Pengembangan Teknologi Pengolahan Tempe Higienis

dc.contributor.authorBudiharti, Uning
dc.contributor.authorSulistyosari, Novi
dc.contributor.authorSirait, Parlahutan
dc.contributor.authorSamudiantono, Arif
dc.contributor.otherBalai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanianen_US
dc.date.accessioned2020-09-17T08:07:48Z
dc.date.available2020-09-17T08:07:48Z
dc.date.issued2012-10
dc.descriptionMesin proses pengolahan tempe adalah mesin pengupas kedelai basah. Mekanisme kerjanya adalah melepaskan kulit ari biji kedelai.en_US
dc.description.abstractIndustri tempe di Indonesia saat ini mencapai 32.171 unit dengan 83.352 orang tenaga kerja. Nilai bahan baku dan bahan pembantu industri ini saja mencapai Rp 54,9 triliun. Sedangkan nilai produksinya sebesar Rp 92,3 triliun dengan nilai tambah mencapai Rp 37,3 triliun. Industri tempe di Indonesia merupakan industri yang dirajai oleh produsen kecil dan menengah yang jumlahnya sangat besar. Namun sebagian besar kondisi industri tempe selama ini masih kurang higienis. Pengolahan dilakukan menggunakan peralatan sederhana, dimana material yang digunakan tidak memenuhi standar food grade. Sementara itu seiring dengan kemajuan teknologi dan ekonomi, maka tuntutan konsumen terhadap produk yang higienis semakin tinggi. Untuk menjaga kehigienisan produk, maka alat mesin yang digunakan pada setiap tahapan metode harus terbuat dari material yang memenuhi standar food grade. Hal yang juga perlu diperhatikan yaitu untuk menjaga lingkungan atau tempat pengolahan tetap dalam keadaan higienis. Model pengembangan yang diterapkan, ditargetkan melalui perbaikan sistem manajemen dan sistem kelembagaan yang melibatkan instansi terkait dengan fungsi masing-masing, yaitu terbentuknya kelompok/lembaga yang dapat membantu dalam menerapkan teknologi pengolahan tempe yang higienis secara berkelanjutan. Koordinasi dilakukan dengan beberapa lembaga daerah terkait diantaranya BPTP memiliki fungsi sebagai pengawal inovasi teknologi, BAPPEDA, Dinas Perindustrian Perdagangan dan koperasi, serta aparat desa (Camat dan Kades) yang berfungsi sebagai Pembina dan Pendamping. Mesin yang diterapkan adalah mesin pengupas kulit ari kedelai, serta alat pendukung lainnya yaitu pemisah kulit ari, rak fermentasi, perata tempe lembaran bahan kripik tempe. Kelebihan mesin pengupas yang diterapkan jika dibandingkan dengan mesin yang ada adalah materialnya terbuat dari material yang food grade yaitu stainless steel dan dalam pengoperasiannya tidak diperlukan penambahan air lagi. Kapasitas kerja mesin ini adalah. Kapasitas pengupasan rata-rata (berdasar input): 374 kg/jam dan (berdasar output): 342 kg/jam dengan persentase kedelai terkupas 98 %.en_US
dc.identifier.isbn978-979-8891-12-0
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/10211
dc.publisherBalai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanianen_US
dc.subjectalat dan mesin pengolahan, tempe, higienisen_US
dc.titlePengembangan Teknologi Pengolahan Tempe Higienisen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
PENGOLAHAN TEMPE HIGIENIS.pdf
Size:
460.33 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
Tempe
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: