Kemampuan Regenerasi Kalus Segmen Akar pada Beberapa Klon Bawang Putih Lokal Secara In Vitro

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK. Regenerasi tanaman bawang putih dapat dilakukan menggunakan kalus sebagai bahan. Namun metodeini dapat juga digunakan untuk perbanyakan, terutama pada produksi tanaman bebas virus. Tujuan penelitian ialahmemperoleh komposisi media yang sesuai untuk pertumbuhan kalus dan regenerasi beberapa klon bawang putih.Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika mulaiMaret 2005 sampai dengan Agustus 2006. Rancangan yang digunakan adalah acak lengkap faktorial dengan 2perlakuan dan 6 ulangan. Induksi kalus dilakukan pada segmen apikal akar bawang putih yang ditanam secara invitro. Persentase jumlah eksplan yang berkalus cukup tinggi, berkisar antara 70-100% pada media MS+0,2 g/l CH +1 ppm 2.4 D maupun media MS + 1 ppm 2.4 D + 0,1 ppm IAA. Meskipun demikian, hanya 2 klon yang memberikanrespons pertumbuhan dan regenerasi kalus yang lebih baik dibandingkan klon lainnya, yaitu Lumbu Kuning danTawangmangu. Pada fase regenerasi menggunakan media MS + 1 ppm kinetin dan MS + 1 ppm IAA + 10 ppm 2-ip,kalus embrionik dari 2 klon tersebut menghasilkan persentase akar yang paling tinggi, masing-masing sebesar 60dan 70% dengan kisaran jumlah akar/eksplan mencapai 2-6 buah. Jumlah planlet berkisar antara 5-10 buah. Padafase perkembangan selanjutnya umbi mikro terbentuk sempurna.ABSTRACT. Devy, N.F. and Hardiyanto. 2009. Regeneration Capacity of Callus-derived from Root Segmentsof Several Local Garlic Clones. The regeneration of garlic using callus as explants is usually used for breedingprogram such as genetic transformation activities. However, this method can also be used as propagation method,especially for virus-free planting maerials. The experiment was carried out at Tissue Culture Laboratory, IndonesianCitrus and Subtropical Fruit Research Institute from March 2005 to August 2006. The experiment was arranged ina factorial randomized complete design with 2 treatments and 6 replications. The callus induction was derived fromgarlic apical root segment via in vitro. The percentage of total explants that produce callus was very high (70-100%)on both medium MS+0.2 g/l CH + 1 ppm 2,4 D and MS + 1 ppm 2, 4 D + 0.1 ppm IAA. Nevertheless, it was only2 clones that gave better callus growth and regeneration responses than others, these were Lumbu Kuning andTawangmangu. On the subculture medium (MS + 1 ppm kinetin and MS + 1 ppm IAA + 10 ppm 2-ip), the percentageof rooted embryogenic callus of both Lumbu Kuning and Tawangmangu were also high, i.e. 60 and 70% respectivelywith 2-6 roots/explant. Shoots grew as a mass, with total shoots number of 5-10 per a mass. Normal micro bulbletswere produced in the next development phase
Keywords
Allium sativum; In vitro culture; Root callus; Micro bulblets
Citation