Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Widyastuti, Yuni"

Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Evaluasi Heterosis Sejumlah Padi Hibrida Turunan Galur Mandul Jantan Asal China
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Widyastuti, Yuni; Satoto
    Abstract Heterosis Evaluation of New Hybrid Rice Lines Derived from the Chineses Cytoplasmic Male Sterile. An observational yield trial to evaluate the heterosis of 400 new rice hybrid lines derived from the Chineses cytoplasmic male sterile was conducted in Sukamandi and Muara Experimental Stations, Indonesian Center for Rice Research during the second cropping season (CS-2) 2008. These 400 new rice hybrid hybrids breeding lines were compared to six standard rice varieties arranged in an augmented design with six blocks of 100 plots each. Although the adjusted yields of the 10 new hybrid rice lines was greater than the yield of the highest check, Ciherang, none of these higher yields were significant statistically. Results of the trial indicated that a total of 21 new hybrid rice lines with the yield ranged from 7.63 t/ha to 15.20 t/ha, were selected from the trial carried out in the Sukamandi Experimental Station. The yields of 13 hybrid rice lines were significantly higher than that of Maro and 8 hybrid rice lines reached the heterosis of 42.0-110.8% which was higher as compared to that of Ciherang. Meanwhile, a total of 29 new hybrid rice lines were selected from the trial carried out in Muara yielded 5.80-8.80 t/ha. The yields of 9 hybrid rice lines was significantly higher than that of Ciherang, in which five new hybrid rice lines reached the heterosis of 21.30-57.60% which were higher than the best check, Maro. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat heterosis sejumlah hibrida baru padi turunan galur mandul jantan asal China telah dilaksanakan di KP Sukamandi dan Muara, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada MT-2/2008. Sebanyak 400 padi hibrida dan enam varietas pembanding yaitu Maro, Rokan, Segara Anak, Bernas Super, Bernas Prima, dan Ciherang ditanam dalam rancangan Augmented yang terbagi dalam enam ok. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari penelitian di KP Sukamandi terpilih sebanyak 21 hibrida baru dengan kisaran hasil 7,6-15,2 t/ha. Sebanyak 13 hibrida nyata memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan Maro, delapan diantaranya menunjukkan heterosis 42-110,8% lebih tinggi dibandingkan Ciherang dengan hasil tertinggi yang berkisar antara 8,8-15,2 t/ha. Dari penelitian di Muara, terpilih sebanyak 29 hibrida dengan kisaran hasil 5,8-8,8 t/ha. Sebanyak sembilan hibrida menghasilkan gabah nyata lebih tinggi dibandingkan Ciherang, lima hibrida diantaranya menunjukkan hasil 21,3-57,6% lebih tinggi dibandingkan dengan Maro. Galur mandul jantan HTP 20 menurunkan F, hibrida terpilih terbanyak dibandingkan dengan galur mandul jantan asal China yang lain.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    EVALUASI TAHAP AWAL HASIL PERAKITAN PADI HIBRIDA MELALUI PERCOBAAN DENGAN RANCANGAN AUGMENTED
    (Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2021-06-12) Kartina, Nita; Widyastuti, Yuni
    In the early plant breeding experiments usually are not possible to use an appropriate experimental design. The number of large genetic materials and seeds is limited so environmental heterogeneity cannot be controlled. The augmented design could be used to do this approach. The research aims were to study the use of augmented design and evaluate the yield and its yield component of hybrid rice genotypes and check varieties, in the early evaluation. The research was conducted in the second season of 2015 (October 2015 to March 2016) in Sukamandi Experimental Station of Indonesia Center for Rice Research (ICRR), Subang, West Java Province. The experiment used 455 hybrid rice genotypes and four checks varieties, namely Hipa 8, Hipa Jatim 2, Inpari 31, and Ciherang. Based on the statistic analysis, the yield of hybrid rice ranges from 9.09 t/ha (GMJ13/CRS1268) to 10.77 t/ha (GMJ13/CRS1284), with heterosis to yields of 5.83% to 44.95%. Some hybrid rice genotypes showed better agronomic traits than check varieties. The augmented design allows for the interpretation of statistically adjusted to check varieties.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Keragaan Hasil Padi Hibrida Turunan Galur Mandul Jantan Baru Hasil Seleksi BB Padi
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Satoto; Direja, Murdani; Widyastuti, Yuni; Rumanti, Indrastuti A.
    Abstract Yield Performance of Some Hybrid Rice Combinations Derived from New Male Sterile Lines Selected in ICRR. A large number of hybrid rice combinations derived from new male sterile and restorer lines developed in Indonesia were evaluated for their yield performance compared to inbred and hybrid check varieties in observational yield trials. The trials were conducted in cropping season (CS)-1 of 2007 in Muara, CS-1 of 2008 in Muara, and CS-1 of 2008 in Sukamandi. In each location, the trial was conducted using Augmented Design with five blocks. Results indicated that during CS-1 of 2007 in Muara, three hybrids, GMJ4/PK16, GMJ5/PK43, and GMJ4/CRS326, yielded 14.3%, 7.1%, and 7.1%, respectively, over Rokan and it was 33.3%, 25.0%, and 25.5%, respectively, equally over Maro and Fatmawati, but only one hybrid, i.e. GMJ4/PK16 yielded 6.7% higher than Ciherang. This hybrid was at 85 days old when it performed 50% flowering time, produced more than 80% filled-grain, and moderately resistant to bacterial leaf blight. During CS-1 of 2008 in Muara, a total of 57 hybrids were selected and performed a positive standard heterosis of 12.1-63.3% as compared to Ciherang, Maro, Rokan, Hipa 3, Hipa 4, and Hipa 5. Two hybrids, GMJ5/BH21D and GMJ5/BH24B, were identified as those performing the highest heterosis. While during the CS-1 of 2008 in Sukamandi, a total of 52 hybrid combinations were selected, having the heterosis values of 2.4-76.5% as compared to Ciherang. Mekongga, IR64, Maro, and Rokan. The highest heterosis of 76.5% was demonstrated by GMJ7/BH77E-MR-1-1-1-1, while GMJ5/BH33D hybrid consistently demonstrated high yield potential and high heterosis in two locations simultaneously. During these trials in two different locations and different seasons, a total of male sterile and restorer lines suitable for developing hybrid combinations. having heterosis of more than 25%, were identified. Four restorer lines, namely BH21D, BH32D, BH33D, and BH53D seemed to provide as the good general combiner. Abstrak Sejumlah kombinasi pad nasi padi hibrida turunan galur mandul jantan dan restorer baru yang diral dirakit di Indonesia telah diuji daya hasilnya dibandingkan dengan varietas pembanding inbrida dan hibrida pada uji observasi daya hasil. Percobaan dilaksanakan di tiga kombinasi lokasi dan musim, yaitu Muara pada musim tanam (MT)-1 2007, Muara MT-1 2008, dan Sukamandi MT-1 2008. Pada masing-masing lokasi dan musim, percobaan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan Augmented terdiri atas lima blok. Hasil percobaan menunjukkan bahwa di Muara pada MT-1 2007, tiga hibrida, yaitu GMJ4/PK16, GMJ5/PK43, dan GMJ4/CRS326, memberikan hasil gabah berturut-turut sebesar 14,3%, 7,1%, dan 7,1% lebih tinggi daripada Rokan atau 33,3%, 25,0%, dan 25,5%, lebih tinggi daripada Maro atau Fatmawati, namun hanya ada satu hibrida yaitu GMJ4/PK16 yang menghasilkan gabah lebih tinggi daripada Ciherang dengan kelebihan hasil sebesar 6,7%. Hibrida tersebut mempunyai umur 50% berbunga 85 hari, pengisian gabah >80%, dan agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Di Muara pada MT-1 2008, telah terpilih 57 hibrida. Hibrida-hbrida terpilih tersebut memberikan heterosis positif (untuk hasil t/ha) berkisar antara 12,1-63,3% terhadap Ciherang, Maro, Rokan, Hipa 3, Hipa 4, dan Hipa 5. Dua dari 57 hibrida terpilih, yaitu GMJ5/BH21D dan GMJ5/BH24B memberikan nilai heterosis paling tinggi. Di Sukamandi pada MT-1 2008 telah terpilih 52 hibrida yang memberikan heterosis antara 2,4-76,5% terhadap Ciherang, Mekongga, IR64, Maro, dan Rokan. Nilai heterosis tertinggi sebesar 76,5% dicapai oleh hibrida GMJ7/BH77E-MR-1-1-1-1, sedangkan hibrida GMJ5/BH33D menunjukkan potensi hasil dan heterosis yang tinggi secara konsisten di dua lokasi pengujian. Pada pengujian ini telah diidentifikasi beberapa galur mandul jantan dan restorer yang mampu menurunkan kombinasi hibrida dengan heterosis >25%. Empat galur restorer, yaitu BH21D, BH32D, BH33D, dan BH53D adalah galur-galur restorer yang mempunyai daya gabung umum yang baik.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pendugaan Keragaman Genetik Kombinasi Padi Hibrida Baru
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Kartina, Nita; Satoto; Widyastuti, Yuni; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
    Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keragaman genetik beberapa kombinasi padi hibrida. Sebanyak tiga puluh enam kombinasi hibrida dan empat varietas pembanding telah dievaluasi di Batang musim tanam pertama, atau musim kemarau (MK) tahun 2013 menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Karakter kuantitatif yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah isi/malai, jumlah gabah hampa/malai, jumlah gabah total, seed set, bobot 1000 butir, dan hasil gabah kering giling. Hasil analisis ragam menunjukkan terdapat perbedaan nyata antar genotipe pada karakter jumlah gabah total per malai, bobot 1000 butir dan hasil. Perbaikan dapat dilakukan pada karakter hasil karena menunjukkan nilai koefi sien keragaman genotipe (KVG) tertinggi yaitu 34,9% dan heritabilitas tinggi dengan nilai 0,67. Selain karakter hasil, heritabilitas luas terdapat pada karakter bobot 1000 butir dengan nilai heritabilitas sebesar 0,6 dan karakter tinggi tanaman dengan koefi sien keragaman fenotipe (KVP) tertinggi yaitu sebesar 71,84%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Produksi Benih Genotipe Padi Hibrida Dengan Metode “Isolation Free”
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Kartina, Nita; Widyastuti, Yuni; A.Rumanti, Indrastuti; Satoto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Produksi benih yang dapat menjamin kemurnian benih merupakan tahapan penting dalam pengembangan padi hibrida. Sebanyak 71 kombinasi padi hibrida (F1) dari tetua betina A1, A7, GMJ6A, GMJ12A, GMJ13A, GMJ14A, GMJ15A, BC5241,BC5355 dan 50 galur pemulih kesuburan berhasil dibuat benihnya pada musim tanam (MT) II tahun 2013 di Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi-Subang, Jawa Barat. Penelitian dibuat menggunakan metode “Isolation free” (tanpa isolasi). Metode “isolation free” yaitu produksi benih F1 antara dua kombinasi yang berbeda tidak dilakukan isolasi, biasanya digunakan untuk mendapatkan benih yang jumlahnya tidak terlalu banyak untuk tiap kombinasi, tetapi jumlah kombinasi hibrida yang diproduksi cukup banyak. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak empat galur mandul jantan yaitu GMJ11A, GMJ13A, GMJ14A dan BC5241 memiliki umur bunga sangat genjah (73 - 74 hari setelah semai). Enam galur mandul jantan lainnya yaitu A1, A7, GMJ6A, GMJ12A, GMJ15A dan BC5355 berumur genjah, yaitu 84 dan 86 hari setelah semai (HSS). Satu galur pemulih kesuburan memiliki umur berbunga sangat genjah yaitu 67 HSS. Hasil tertinggi diperoleh kombinasi A7/CRS1121 sebesar 33,5 gram per rumpun.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Respon Pada Fase Perkecambahan F1 Padi Hibrida Terhadap Cekaman Kekeringan Menggunakan Polietilen Glikol 6000
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Widyastuti, Yuni; S. Purwoko, Bambang; Yunus, Muhamad; Satoto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Padi adalah salah satu tanaman pangan yang paling penting yang dapat tumbuh di daerah rawan kekeringan dan merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Pemuliaan untuk cekaman kekeringan dibatasi oleh kurangnya metode yang sesuai terhadap stress abiotik ini. Polietilen glikol (PEG) telah banyak digunakan sebagai larutan osmotik untuk mendeteksi toleransi kekeringan pada fase perkecambahan padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon beberapa variabel toleransi terhadap simulasi cekaman kekeringan selama fase perkecambahan dan menyeleksi F1 padi hibrida toleran cekaman kekeringan melalui uji cepat PEG 6000 pada konsentrasi 25%. Percobaan dilakukan di rumah kaca BB Biogen Cimanggu Bogor, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 2 faktor 3 ulangan dengan faktor pertama adalah 37 genotipe padi sedangkan faktor kedua adalah PEG 6000 2 taraf, yaitu konsentrasi 0 dan 25%.Berdasarkan persen perkecambahan, indeks vigor benih, panjang akar seminal, dan panjang kecambah teridentifikasi dua belas hibrida yang diduga toleran simulasi cekaman kekeringan fase perkecambahan adalah IR58025A/R32, IR80154A/PK90, IR80154A/R3, IR80154A/PK12, IR80154A/BP11, IR80156A/BP11, GMJ13A/PK90, GMJ13A/R3, GMJ13A/BP11, GMJ14A/R3, GMJ14A/ BP11, dan GMJ15A/PK90.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback