Kekayaan dan keragaman sumber daya genetik tanaman pangan lokal pada tiga wilayah kabupaten yang berbeda kultur budayanya di Provinsi Jawa Timur
No Thumbnail Available
Date
2015-06
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
IAARD Press
Abstract
Praktek budidaya dalam pertanian beragam terpadu, baik di pekarangan maupun luar pekarangan rumah, dapat menjadi indikator status kekayaan dan keragaman sumber daya genetik tanaman pangan lokal (SDGTPL) di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kekayaan SDGTPL dan nilai keragamannya yang terjadi di Sumenep, Blitar dan Tuban. Ketiga kabupaten ini memiliki kultur budaya yang berbeda berdasarkan dominasi masyarakatnya. Penelitian dilaksanakan dengan metode survai terhadap 30 responden kepala rumah tangga yang memiliki luas lahan pekarangan dan lahan luar pekarangan rumah antara 350 m2–8.500 m2. Data diversitas SDGTPL dianalisis dengan pendekatan Indeks Shanon (H’), sedangkan data tingkat kemiripan struktur spesies menggunakan koefisien Sorenson (SC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah spesies dan aksesi SDGTPL pekarangan dan luar pekarangan rumah berturut-turut 57 species terdiri dari 165 aksesi untuk wilayah kabupaten Sumenep, dan 51 spesies dengan 113 aksesi untuk wilayah kabupaten Tuban dan 63 spesies terdiri dari 154 aksesi di wilayah KabupatenBlitar. Kekayaan SDGTPL di ketiga wilayah ini turun sekitar 22,3–35,8% jika dibandingkan dengan kondisi 5–10 tahun yang lalu. Nilai
koefesien Sorenson (SC) tidak ada yang mendekati 1, maknanya struktur species
SDGTPL di ketiga wilayah tidak sama. Ini menjadi indikator bahwa budaya masyarakat setempat menentukan macam kekayaan dan ragam SDGTPL. Diversitas SDGTPL di ketiga wilayah kabupaten termasuk sedang, kecuali dari kelompok tanaman industri yang divesitasnya sangat rendah. Indek Equalibility (EH) tanaman pangan ketiga wilayah kabupaten yang mendekati nilai 1 menunjukkan tingkat pemerataan spesies antar rumah tangga dalam wilayah relatif sama.
Description
Keywords
Indeks diversitas, sumber daya genetik, tanaman pangan lokal, pekarangan, kultur budaya.