Browsing by Author "Widyotomo, Sukrisno"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi Kinerja Mesin Pengupas Kulit Buah Kopi Basah Tipe Silinder Horisontal(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2010-04) Widyotomo, Sukrisno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPengupasan kulit buah kopi basah (pulping) merupakan salah satu tahapan proses pengolahan kopi yang membedakan antara pengolahan kopi secara basah dengan kering. Mesin pengupas kulit buah kopi basah (pulper) digunakan untuk memisahkan atau melepaskan komponen kulit buah dari bagian kopi berkulit cangkang (HS). Disain dan konstruksi mesin ini sangat beragam, dan secara umum dibedakan berdasarkan jumlah silinder pengupasnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah melakukan perekayasaan dan pengujian dari beberapa jenis mesin pengupas kulit buah kopi basah. Mesin dibuat dengan landasan disain dan konstruksi yang tepat guna sehingga dapat diterima oleh petani kopi, mudah dalam hal pengoperasian dan perawatan, serta suku cadang mudah diperoleh di pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik kinerja mesin pengupas kulit buah kopi dari jenis silinder tunggal (single), ganda (double) dan tiga (triple) dalam proses pemisahan kulit buah kopi Arabika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas kerja terendah berdasarkan jumlah silinder pengupas adalah 973 kg/jam untuk silinder tunggal, 2420 kg/jam untuk silinder ganda, dan 6530 kg/jam untuk tiga silinder pengupas, sedangkan kapasitas kerja tertinggi berdasarkan jumlah silinder pengupas adalah 1890 kg/jam untuk silinder tunggal, 3030 kg/jam untuk silinder ganda, dan 7600 kg/jam untuk tiga silinder pengupas. Putaran tertinggi yang dapat digunakan untuk silinder tunggal adalah 325 rpm dengan kapasitas kerja mesin 1890 kg/jam. Pada kondisi operasional tersebut diperoleh 1% biji pecah, 9,2% kopi tanpa kulit tanduk, 20% kulit terikut biji, dan 4,1% buah tidak terkupas. Pada kapasitas kerja 3000 kg/jam diperoleh komposisi hasil pengupasan mesin pengupas kulit buah kopi basah tipe silinder ganda masing-masing 5,4% kopi tanpa kulit tanduk, 15% kulit terikut biji, dan 3% buah tidak terkupas. Sedangkan mesin pengupas kulit buah kopi basah tipe tiga silinder dengan kapasitas kerja 7600 kg/jam akan diperoleh 3,6% kopi tanpa kulit tanduk, 6,7% kulit terikut biji, dan 1,8% buah tidak terkupas.
- ItemKinerja Mesin Sangrai Biji Kakao Tipe Silinder HorisontalDengan Sumber Panas Kompor Bertekanan Berbahan Bakar Minyak Nabati(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-04) Widyotomo, Sukrisno; Mulato, Sri; Prastowo, Bambang; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenyangraian adalah salah satu tahap pengolahan hilir kakao yang sangat menentukan cita rasa khas chocolate. Penyangraian bertujuan untuk mengembangkan rasa, aroma, warna, dan mengurangi kadar air. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah merekayasa alat sangrai biji kakao tipe silinder horisontal dengan sumber panas kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah yang cocok dan terjangkau oleh pengusaha kecil baik secara teknologis maupun harga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja mesin sangrai biji kakao tipe silinder horisontal dengan menggunakan sumber panas kompor bertekanan berbahan bakar minyak nabati (minyak jarak dan minyak sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kompor bertekanan berbahan bakar minyak jarak dan minyak sawit, biji kakao pasca sangrai dengan kadar air 2-3% diperoleh setelah proses penyangraian berlangsung selama 40-50 menit dengan suhu sangrai antara 110-120oC. Tenaga yang dihasilkan kompor dengan bahan bakar minyak jarak sekitar 2,765 kilowatt dengan konsumsi bahan bakar antara 0,266-0,287 kg/jam, dan dengan bahan bakar minyak sawit sekitar 2,720 kilowatt dengan konsumsi bahan bakar antara 0,271-0,292 kg/jam. Mutu akhir yang dihasilkan dari proses penyangraian biji kakao baik dengan menggunakan minyak jarak maupun minyak sawit adalah baik dan dapat diterima oleh konsumen.
- ItemPengaruh Suhu dan Beban Sangrai Terhadap Perubahan Karakteristik Fisik Keping Biji kakao(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-04) Widyotomo, Sukrisno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenyangraian merupakan salah satu tahap pengolahan hilir biji kakao yang akan menentukan mutu akhir produk pangan berbasis cokelat. Penyangraian bertujuan untuk mengembangkan rasa, aroma, warna, dan mengurangi kadar air. Rasa dan aroma kakao sangrai sangat ditentukan oleh suhu dan lama penyangraian serta ukuran dan bentuk partikel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh proses penyangraian terhadap berbagai perubahan karakteristik fisik keping biji kakao, yaitu perubahan distribusi ukuran partikel keping biji, diameter geometris partikel, indeks keseragaman, dan derajat kehalusan. Unit penyangrai yang digunakan adalah mesin penyangrai tipe silinder horisontal skala UKM, sedangkan bahan penelitian yang digunakan adalah pecahan keping biji kakao jenis mulia dengan kadar air 6-7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan beban sangrai 7 kg dan suhu sangrai 120°C memberikan nilai perubahan distribusi ukuran, rerata diameter geometris, indeks keseragaman, dan derajat kehalusan yang terbaik. Pada kondisi operasi tersebut, 62,2% keping biji kakao pasca sangrai memiliki ukuran diameter 2-4,75 mm. Nilai rerata diameter geometris, dimensi rerata, derajat kehalusan, dan indeks keseragaman masing-masing 2,74 mm; 1,07 mm; 3,36, dengan 85% berupa partikel kasar, dan 15% partikel berukuran sedang.