Perilaku Konsumen terhadap Jeruk Siam di Tiga Kota Besar Di Indonesia
No Thumbnail Available
Date
2009-03-03
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK. Penelitian diarahkan untuk memperoleh pemahaman tentang perilaku konsumen terhadap jeruk siam asallokal dan impor. Penelitian survai dilaksanakan di 3 kota besar konsumen utama produk hortikultura, yaitu Jakarta(DKI Jaya), Bandung (Jawa Barat), dan Padang (Sumatera Barat) pada bulan Juni-September 2006. Respondenkonsumen adalah 339 ibu rumah tangga yang dipilih secara acak. Alat analisis yang digunakan adalah statistikdeskriptif, analisis conjoint, dan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi jeruk siamsebagian besar konsumen (53,7%) cukup tinggi, yaitu 1-2 kali seminggu. Perkiraan tren peningkatan konsumsi jeruksiam 25-75% dalam 5 tahun ke depan juga dipersepsi oleh 61,3% responden. Segmentasi a priori berbasis peubahdemografis mengindikasikan agar strategi pengembangan jeruk siam lebih diarahkan untuk segmen konsumen/pasaryang memiliki karakteristik: usia 30-39 tahun, pendidikan lebih tinggi dari SLTA, ibu rumah tangga bekerja, jumlahanggota keluarga 3-4 orang, jumlah anggota keluarga dewasa 1-2 orang, jumlah anggota keluarga balita 1-2 orang,dan total pengeluaran antara Rp. 2.500.001,00-Rp. 5.000.000,00/bulan. Atribut rasa dipersepsi konsumen sebagaiatribut paling penting (urutan 1), sedangkan atribut harga/kg dipersepsi sebagai atribut dengan urutan kepentinganterendah (urutan 8). Sementara itu, segmentasi a priori berbasis preferensi mengidentifikasi jeruk siam ideal dengankarakteristik: rasa manis, berserat banyak, kandungan air banyak, dan harga Rp. 4.000,00-Rp. 6.999,00/kg. Segmenkonsumen ini menempatkan atribut kandungan air sebagai faktor terpenting (49,52%), dan berturut-turut diikutioleh rasa (23,32%), harga per kg (16,15%), serta serat buah (11,01%). Analisis tanggap konsumen secara umummengindikasikan bahwa konsumen memberikan tanggapan lebih positif terhadap atribut produk jeruk siam impordibandingkan dengan jeruk siam lokal. Label impor cenderung dipandang sebagai salah satu atribut produk yangmerepresentasikan kualitas, dependabilitas, dan reliabilitas, terutama pada saat informasi tersedia dan upaya promosimengenai jeruk siam lokal relatif terbatas. Secara implisit, hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan impor jeruksiam tidak saja dihela oleh intervensi dan akses pasar (kebijakan), namun juga oleh permintaan konsumen.ABSTRACT. Adiyoga, W., T. Setyowati, M. Ameriana, and Nurmalinda. 2009. Consumer Behavior on Tangerinein Three Big-Cities in Indonesia. This study was aimed to obtain understandings with regard to consumer behaviortoward both local tangerine and imported tangerine. Consumer surveys were carried out in 3 big cities in Indonesia(Jakarta-DKI Jaya, Bandung-West Java, and Padang-West Sumatera) from June to September 2006. Respondents ofthese surveys were 339 household-moms who were randomly selected. Descriptive statistics, conjoint analysis, andcluster analysis were used for data elaboration. The results showed that there was a quite high consumption frequency(1-2 times a week) indicated by 53.7% respondents. Most respondents (61.3%) also expect an increasing tangerineconsumption trend of 25-75% in the next 5 years. A priori segmentation on the basis of demographic variablesindicated that the market development of tangerine was more toward market segment that has characteristics suchas: 30-39 years old, higher than high school education, employed household-mom, 3-4 persons family member, 1-2persons adult family member, 1-2 persons of ≤ 5 years old family member, and total expenditure of Rp. 2,500,001.00-Rp. 5,000,000.00/month. Taste was perceived as the most important attribute (1st rank) while price was consideredthe least important (8th rank). A priori segementation on the basis of consumer preference has identified an idealtangerine that has characteristics such as: sweet taste, high fiber, high water content, and price of Rp. 4,000.00-Rp.6,999.00/kg. This consumer segment considers water content as the most important factor (49.52%) contributes tothe preference, and subsequently followed by taste (23.32%), price (16.15%), and fruit fiber (11.01%). In general,consumers provide more positive opinions regarding some attributes of imported tangerine as compared to thoseof local tangerine. Consumers tend to perceive import label as one of the product attributes that represents quality,dependability, and reliability, especially when available information and promotion efforts of local tangerine wererelatively limited. This result implies that the increasing import of tangerine was not only driven by foreign marketintervention and market access (trade policy), but also by consumer demand.