Browsing by Author "Yasin, Muhammad"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya, Penyakit Bulai dan Deskripsi Varietas Jagung(BPTP KalSel, 2015-07) Yasin, Muhammad; Muhammad Azrai; Muhammad Aqil; BPTP KalSelTulisan ini disusun berdasarkan atas studi pustaka, dan penelusuran internet tentang budidaya tanaman jagung yang baik dan cara mengatasi organisme pengganggu tanaman (OPT) utamanya penyakit bulai....
- ItemPerakitan Varietas Unggul Jagung Fungsional(IAARD Press, 2014) Yasin, Muhammad; Sumarno; Nur, AminBuku Varietas unggul jagung fungsional ini diharapkan dapat memberi sumbngan bagi pengembangan jagung dalam upaya peningkatan produksi menuju swasembada berkelanjutan
- ItemSIMULASI VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI MENGGUNAKAN MODEL SISTEM DINAMIK(Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, ) Hasbianto, Agus; BALITKABI; Yasin, Muhammad
- ItemTeknologi multiplikasi vegetatif tanaman budi daya(IAARD Press, 2016) Limbongan, Jermia; Yasin, Muhammad
- ItemUNGGAS RAWA DAN UPAYA PELESTARIANNYA DI KALIMANTAN SELATAN(Balittra, 2017) Suryana; Yasin, Muhammad; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLahan rawa di Kalimantan Selatan selain dimanfaatkan untuk usaha pertanian terpadu, juga merupakan salah satu habitat dan tempat fenberkembangbiak jenis ternak sumber plasma nutfah seperti kerbau kalang/rawa (Bubalus carabanensis), danitik Alabio(Anas platyrhynchosborneo), serta unggas rawa liar lainnya di antaranya adalah burung Belibis (Dendrocygna javanica), yang hidup di perairan tawar, rawa-rawa dan semak-semak pohon, dan mempunyai potensi sebagai alternatif penghasil daging, Burak-burak, Blekok, Bangau dan lainnya. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan informasi tentang potensi unggas rawa dan upaya pelestariannya di Kalimantan Selatan Unggas rawa selain itik Alabio dalam perkembangnannya belum dilakukan upaya domestikasi dan penangkaran seperti halnya itik Alabio. Itik Alabio memiliki potensi sebagai penghasil telur produktif dan daging (dual purpose).Populasi itik Alabiodi Kalimantan Selatan tahun 2016 sebanyak 4.182.1704 ekor, dengan tingkat pertumbuhan 4,54%.Untuk mengantisipasi terjadinya penggerusan materi genetik ternak lokal Indonesia, dilakukan program pewilayahan yang dibagi atas: a) wilayah sumber bibit, yang bersifat pengembangbiakan secara murni, dengan mempertimbangkan jenis ternak dan rumpun, agroklimat, kepadatan penduduk, sosial ekonomi, budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi,yakni a) wilayah sebagai sentra penghasil bibit, b) wilayah produksi, pengembangbiakan dengan tujuan komersial yang memungkinkan menggunakan teknik-teknik perkawinan silang dan penggemukan, terutama penghasil telur konsumsi dan itik potong, dan c) wilayah konservasidengan melakukan penangkaran hewan/ternak asli yang masih ada, atau hasil dari suatu wilayah sumber bibit, baik konservasi secara in-situ maupun ex-situ.