Gambaran Makromineral Ca, P, Mg dan K Pada Kasus Distokia, Retensi Plasenta dan Anestrus pada Sapi Betina Peranakan Friesian Holstein (PFH) di Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)
Abstract
Description
Gangguan reproduksi mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan penurunan populasi dan produksi susu, hal ini disebabkan oleh rendahnya status kesehatan hewan maupun kesehatan reproduksinya. Mineral merupakan komponen nutrisi yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan kesehatan, produksi, reproduksi dan kekebalan tubuh seperti metabolisme protein, energi dan biosintesa zat-zat makanan esensial. Ruminansia membutuhkan mineral berupa makromineral seperti kalsium (Ca), phospharus (P), magnesium (Mg), potasium /kalium (K). Defisiensi mineral dapat mengakibatkan penurunan produksi dan gangguan reproduksi pada sapi. Penelitian dilaksanakan di kawasan Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU), Kampung Areng, Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan sapi betina jenis Peranakan Friesian Holstein (PFH), mengalami gangguan reproduksi berupa distokia, retensi plasenta, sedang kasus anestrus, sapi tidak mengalami estrus postpartus lebih dari 3 bulan, umur 3 sampai 10 tahun. Sapi dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 yaitu 7 ekor sapi mengalami distokia, kelompok 2 yaitu 7 ekor mengalami retensi plasenta, kelompok 3 yaitu 7 ekor mengalami anestrus, kelompok 4 yaitu 7 ekor sapi yang tidak mengalami distokia dan retensi plasenta, dan kelompok 5 yaitu 7 ekor sapi yaitu dengan siklus estrus normal. Hasil pemeriksaan mineral sapi jenis PFH kasus distokia menunjukkan kelompok 1 yaitu rata-rata kadar Ca sebesar 8.06 + 3.26 mg/dl, rata-rata kadar P sebesar 10.05 + 2.94 mg/dl, rata-rata Mg sebesar 2.89 + 1.49 mg/dl, rata-rata K sebesar 11.86 + 3.79 mEq/L. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu yaitu rata-rata kadar Ca 11.28 + 2.62.mg/dl, rata-rata kadar P sebesar 7.27 + 1.83 mg/dl, rata-rata Mg sebesar 0.54 + 1.86 mg/dl, rata-rata K sebesar 0.59 + 5.76 mEq/L. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalami kasus distokia dan sapi kontrol tidak memberikan perbedaan nyata terhadap rata-rata kadar kalsium dan fosfor (P>0.05), sedangkan pada nilai rata-rata kadar magnesium dan nilai kalium memberikan perbedaan nyata atau signifikan (P<0.05). Hasil pemeriksaan mineral sapi jenis PFH kasus retensi plasenta menunjukkan kelompok 2 yaitu rata-rata kadar Ca sebesar 8.07 + 4.04 mg/dl, rata-rata kadar P sebesar 8.04 + 2.92 mg/dl, rata-rata Mg sebesar 2.29 + 0.12 mg/dl, rata-rata K sebesar 9.27 + 1.71mEq/L. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu yaitu rata-rata kadar Ca 11.28 + 2.62.mg/dl, rata-rata kadar P sebesar 7.27 + 1.83 mg/dl, rata-rata Mg sebesar 0.54 + 1.86 mg/dl, rata-rata K sebesar 0.59 + 5.76 mEq/L. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalami kasus retensi plasenta dan sapi kontrol memberikan perbedaan tidak nyata terhadap rata-rata kadar kalsium, nilai fosfor dan magnesium (P>0.05), sedangkan pada nilai rata-rata kadar kalium memberikan perbedaan nyata atau signifikan (P<0.05). Hasil pemeriksaan mineral sapi jenis PFH kasus anestrus menunjukkan kelompok 3 yaitu rata-rata kadar Ca sebesar 9.77 + 4.69 mg/dl, rata-rata kadar P sebesar 11.06 + 5.43 mg/dl, rata-rata Mg sebesar 2.23 + 0.12 mg/dl, rata-rata K sebesar 9.77 + 1.93 mEq/L. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 5 yaitu yaitu yaitu rata-rata kadar Ca 9.53 + 1.83.mg/dl, rata-rata kadar P sebesar 11.06 + 5.43 mg/dl, rata-rata Mg sebesar 3.03 + 0.43 mg/dl, rata-rata K sebesar 5.79 + 0.49 mEq/L. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalami kasus retensi plasenta dan sapi kontrol memberikan perbedaan tidak nyata terhadap rata-rata kadar kalsium, nilai fosfor dan magnesium (P>0.05), sedangkan pada nilai rata-rata kadar kalium memberikan perbedaan nyata atau signifikan (P<0.05). Kesimpulan penelitian ini yaitu kadar kalsium mengalami penurunan sedang kadar fosfor, magnesium, kalium mengalami peningkatan pada kasus distokia, retensi plasenta dan anestrus.
Keywords
Distokia, retensi plasenta, anestrus, kalsium, fosfor, magnesium, kalium
Citation
URI