Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Yusmani Prayogo"

Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Inovasi Teknologi Budidaya untuk Peningkatan Produktivitas Kedelai
    (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, 2016-12-16) Didik Harnowo; Gatut Wahyu Anggoro Susanto; Yusmani Prayogo
    Saat ini produktivitas nasional kedelai baru mencapai 1,5 t/ha dengan kisaran 0,8-2,3 t/ha di tingkat petani, sedangkan di tingkat penelitian sudah mencapai 1,7-3,2 t/ha, bergantung pada kondisi lahan dan teknologi yang diterapkan. Angka ini menunjukkan bahwa produktivitas kedelai di tingkat petani masih bisa ditingkatkan melalui inovasi teknologi. Peningkatan produksi kedelai dilakukan melalui: (1) Peningkatan produktivitas dan peningkatan areal tanam, (2) Peningkatan indeks tanam (IP) di lahan sawah irigasi dan tadah hujan, lahan kering yang diberakan dengan sistem monokultur dan tumpangsari, pada areal perkebunan atau, hutan yang belum menghasilkan. Balitkabi adalah UPT Badan Litbang Pertanian yang mempunyai tugas untuk meneliti dan mengembangkan komoditas aneka kacang dan umbi, termasuk tanaman kedelai. Penelitian komoditas kedelai diarahkan untuk perakitan varietas unggul baru, perakitan teknologi budidaya spesifik lokasi, produk pendukung seperti pupuk organik, biopestisida yang ramah lingkungan. Balitkabi juga ditugasi memproduksi benih sumber kedelai (BS dan FS). Hasil penelitian selama kurun waktu 2005- 2014 dituangkan dalam buku Inovasi Teknologi Budidaya kedelai ini, sebagai bahan referensi pengembangan peningkatan produksi kedelai di tanah air kita tercinta ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada peneliti yang telah berupaya keras untuk menghasilkan inovasi teknologi produksi budidaya kedelai. Kepada tim yang telah membantu penyusun buku Inovasi Teknologi Budidaya Kedelai ini (Prof.Dr. Marwoto, Prof.Dr. Subandi, dan Dr. M. Muchlish Adie serta Ir. Achmad Winarto) disampaikan penghargaan yang setinggi tingginya. Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Kepala Badan Litbang Pertanian, Bapak Kepala Puslitbangtan yang telah memberikan bimbingan dan dorongan semangat yang tinggi kepada kami untuk berkarya demi negara tercinta ini. iii Kami mewakili karyawan/karyawati Balitkabi mohon maaf jika masih ada kekurangan. Saran-saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Lecanicillium lecanii sebagai Bioinsektisida untuk Pengendalian Telur Hama Kepik Coklat pada Kedelai
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2010-12-15) Yusmani Prayogo
    Kepik coklat (Riptortus linearis) merupakan salah satu hama pengisap polong kedelai yang sangat penting karena mampu menurunkan hasil hingga 80%. Aplikasi pestisida hanya dapat membunuh stadia nimfa dan imago, sedangkan stadia telur masih bertahan dan berkembang sehingga populasi kepik coklat di lapangan masih sulit dikendalikan. Lecanicillium lecanii merupakan salah satu jenis cendawan entomopatogen yang bersifat ovisidal terhadap telur kepik coklat dan cukup efektif untuk mengendalikan hama ini pada stadia telur. Kelebihan cendawan tersebut adalah mampu menginfeksi seluruh stadia kepik coklat, mulai dari telur, nimfa, hingga imago. Telur kepik coklat merupakan stadia yang prospektif jika dikendalikan dengan cendawan L. lecanii dibandingkan dengan stadia nimfa maupun imago, karena telur tidak bergerak sehingga suspensi konidia yang diaplikasikan mudah mengenai sasaran. Cara memperoleh isolat L. lecanii virulen dapat dilakukan melalui isolasi dari serangga yang terinfeksi, dari dalam tanah, dan menggunakan metode pengumpanan serangga (insect baiting). Efikasi L. lecanii dipengaruhi oleh virulensi isolat, kerapatan konidia yang diaplikasikan, umur telur setelah diletakkan imago, dan sumber isolat cendawan. Cendawan L. lecanii mudah ditumbuhkan pada berbagai jenis media alami seperti beras, jagung, biji kacang-kacangan termasuk kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah. Pada umur 21 hari setelah ditumbuhkan pada media alami, koloni cendawan sudah cukup untuk memproduksi konidia yang dapat digunakan sebagai organ infektif pengendalian hama sasaran. Biakan cendawan harus dicampur dengan air untuk merontokkan konidia yang terbentuk, selanjutnya ditambahkan bahan perekat untuk melindungi viabilitas cendawan di lapangan. Pengendalian telur kepik coklat dianjurkan pada telur yang baru diletakkan imago (0-2 hari) menggunakan kerapatan konidia L. lecanii 108/ml. Pada varietas Wilis, kondisi tersebut di lapangan umumnya terjadi pada tanaman yang berumur di atas 35 hari setelah tanam (HST). Aplikasi cendawan L. lecanii tidak berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup serangga predator di pertanaman kedelai, khususnya Oxyopes javanus Thorell. Fakta ini ditunjukkan oleh aplikasi suspensi konidia L. lecanii yang diaplikasikan tidak mematikan imago predator hingga 30 hari setelah aplikasi. O. javanus merupakan salah satu predator yang mempunyai kemampuan predasi cukup tinggi dalam memangsa beberapa jenis hama utama kedelai, terutama kepik coklat. Ditinjau dari beberapa kelebihan dan keunggulan, L. lecanii prospektif dikembangkan sebagai bioinsektisida dalam komponen pengelolaan hama terpadu (PHT), khususnya kepik coklat pada kedelai.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Pengendalian Dini Hama Kepik Coklat pada Kedelai dengan Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Lecanicillium lecanii
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2011-12-16) Yusmani Prayogo
    Kepik coklat (Riptortus linearis) merupakan salah satu hama pengisap polong kedelai yang sangat penting karena serangannya dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%. Pengendalian kepik coklat menggunakan insektisida kimia kurang efektif karena hanya mampu membunuh stadia nimfa dan imago. Lecanicillium lecanii merupakan cendawan entomopatogen yang cukup potensial digunakan sebagai agens pengendalian telur kepik coklat karena mampu menggagalkan penetasan telur (ovicidal). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kerentanan berbagai umur telur kepik coklat terhadap infeksi cendawan L. lecanii. Penelitian dilakukan di laboratorium patologi serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor dan laboratorium biologi LIPI (Cibinong) dari bulan Juli sampai September 2008. Perlakuan adalah perbedaan umur telur kepik coklat setelah diletakkan imago, yaitu: (1) < 1 hari (baru diletakkan), (2) 1 hari, (3) 2 hari, (4) 3 hari, (5) 4 hari, (6) 5 hari, dan (7) 6 hari. Setiap unit perlakuan adalah 100 butir telur kepik coklat diletakkan di dalam cawan Petri yang berdiameter 18 cm kemudian disemprot dengan suspensi konidia L. lecanii menggunakan kerapatan konidia 107/ml. Dosis aplikasi adalah 2 ml per 100 butir telur per perlakuan per ulangan. Hasil penelitian menunjukkan, semakin tua umur telur kepik coklat semakin tahan terhadap infeksi L. lecanii. Telur yang baru diletakkan imago (umur 1 hari) sangat rentan terhadap infeksi L. lecanii, sedangkan telur yang berumur empat, lima, dan enam hari sangat tahan. Telur kepik coklat yang terinfeksi cendawan L. lecanii menjadi terlambat menetas hampir enam hari. Jika kejadian ini berlangsung di lapangan maka sangat menguntungkan bagi keselamatan polong dan biji kedelai dari serangan kepik coklat. Setiap telur kepik coklat yang tidak menetas akibat infeksi L. lecanii mampu memproduksi konidia hingga mencapai di atas 7,25 x 106/ml, yang merupakan sumber inokulum potensial untuk transmisi dan diseminasi patogen ke inang yang baru sehingga menciptakan epizooti di lapangan. Untuk menekan populasi kepik coklat hingga di bawah nilai ambang kendali dianjurkan aplikasi cendawan L. lecanii mulai umur 35 hari setelah tanam (HST) pada saat imago datang pertama kali untuk meletakkan telurnya
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PENYAKIT UTAMA KEDELAI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT DAN TEKNOLOGI PENGENDALIANNYA
    (Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2014) S. Asikin; Yusmani Prayogo
    Budi daya kedelai di lahan rawa pasang surut menghadapi problema antara in kesuburan tanah, varietas dan serangan hama dan penyakit. Penyakit ama yang sering menyerang pertanaman kedelai di lahan rawa pasang rut adalah: bakteri hawar, virus belang samar karat, antraknose, bakteri stule, sklerotium, Cercospora sp, virus musaik kuning, dan virus kerdil delai. Inovasi teknologi pengendalian penyakit-penyakit tersebut antara in; penggunaan varietas tahan/toleran, mekanis, kultur teknis, sanitasi, ngisida nabati dan fungisida sintetik

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback