Program Pembangunan Kampung: Perspektif Fungsional dan Konflik dalam Konstruksi Sosial Masyarakat Suku Arfak di Kabupaten Manokwari

dc.creatorTriman Tapi
dc.creatorYohanis Yan Makabori
dc.date2021-12-31
dc.date.accessioned2022-09-26T08:25:37Z
dc.date.available2022-09-26T08:25:37Z
dc.descriptionPerbandingan perspektif jadi alibi terhambatnya proses pembangunan. Pemerintah pusat, provinsi serta kabupaten sudah berupaya mempraktikkan beberapa program pembangunan. Pemerintah cenderung dominan pada nasionalisme dalam modernisasi, memandang Papua sebagai objek, yang kontras dengan budaya lokal masyarakat. Oleh sebab itu, musyawarah politik mengambil keputusan buat menuntaskan perspektif tersebut dengan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 mengenai kebijakan otonomi khusus yang berdampak dependensi adat sebagai motor penggerak roda pembangunan di Papua. Teori utama berasal dari perspektif fungsionalisme dan perspektif konflik (Mooney et al. 2007).  Makalah ini membahas perspektif konstruksi sosial masyarakat suku Arfak di tiga kampung yaitu Sairo, Hangouw dan Indesey. Metode deskriptif dengan sampel purposif digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data dari responden. Pengumpulan informasi menggunakan kuesioner, diskusi terfokus, observasi, serta wawancara. Secara fungsional, implementasi program pembangunan dilakukan berdasarkan alur perencanaan pembangunan yang disetujui oleh penguasa wilayah serta penguasa lokal dengan diketahui oleh pemerintah provinsi dan pusat selaku pemberi tanggung jawab. Program- program yang diprioritaskan antara lain pembangunan infrastruktur dasar kampung, perumahan, sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) serta air bersih. Ranah konstruksi sosial yaitu Aske siros (kemajuan), Oru Eimofoj (menunggu bantuan), Monuh, Ofojingki/Mendes Efes, Ororoisa.  Perspektif konflik mengungkapkan terdapat pembatasan kuota partisipasi serta sosialisasi program kepada masyarakat, serta ketidakterbukaan mengenai anggaran program. Selanjutnya, konsep Aske Siros tidak berjalan sesuai makna sebenarnya.  Konsep tersebut didominasi oleh penguasa lokal, sementara kepada masyarakat lainya yaitu Oru Eimofoj.  Secara fungsional, program pembangunan yang diimplementasikan menguntungkan sebagian oknum tertentu dan menimbulkan ketidakmerataan serta friksi dalam perihal menikmati dan memanfaatkan anggaran maupun program pemerintah.                                en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/204
dc.identifier10.47687/jt.v12i2.204
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/17615
dc.languageeng
dc.publisherPoliteknik Pembangunan Pertanian Manokwarien-US
dc.relationhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/204/177
dc.rightsCopyright (c) 2021 JURNAL TRITONen-US
dc.rightshttps://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0en-US
dc.sourceJURNAL TRITON; Vol 12 No 2 (2021): JURNAL TRITON; 27-37en-US
dc.source2745-3650
dc.source2085-3823
dc.source10.47687/jt.v12i2
dc.subjectPerspektifen-US
dc.subjectKonfliken-US
dc.subjectFungsionalen-US
dc.subjectProgram pembangunan kampungen-US
dc.subjectKonstruksi sosialen-US
dc.titleProgram Pembangunan Kampung: Perspektif Fungsional dan Konflik dalam Konstruksi Sosial Masyarakat Suku Arfak di Kabupaten Manokwarien-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
204-Article Text-1422-3-10-20220109.pdf
Size:
380.38 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
Collections