Browsing by Author "Wiyono, Joko"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
- ItemDesain dan Uji Kinerja Laboratorium Unit Pengangkat Serasi Tebu Pada Mesin Pencacah Serasah Tebu(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2011-10) Wiyono, Joko; Hermawan, Wawan; P, Radite; Setiawan, A.; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenanganan limbah tebu (serasah) selama ini melalui pembakaran tidak membantu kesuburan tanah. Diperlukan mesin pengumpul dan pencacah serasah tebu. Tujuan dari perekayasaan adalah untuk merancang bangun mesin pengangkat serasah tebu. Mesin pengumpul dan pencacah tumpukan serasah tebu merupakan bagian dari mesin pencacah serasah biomass tebu. Rancangan unit pengangkat serasah terdiri atas bagian penarik dan penyalur. Pertimbangan disain mesin berdasarkan data ciri fisik tumpukan serasah dan kondisi lahan. Rata-rata kerapatan isi serasah tebu di lahan adalah 7,71 kg/m3, rata-rata tekanan pemadatan tumpukan serasah dari ketebalan 40 cm ke 30 cm adalah 50,65 N/rn2 dan pemadatan tumpukan serasah dari ketebalan 27 cm ke 8 cm adalah 1.166,60 Nim2. Unit pengangkat serasah tebu terdiri atas komponen silinder penarik, komponen penyalur, komponen cover, rangka dan komponen transmisi. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian IPB dengan sampel serasah dari kebun PG Subang. Pengujian dilakukan dalam 6 variasi tingkat penarik (ranking index: 1, 2, 3, 4, 5 dan 6) dan 3 variasi tingkat penyaluran (conveying index: 1, 1,14 dan 1,20). Dalam pengujian, kerapatan isi serasah tebu dikondisikan 8 kg/m3 dan kecepatan pengumpanan serasah tebu adalah 0,3 m/s. Hasil pengujian menunjukan bahwa silinder penarik dan konveyor dapat bekerja dengan baik. Kapasitas kerja unit pengangkat serasah tebu adalah 1.964,76-2.101,25 kg/jam. Rata-rata kebutuhan daya pemutar silinder penarik adalah 18 Watt. Rata-rata kebutuhan daya penyaluran (konveyor) adalah 98 Watt. Rata-rata kebutuhan daya pengangkatan serasah tebu adalah 116 Watt. Persentase serasah tertinggal di silinder penarik berkisar 1,5-3,7% dan 3,13-9,20% pada konveyor.
- ItemDesain dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik Tri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemDesign dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemModifikasi Mesin Panen Tipe Kombinasi untuk Tanamn Padi dan Jagung(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2019-10-05) Triwahyudi, Sigit; Wiyono, Joko; Sasmito, ,Donny Anggit; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPada Tahun 2016, BBP Mektan telah merekayasa mesin pemanen jagung tipe kombinasi (corn combine harvester) yang merupakan modifikasi dari mesin pemanen padi namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan, terutama pada kecepatan kerja dan kapasitas kerjanya. Tujuan kegiatan ini adalah memodifikasi beberapa komponen mesin panen padi tipe kombinasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mesin panen jagung. Modifikasi pada bagian pembawa (conveyor), unit perontok dan unit pembersih. Pada pengujian unjuk kerja di Klaten pada kondisi kadar air jagung 25,27%, didapatkan kapasitas kerja sebesar 4,98 jam/ha pada kecepatan kerja 2,24 km/jam, dengan kondisi hasil panen tingkat kebersihan 99,66%, tingkat kerusakan biji 1,20% dan susut hasil (losses) sebesar 2,58%. Pada pengujian ini mesin panen juga dicoba kan untuk memanen padi. Pada kondisi kadar air saat panen sebesar 22,6%, dengan kecepatan kerja pemanenan rata-rata 2,47 km/jam didapatkan kapasitas kerja sebesar 4,19 jam/ha, susut hasil 2,47% dan tingkat kebersihan 98,5%. Hasil uji di grobogan, kondisi kadar air jagung 24,95% dengan kondisi tanaman jagung dipotong pucuknya adalah kapasitas kerja sebesar 5,4 jam/ha pada kecepatan kerja 2,22 Km/jam, tingkat kebersihan 99,47%, tingkat kerusakan biji 1,29% dan susut hasil (losses) sebesar 2,84%. Sedangkan hasil uji di kabupaten Serang Banten pada kondisi kadar air jagung 28,5% dengan kondisi tanaman jagung masih ada pucuknya. Didapatkan kapasitas kerja sebesar 5,4 jam/ha pada kecepatan kerja 2,14 km/jam, dengan kondisi hasil panen tingkat kebersihan 97,70%, tingkat kerusakan biji 1,70% dan susut hasil (losses) sebesar 2,92%.
- ItemPengembangan Mesin Fertigasi Untuk Tanaman Hortikultura Pada Lahan Wara Lebak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-04) Harmanto, Harmanto; Wiyono, Joko; Prabowo, Agung; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianTanaman hortikultura berupa sayuran dan buah semusim dapat dibudidayakan di lahan rawa lebak (bagian guludan) saat musim kemarau apabila lahan sudah ditata dengan sistem surjan. Usaha tani hortikultura ini cukup banyak memerlukan modal dan tenaga kerja, sehingga pemilihan teknologi pengelolaan air dan pemberian pupuk yang tepat perlu dilakukan secara efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk merekayasa dan mengembangkan mesin fertigasi pada lahan terbuka di lahan rawa lebak untuk usahatani hortikultura. Mesin tersebut merupakan hasil modifikasi prototipe I mesin fertigasi untuk greenhouse. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga prototipe mesin fertigasi modifikasi ini dapat ditekan hingga 25% dibandingkan harga prototipe I. Mesin ini juga mampu mencampur 3 (tiga) jenis pupuk sekaligus dan menakar dosis pupuk menurut nilai EC dan pH, menjadi lebih sederhana dan mudah. Pengaturan sensor EC dalam sistem kontrol dosis pupuk juga masih memerlukan perbaikan. Dalam penerapan di lokasi lahan rawa lebak, aplikasi mesin fertigasi ini mampu menjamin hasil panen cabe.
- ItemPengembangan Paket Teknologi Mesin Perontok Padi Lipat di Daerah Terasering untuk Menekan Losses dan Mengurangi Kejernihan Kerja(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Sulistiadji, Koes; Wiyono, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMerontok padi secara mekanis menggunakan mesin perontok selain mampu menekan besarnya angka losses, juga mampu mengurangi kejerihan kerja. Mendekatkan mesin perontok ke areal panen akan menekan besarnya angka losses yaitu mengurangi susut tercecer saat pengangkutan menuju tempat perontokan dan untuk daerah terasering hal ini sulit dilakukan karena belum tersedianya mesin perontok dengan mobilitas tinggi. Mesin Perontok yang populer dan beredar di pasaran adalah mesin perontok dengan kapasitas kerja besar yaitu 600 kq/jam, dengan power antara 5.5 HP sampai 7,5 HP dan akan menjumpai kesulitan bila dioperasikan di daerah sawah terasering, karena bobotnya yang cukup berat dan tidak tersedianya jalan yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan desain prototipe mesin perontok padi lipat bermotor, dengan kriteria parameter desain : (a) kecepatan putar optimum drum perontok 300 rpm, (b) kapasitas kerja teoritis 200 sampai 300 kg per jam untuk komoditas padi, (c) bobot keseluruhan prototipe relatif ringan, (d) menggunakan penggerak motor bensin 3.5 Hp, 4000 rpm dan (e) mampu mengurangi kejerihan kerja relatif dibanding cara gebot. Rancang bangun prototipe mesin perontok padi lipat bermotor telah dilakukan dengan dasar kriteria yang telah ditentukan. Komponen drum perontok digunakan bahan kayu berbentuk silinder dg ukuran 3 x 4 x 50 cm berjumlah 8 buah. Gigi perontokan digunakan tipe wire diameter 5 mm berbahan tahan karat dan dipasang zig-zag. Sistem transmisi dari engine penggerak menuju drum perontok digunakan pully dan v-belt dengan 2 (dua) kali penurunan kecepatan (dari 4000 rpm menjadi 300 rpm). Hasil uji fungsional di laboratorium BBP Mektan menunjukkan bahwa performance komponen-komponen utama sudah baik, serta penggunaan engine 3.5 Hp juga dapat berfungsi dengan baik Kegiatan uji lapang dilaksanakan di lahan terasering Desa Nusa Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Varietas padi yang digunakan sebagai bahan uji adalah sembada 168 (hibrida). Umur panen adalah 105 hari, rata-rata panjang malai (setelah di panen) adalah 85 cm, rata-rata kadar air gabah sebesar 18,6 – 20,4 %. Produksi ubinan sebesar 13.31 ton/ha dan nisbah gabah terhadap jerami + gabah sebesar 34.28 %. Kapasitas kerja pengumpanan relatif masih kecil 108,66 kg/jam untuk Perdal thresher lipat, dan 245,22 kg/jam untuk Thresher lipat bermotor. Sedangkan Kapasitas perontokan 34,52 kg/jam dan 79,95 kg/jam masing masing untuk Perdal thresher lipat dan Threher Lipat Bermotor. Prosentase Susut tercecer saat perontokan (yang diakibatkan oleh mesin perontok) berupa gabah tidak terontok, besarnya rata rata untuk Thresher tipe pedal 0,86 %, dan untuk Thresher pedal bermotor 0,69 %. Hasil analisa laboratorium terhadap kualitas gabah menunjukkan bahwa rata-rata prosentase gabah isi adalah 94.5 % dan butir retak 7/100 butir. Dari analisa Finansial Mesin Thresher Lipat Bermotor, melalui asumsi, harga mesin Rp.4 juta,-, umur teknis 5 tahun, upah operator Rp. 30.000,- per hari, Konsumsi BBM 0,833 l/jam, harga Bensin Premium Rp.4.500,-/liter, harga gabah Rp. 3.000,- per kg, kapasitas kerja mesin 79,95 kg/jam diperoleh Biaya Pokok Operasional mesin senilai Rp. 203,- per kg, gabah masih lebih murah dibanding dengan ongkos Gebot di Kab. Bone sebesar Rp.334,- per kg.
- ItemPengembangan Unit Alsin Composting dalam proses Pengolahan Kompos Limbah Pertanian(BPTP Jambi, 2008) Harmanto; Nurhasanah, Ana; Wiyono, Joko; Rahmarestia, Elita; BPTP JambiIndonesia mempunyai potensi limbah pertanian (jerami, blothong jagung, molase, limbah sawit, rumput ilalang dll) yang cukup melimpah dan pada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah pertanian ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dengan proses dekomposisi untuk mendapatkan beberapa manfaat sekaligus memecahkan masalah. Pengolahan limbah pertanian dapat menanggulangi masalah pencemaran lingkungan sedangkan pupuk organik yang dihasilkan dapat mengatasi masalah kelangkaan pupuk. Penelitian ini bertujuan melakukan pengkajian proses pengkomposan limbah pertanian untuk perbaikan disain unit alsin pembuat kompos (composting) sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan produksi serta efisiensi pengolahan kompos.
- ItemPengolalaan Sistem Irigasi Mikro untuk Tanaman Hortikultura san palawija(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-10) Prabowo, Agung; Wiyono, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan model demonstrasi sistem irigasi lapang yang terdiri dari sistem irigasi drip dan sprinkler. Kegiatan ini dilaksanakan pada kebun percobaan BBP Mektan, Serpong, pada tahun 2005 dimana area percobaan dibagi untuk sistem irigasi drip dan sprinkler, masing masing seluas 2000 m2. Komoditi yang ditanam antara lain adalah cabai, jagung, dan kacang tanah. Untuk tanaman cabai dan jagung diari oleh sistem irigasi tetes (drip). Sedangkan untuk tanaman kacang tanah diari dengan sistem irigasi curah (sprinkler). Analisis neraca air lahan dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi ketersediaan (surplus atau defisit) air pada lahan serta kebutuhan air tanaman yang sedang dibudidayakan. Penentuan koefisien tanaman diperoleh dengan melakukan pengamatan pada 3 buah lysimeter yang ditanami oleh ke tiga komoditi tanaman tersebut. Simulasi data agroklimat, data tanah dan data tanaman menggunakan program CROPWAT FAO. Keluaran hasil simulasi dipergunakan sebagai pedoman pemberian air tanaman. Dari uji lapang diperoleh hasil bahwa tingkat keseragaman irigasi tetes untuk cabai adalah 82,82 % (SU) dan 88.74 % (DU) sedangkan untuk tanaman jagung 83.46 % (SU) dan 88.21% (DU). Untuk sistem irigasi curah pada tanaman kacang tanah diperoleh hasil tingkat keseragamannya mencapai 89.91 % (CU). Hasil tanaman cabai mencapai 4.40 ton/ha, jagung 6.6 ton/ha dan kacang tanah 2.46 ton/ha. Produktivitas air pada masing-masing sistem irigasi adalah 1.22 kg/m3-air untuk irigasi tetes pada tanaman cabai, 1.96 kg/m3-air untuk irigasi tetes pada tanaman jagung dan 0.60 kg/m3-air untuk irigasi curah pada tanaman kacang tanah. Biaya investasi sistem irigasi tetes beserta motor penggerak untuk tanaman cabai adalah Rp.25.137.000,-/ha dan untuk tanaman jagung adalah Rp. 26,167,000,-/ha. Sedangkan biaya investasi sistem irigasi curah dengan motor penggeraknya untuk tanaman kacang tanah adalah Rp.20.677.000,-/ha. Dari hasil analisa ekonomi diketahui bahwa titik impas usaha tani cabai dengan menggunakan instalasi irigasi tetes adalah setelah 3 musim tanam. Untuk usaha tani jagung dengan menggunakan irigasi tetes dan usaha tani kacang tanah dengan menggunakan irigasi curah ternyata tidak menemukan titik impas, dengan kata lain usaha tani jagung dan kacang tidak layak menggunakan irigasi mikro. Dari kegiatan penelitian ini diperoleh beberapa parameter pengembangan sistem informasi untuk perancangan irigasi tetes dan sprinkler antara lain adalah dimensi lahan, tipe tanah, topografi, koefisien tanaman, kebutuhan air tanaman, jarak tanam, dan kondisi sumber air.
- ItemRancangan Bangun dan Uji Kinerja Drum Seeder untuk Sistem Tumpangsari(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Tajalli, Muqorobi; Wiyono, Joko; Mulyantara, Lilik Tri; Marulloh, Marulloh; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPada saat ini pemanfaatan lahan kering untuk budidaya padi, jagung dan kedelai masih belum optimal, sehingga memerlukan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas dan nilai tambah hasil panen. Kelangkaan tenaga kerja menyebabkan kegiatan budidaya dengan sistem tumpang sari kurang efisien, salah satunya, yaitu kegiatan tanam. Oleh karena itu, diperlukan teknologi mekanisasi untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu dengan rekayasa dan pengembangan implemen tanam benih. Tujuan kegiatan ini adalah merancang bangun dan menguji kinerja implemen tanam benih tipe drum dengan penggerak traktor roda empat pada sistem tumpang sari padi gogo– jagung dan padi gogo–kedelai. Hasil uji kinerja drum seeder untuk tumpang sari padi gogo–jagung menunjukan kapasitas lapang efektif 0,59 ha/jam, kecepatan kerja 2,52 km/jam dan efisiensi 82,14%. Hasil uji kinerja drum seeder untuk padi gogo–kedelai diperoleh kapasitas lapang efektif, kecepatan kerja lapang dan efisiensi masing–masing 0,63 ha/jam, 2,46 km/jam dan 80,93%. Persentase lubang kosong benih padi gogo dan jagung yang didapatkan dari uji kinerja pada drum seeder tumpang sari padi gogo–jagung adalah 5,2% dan 5,5%. Persentase lubang kosong benih padi gogo dan kedelai yang didapatkan dari uji kinerja pada drum seeder tumpang sari padi gogo–kedelai adalah 5,3% dan 5,6%.
- ItemUji Kinerja Alsin Pengering Bahan Bakar Sekam Termodifikasi (Studi Kasus di Muara Telang Sumatera Selatan)(BPTP Jambi, 2008) Nurhasanah, Ana; Harmanto; Wiyono, Joko; Rahmarestia, Elita; BPTP JambiSekam masih merupakan limbah (hasil samping) penggilingan padi yang belum dimanfaatkan secara optimal padahal sekam merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang sangat potensial. Tungku sekam merupakan alat pembangkit energi dari sekam untuk pengering gabah tipe bak terbuka telah dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian Padi (Balitpa), Sukamandi. Dalam pengoperasiannya, kinerja tungku sangat tergantung pada operator terlebih apabila letak tungku ini terintegrasi dengan unit penggilingan padi. Pengumpanan sekam masih dilakukan secara manual dan pengaturan panas pada tungku dirasakan masih sulit dikontrol. Untuk itu perlu dilakukan introduksi hasil modifikasi tungku yang dapat meningkatkan kinerja tungku ini yang telah dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan (BBP) Mektan, Serpong. Tujuan penelitian ini adalah melakukan introduksi tungku sekam hasil modifikasi yang sudah dikembangkan tersebut diatas, terutama pada desain tungku sekam, perbaikan tata letak dengan unit penggilingan padi dan sistem pengumpanan sekamnya.
- ItemUji Kinerja Mesin Penanam Pneumatik Pada Sistem Tanam Tumpangsari(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Marulloh, Marulloh; Wiyono, Joko; Harsono, Harsono; Tajalli, Muqorobi; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengaturan jarak tanam, jumlah benih tertanam, dan kedalaman tanam merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam budidaya padi, jagung, dan kedelai dengan sistem tanam tumpang sari khususnya pada lahan kering. Sistem tanam tumpang sari memerlukan pengaturan jarak tanam (populasi) yang optimal untuk mengurangi persaingan antar tanaman terhadap cahaya, hara dan air yang dapat mengurangi hasil tanaman. Mesin penanam pneumatik merupakan suatu mesin penanam benih yang ditarik traktor roda empat dimana prinsip kerjanya dengan memanfaatkan putaran roda mesin dan putaran power take-off (PTO) dari traktor untuk mengeluarkan benih dari bagian penakar benih secara presisi dengan sistem pneumatik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dan kualitas tanam dari mesin penanam pneumatik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata kapasitas lapang teoritis untuk mesin penanam pneumatik pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-jagung sebesar 0,82 ha/jam dan kapasitas lapang efektif sebesar 0,70 ha/jam dengan efisiensi lapang 85,48%, sedangkan pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-kedelai diperoleh kapasitas lapang teoritis sebesar 0,87 ha/jam dan kapasitas lapang efektif sebesar 0,76 ha/jam dengan efisiensi lapang 87,90%. Konsumsi bahan bakar solar sebesar 14,13 liter/jam pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-jagung dan 13,41 liter/jam pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-kedelai. Persentase jumlah lubang tidak tertanami pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-jagung yaitu 4,14% untuk tanaman padi dan 5,28% untuk tanaman jagung. Sedangkan persentase jumlah lubang tidak tertanami pada sistem tanam tumpang sari padi gogo-kedelai yaitu 3,98% untuk tanaman padi dan 4,52% untuk tanaman kedelai.
- ItemUji Kinerja Mesin Penanam Pneumatik Pada Sistem Tanam Tumpangsari(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-01) Marulloh, Marulloh; Wiyono, Joko; Harsono, Harsono; Tajalli, Muqorobi; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
- ItemUji Kinerja Mesin Pengepres Biji Jarak Tipe Ulir Menjadi Minyak Jarak Mentah Sebagai Bahan Bakar Alternatif(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-10) Harmanto, Harmanto; Hendriadi, Agung; Wijaya, Elita Rahmarestia; Mardison, Mardison; Wiyono, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianUntuk menunjang program pemerintah dalam pengembangan desa mandiri energi, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian telah merekayasa unit mesin pengepres biji jarak menjadi minyak jarak mentah. Mesin ekstraksi minyak jarak yang dikembangkan adalah mesin pengepres mekanis tipe ulir yang merupakan modifikasi mesin pengepres kacang tanah buatan China. Modifikasi harus dilakukan agar diperoleh hasil pengepresan maksimal. Penggunaan komponen ring pres dari baja yang lebih kuat dan optimasi parameter kecepatan putar poros dan lebar celah pengeluaran ampas (clearance) telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh kecepatan putar poros dan clearance terhadap kinerja mesin pengepres biji jarak. Uji unjuk kerja dengan 3 macam kecepatan putar (45,50, dan 55 rpm) dan 3 macam clearance (6, 7, dan 8 mm) serta uji ketahanan mesin dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin pengepres mampu mengolah biji jarak kering rata-rata 65 kg/jam. Rendemen minyak jarak dengan pengepresan rata-rata 28%. Secara statistik, pengaturan kecepatan putar poros mempengaruhi kapasitas dan rendemen mesin, sedangkan clearance hanya mempengaruhi rendemen mekanisnya. Konfigurasi optimum untuk pengoperasian mesin adalah putaran poros 50 rpm dan clearance 6 mm dimana menghasilkan kinerja terbaik tanpa mempengaruhi losses secara nyata. Uji ketahanan menunjukkan bahwa mesin mampu beroperasi selama 8 jam secara terus-menerus.