Analisis Daya Saing Usaha Tani Jagung di Indonesia
dc.contributor | id-ID | |
dc.creator | Suryana, Achmad; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian | |
dc.creator | Agustian, Adang; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian | |
dc.date | 2016-08-10 | |
dc.date.accessioned | 2018-06-04T07:38:03Z | |
dc.date.available | 2018-06-04T07:38:03Z | |
dc.date.issued | 2016-08-10 | |
dc.date.issued | 2014 | |
dc.description | Jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras yang berperan dalam menunjang ketahanan pangan, kecukupan pasokan pakan ternak, dan bahkan akhir-akhir ini dijadikan sebagai bahan baku energi alternatif (biofuel). Pentingnya peran jagung dalam sistem pangan nasional tercermin dari kebijakan pemerintah saat ini yang menargetkan pencapaian swasembada jagung dalam tiga tahun atau pada tahun 2017. Untuk merumuskan kebijakan operasional pencapaian swasembada jagung yang akurat diperlukan berbagai informasi, di antaranya mengenai kinerja usahatani dan dayasaing komoditas ini. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat profitabilitas usahatani, dayasaing, dan strategi peningkatan dayasaing usahatani jagung menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM). Data utama yang digunakan adalah struktur ongkos usahatani 2011/2012 dari Badan Pusat Statistik. Hasil kajian menunjukkan bahwa usahatani jagung di Indonesia menguntungkan, dengan keuntungan finansial sekitar Rp6,7 juta/ha dengan R/C rasio sebesar 1,73; dan secara ekonomi keuntungannya mencapai Rp8,7 juta/ha dengan R/C rasio sebesar 1,90. Usahatani jagung secara nasional juga memiliki dayasaing kuat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien DRCR dan PCR masing-masing sebesar 0,48, dan 0,54. Dengan demikian, usahatani jagung efisien secara ekonomi dan finansial atau memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan operasional bagi peningkatan produksi jagung untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, bahkan untuk ekspor. Untuk mendorong peningkatan produksi jagung, selain kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan dayasaing pada subsistem produksi, kebijakan perlu juga diarahkan untuk memperbaiki efisiensi dan keragaan pada subsistem agrbisnis lainnya. | id-ID |
dc.format | application/pdf | |
dc.identifier | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/akp/article/view/3862 | |
dc.identifier | 10.21082/akp.v12n2.2014.143-156 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/4478 | |
dc.language | ind | |
dc.publisher | Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian | en-US |
dc.relation | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/akp/article/view/3862/3209 | |
dc.rights | Copyright (c) 2016 Analisis Kebijakan Pertanian | en-US |
dc.source | 2549-7278 | |
dc.source | 1693-2021 | |
dc.source | Analisis Kebijakan Pertanian; Vol 12, No 2 (2014): Analisis Kebijakan Pertanian; 143-156 | en-US |
dc.source | Analisis Kebijakan Pertanian; Vol 12, No 2 (2014): Analisis Kebijakan Pertanian; 143-156 | id-ID |
dc.title | Analisis Daya Saing Usaha Tani Jagung di Indonesia | id-ID |
dc.type | info:eu-repo/semantics/article | |
dc.type | info:eu-repo/semantics/publishedVersion |