Browsing by Author "YULIANTI, Titiek"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemDAMPAK LAHAN LINCAT TERHADAP PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TEMBAKAU TEMANGGUNG DAN UPAYA PENGENDALIANNYA(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2008) YULIANTI, Titiek; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratLahan lincat adalah nama lokal untuk menggambarkan lahan yang tidak produktif untuk tanaman tembakau te-manggung. Penyebab terjadinya lahan lincat selain karena degradasi lahan (penurunan kesuburan tanah akibat erosi), juga serangan patogen yang saling berinteraksi antara Ralstonia solanacearum, Phytophthora nicotianae, dan Meloido-gyne spp. Kematian tanaman tembakau meningkat dari 44–67% pada tahun 1996, 38–83% pada tahun 1997, sampai 63–85% pada tahun 1998. Penyebarannyapun terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990 lahan lincat seluas 3.901 ha (31,6% dari keseluruhan areal tembakau) berkembang menjadi + 6.000 ha (50% dari lahan tegal) pada tahun 1995. Pada tahun 1996 kerugian yang diakibatkan oleh penyakit ini sudah di atas Rp18 miliar, diperkirakan kerugian-nya terus meningkat sampai saat ini. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan, antara lain dengan teknologi: kon-servasi lahan, penggunaan varietas tahan, dan penggunaan mikrobia antagonis. Perpaduan ketiga komponen teknologi tersebut mampu menurunkan serangan sampai 44% dan meningkatkan hasil rajangan kering 31% dan meningkatkan mutu tembakau sampai 8%. Makalah ini membahas permasalahan lahan lincat dan dampak yang diakibatkan terhadap produksi tembakau serta upaya pengendalian yang pernah dilaksanakan dan arah pengendalian di masa yang akan datang.
- ItemPATOGENISITAS Sclerotium rolfsii, Rhizoctonia solani, DAN R. bataticola DARI BEBERAPA SUMBER INOKULUM TERHADAP KECAMBAH WIJEN (Sesamum indicum L.)(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) YULIANTI, Titiek; Cece Suhara; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratSclerotium rolfsii, Rhizoctonia solani, dan R. bataticola merupakan patogen penyebab rebah kecambah wijen. Gejala yang ditimbulkan adalah benih mati sebelum berkecambah atau muncul ke permukaan tanah atau kecambah rebah/layu. Uji patogenisitas jamur-jamur tersebut terhadap kecambah wijen dilakukan untuk mengetahui media yang paling baik untuk memperbanyak patogen dan dalam menyebabkan penyakit. Media yang diuji adalah media pasir jagung, biji kapas, gabah beras, dan sekam. Kecambah yang terserang S. rolfsii paling banyak (87,3%) ketika biji wijen ditanam dalam pasir yang diinfestasi oleh S. rolfsii yang dibiakkan pada media sekam atau biji kapas. Sedangkan untuk R. solani media terbaik adalah biji kapas atau pasir jagung dengan keparahan penyakit yang ditimbulkan masing-masing (100%) dan 93,3%. Media terbaik untuk R. bataticola adalah sekam. Namun, jamur-jamur tersebut memiliki patogeni-sitas yang tinggi dan tidak berbeda ketika diinokulasikan ke benih wijen yang ditanam pada media water agar.
- ItemPENYAKIT BUSUK ARANG PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) YULIANTI, Titiek; Supriyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenyakit busuk arang yang disebabkan oleh Rhizoctonia bataticola, merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis ketika kondisi lingkungan kering dan panas. Pada tanaman jarak pagar, penyakit ini pertama kali dite-mukan di KP Ngemplak-Pati. Observasi di lapangan menunjukkan bahwa bibit jarak pagar yang berasal dari setek cen-derung lebih rentan dibandingkan yang berasal dari biji. Jamur ini memiliki inang yang cukup banyak. Dari pengujian patogenisitas jamur terhadap jagung, kedelai, wijen, kacang tanah, bunga matahari, kapas, jarak kepyar, dan jarak pagar diketahui bahwa R. bataticola menyerang semua tanaman tersebut. Pemberian ekstrak nabati pada medium tumbuh ja-mur mampu menghambat pertumbuhan. Mimba merupakan ekstrak nabati terbaik dalam menghambat pertumbuhan ja-mur.
- ItemPENYAKIT TANAMAN KENAF DAN PENGENDALIANNYA(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2009) YULIANTI, Titiek; Supriyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat