Browsing by Author "subekti, agus"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenerapan metode sri (system of rice intensification) dalam produksi benih sumber padi situ bagendit di Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) Pratiwi; subekti, agus; Permana, dadan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratIndustri perbenihan padi mempunyai peranan yang penting dalam ketersediaan benih nasional. Komponen teknologi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas padi. Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sudah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi dibandingkan metode konvensional petani. Munculnya metode baru yaitu SRI (System of Rice Intensification) dapat memberikan gambaran mengenai metode peningkatan produksi padi yang optimal. Metode SRI ini dapat diterapkan dalam produksi benih sumber padi guna meningkatkan hasil produksi. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui aplikasi metode SRI dalam produksi benih sumber padi. Pengkajian dilaksanakan di Kelompok Tani Sinar Pagi II, desa Nyarumkop, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, pada MH 2012/2013, dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai dengan April 2013. Varietas yang digunakan adalah Situbagendit. Perlakuan dalam pengkajian ini adalah metode SRI yang dibandingkan dengan konvensional oleh petani, dimana masing-masing perlakuan seluas 0,5 hektar. Teknologi PTT diterapkan dalam kedua metode yang dikaji. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar parameter yang diamati tidak menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada parameter tinggi tanaman, jumlah malai per tanaman dan berat gabah per malai. Namun hasil GKP menunjukkan bahwa metode SRI mampu memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Metode SRI mampu memproduksi padi sebesar 6,4 ton/ha dan metode konvensional mampu memproduksi padi sebesar 4,5 ton/ha. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa metode SRI belum mampu memberikan hasil yang optimal dalam peningkatan produksi padi walaupun provitas nya lebih tinggi dan dapat disimpulkan bahwa metode SRI dapat digunakan sebagai alternatif dalam produksi benih sumber padi karena dapat meningkatkan hasil produksi.
- ItemStandar operasional prosedur pengenalan dan pengendalian belalang kumbara(BPTP Kalimantan Barat, 2006) subekti, agus; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barathama belalang kumbara merupakan hama yang sangat ganas dan akibat yang di timbukan oleh serangan belalang kumbara yaitu rusak dan terjadinya penurunan produksi tanaman pangan padi dan jagung yang di usahakan petani kerugian lainnya adalah memaksa petani untuk menunda waktu tanam
- ItemVariabilitas tanaman buah-buahan spesifik lokasi Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) subekti, agus; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratTujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui variabilitas plasma nutfah tanaman buah lokaldi Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Sanggau, dan Kubu Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan sampel petani yang dipilih sebanyak 30 sarnpel berada dalam satu wilayah administrasi. Data hasil inventarisasi di analisis dengan analisis Diversitas menggunakan Indeks Shanon. Untuk mengetahui tingkat kemiripan struktur spesies antar 2 wilayah digunakari koefisien Sorenson (SC). Hasil penelitian menunjukkan bahw9 : 1) Spesies tanaman buah yang ada di KalimantanBarat adalah berjumlah 118 spesies yang tersebar di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Pontianak 63 spesies, Kabupaten Sanggau 73 spesies, Kabupaten Bengkayang 60 spesies, dan Kabupaten Kubu Raya 56 spesies. 2) Berdasarkan indeks Shannon (H) menunjukkan bahwa keragaman spesies tanaman buah tertinggi ada di Kabupaten Sanggau dan terendah di Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan berdasarkan indeks kesamaan (EH) tertinggi 0,68 ada di Kabupaten Sanggau, ini menurtjukkan bahwa di Kabupaten Sanggau kelimpahan semua spesies tanaman buah lebih banyak dibandingkan Kabupaten lainnya. 3) Berdasarkan Nilai Koefisien Sorenson diketahui bahwa tingkat kemiripan spesiesi tanaman buah tertinggi ada pada Kabupaten Pontianak dengan Kabupaten Bengkayang (0,73) , sedangkan tingkat kemiripan spesies terendah ada pada Kabupaten Sanggau dengan Kabupaten Kubu Raya (0,60)