Veteriner Bukittinggi | en_US |
dc.title | Kajian Pendahuluan Seroprevalensi Toxoplasma pada Ternak Sapi dan Kambing di Wilayah Kerja BVet Bukittinggi Tahun 2019 | en_US |
dc.type | Article | en_US |