Browsing by Author "Widodo, Puji"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemKajian Pola Sebaran Aliran Udara Panas Pada Model Pengering Efek Rumah Kaca Hibrid Tipe Rak Berputar Menggunakan Computational Fluid Dynamics(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-10) Widodo, Puji; Wulandani, Dyah; Purwanto, Y. Aris; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKajian Pola Sebaran Aliran Udara Panas pada Model Pengering Efek Rumah Kaca Hibrid Tipe Rak Berputar Menggunakan Computational Fluid Dynamics. Keseragaman kadar air akhir produk yang dikeringkan masih menjadi masalah yang banyak dijumpai pada pengering efek rumah kaca (ERK) tipe rak statis dan rak yang berputar secara horisontal. Distribusi aliran udara panas di dalam ruang selama periode pengeringan berpengaruh pada keseragaman kadar air produk. Hipotesis dalam penelitian ini adalah geometri ruang pengering dan posisi inlet outlet berpengaruh terhadap distribusi aliran udara panas di dalam ERK. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji distribusi aliran udara panas di dalam ERK tipe rak berputar dengan model simulasi menggunakan computational fluid dynamics (CFD) dan untuk menvalidasi model. Ada enam skenario model efek rumah kaca yang disimulasikan berdasarkan posisi inlet outlet dan geometeri ruang pengering. Parameter untuk proses simulasi adalah radiasi surya, kecepatan aliran udara, kelembaban udara lingkungan dan kondisi batas ruang pengering. Hasil simulasi suhu CFD pada beberapa skenario menunjukkan bahwa skenario lima telah menghasilkan suhu ruang pengering tertinggi yaitu 43,5oC dengan deviasi standar 2,2oC dan kecepatan aliran udara rata-rata yaitu 0,13 m/dt dengan deviasi standar 0,15 m/dt. Validasi simulasi dilakukan dengan membandingkan nilai suhu dan kecepatan udara antara hasil pengukuran dengan hasil simulasi dari model pengering yang optimum. Validasi suhu pada skenario lima yang dilakukan dengan tiga kali percobaan diperoleh hasil bahwa nilai simpangan mutlak 0,36%, 1,97%, dan 2,42%, sedangkan validasi kecepatan aliran udara diperoleh simpangan mutlak 0,38%, 0,33%, dan 0,76% serta validasi kelembaban udara diperoleh bahwa simpangan mutlak 0,38%, 0,36%, dan 0,76%.
- ItemModifikasi dan Uji Mesin Pencacah Kakao Segar untuk Pakan Ternak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Harsono, Harsono; Widodo, Puji; Nurhasanah, Ana; Kinkin, Gambuh Asmara; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKendala utama petani dalam pengembangan ternak disebabkan oleh keterbatasan pakan ternak terutama pada musim kemarau. Limbah kulit buah kakao segar yang dicacah dapat berperan sebagai penyediaan bahan pakan ternak , disamping hijauan lainnya. Mesin pencacah (Chopper) telah banyak digunakan, namun penggunaan mesin tersebut untuk kakao tidak sesuai sehingga pada bagian tertentu mesin pencacah perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan kualitas hasil cacahan. Modifikasi mesin pencacah dilakukan pada sistim pengumpan (hopper), jarak antar pisau pemotong dan saringan hasil cacahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memodifikasi dan menguji mesin pencacah kulit kakao segar untuk penyediaan pakan ternak. Pengujian menggunakan mesin pencacah kulit kakao segar yang telah dimodifikasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kapasitas mesin pencacah kakao rata-rata 837,2 kg/jam pada putaran rata-rata 1666,7 rpm dengan beban dan ukuran hasil potongan kulit kakao 1 cm.
- ItemPengujian dan Modifikasi Mesin Sangrai Kopi di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Widodo, Puji; Arustiarso, Arustiars; Hamaisa, Hamaisa; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKendala utama dalam prosesing kopi di kabupaten Alor yaitu keterbatasan sumber daya listrik dan gas sehingga proses pengolahan kopi masih dilakukan secara tradisional dengan produktivitas dan kualitas terbatas. Upaya peningkatan poduktivitas dan kualitas kopi sangrai dilakukan melalui introduksi mesin, pelatihan dan pengujian mesin sangrai kopi menggunakan sumber pemanas arang kayu di desa Kelaisi Tengah. Modifikasi dilakukan pada sistim pembakaran Uji fungsional mesin sangrai kopi dilakukan dengan perlakuan yaitu : suhu ruang pengering 70, 80 dan 90oC, lama waktu sangrai 20, 30 dan 45 menit , bahan baku biji kopi kering 2,5 , 5 dan 10 kg dengan kadar air awal 12,5% bb , putaran silinder sangrai 20 rpm, pengamatan kadar air biji kopi sangrai dilakukan setiap 5 menit dan perlakuan sangrai kopi tanpa sumber pemanas masing-masing dilakukan selama 15 menit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kinerja mesin sangrai kopi dengan sumber pemanas arangkayu. Hasil uji fungsional yang terbaik digunakan sebagai acuan untuk melakukan uji kinerja mesin sangrai dan hasil uji kinerja menunjukkan bahwa perlakuan suhu ruang pengering 90oC selama 45 menit, bahan baku biji sangrai 10 kg, menggunakan arangkayu 2.10 kg dan menghasilkan warna kopi coklat tua dan kadar air biji sangrai 2,4% bb.
- ItemPengujian Unit Pengering ERK-Hybrid Untuk Padi Kapasitas 5 Ton(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2011-10) Harsono, Harsono; Widodo, Puji; Budiharti, Uning; Mulyantara, Lilik Tri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMasalah krusial pada proses pasca panen padi adalah proses pengeringan padi terutama pada saat panen bertepatan musim hujan, sehingga penjemuran padi tidak dapat berlangsung secara sempurna. Penggunaan pengering mekanis dengan bahan bakar terkendala pada pengunaan bahan bakar minyak tanah karena harganya mahal, sementara energi surya dan biomass masih merimpah. Oleh karena itu, penggunaan pengering hybrid diharapkan dapat meningkatkan produksi padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan unit pengering hybrid kapasitas 5 ton dengan bahan bakar biomass untuk meningkatkan produktivitas padi. Metode penelitian ini menggunakan metode perekayasaan yang meliputi: desain dan fabrikasi prototype, uji fungsional, dan uji kinerja unit pengering hybrid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit pengering hybrid telah mampu mengeringkan padi sebanyak 3 ton selama 10 jam, konsumsi energi spesifik penguapan gabah 9,146 MJ/kg, energi biomass 2.153,25 MJ berasal dari batok kelapa 22,5 kg dan tongkol jagung 120 kg, dan energi matahari 280,14 MJ dalam kondisi cuaca mendung clan hujan, penurunan kadar air rata-rata 0,9%/jam, kadar air gabah 12% dan efisien panas ze-aeringan sebesar 31,74%.
- ItemPerbandingan Kinerja Mesin Pengering Jagung Tipe Bak Datar Model Segieempat dan Silinder(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2004-04) Widodo, Puji; Hendriadi, Agung; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPerbandingan kinerja mesin pengering jagung tipe bak datar model segiempat dan silinder. Perbandingan kinerja mesin pengering jagung dimaksudkan untuk mengetahui unjuk kerja mesin pengering tersebut sehingga pengguna mampu menentukan pilihan alsin pengering yang akan digunakan. Uji unjuk kerja mesin pengering terserbut dilakukan untuk mendapatkan parameter uji yang meliputi : suhu pengeringan, tekanan statistik udara, pola penurunan kadar air, laju pengeringan, moisture gradient dan efisiensi pengeringan. Laju pengeringan model segiempat 0,77 persen per jam dan silinder 1,10 persen per jam. Moisture gradient model segiempat 6,40 persen dan model silinder 2,23 persen. Efisiensi panas pengeringan model segiempat 59,00 persen dan 69,64 persen pada model silinder.
- ItemRekayasa dan Evaluasi Kinerja Alat Pemetik Buah Mangga(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-10) Suparlan, Suparlan; Gultom, Reni Yuliana; Widodo, Puji; Supriyanto, Supriyanto; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPemanenan mangga umumnya masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat pemetik tanpa dilengkapi dengan pisau pemotong sehingga tangkai buah mangga terpotong dekat pangkal buah. Hal tersebut menyebabkan getah keluar dan menempel dipermukaan kulit buah sehingga mengakibatkan penampilan buah kurang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk merekayasa dan mengevaluasi kinerja alat pemetik buah mangga. Alat pemetik buah mangga dirancang untuk memanen buah mangga dengan memotong tangkai buah sepanjang minimal 10 mm dari pangkal buah. Panjang batang pemetik berkisar antara 2 - 6 meter. Alat pemetik ini dilengkapi dengan pisau pemotong (cutter) yang kedudukannya dapat diatur tinggi rendahnya dan keranjang buah untuk menampung buah yang terpetik. Kapasitas alat pemetik adalah 350 - 480 butir/jam untuk varietas mangga Arumanis dan 320 - 375 butir/jam untuk varietas mangga Indramayu. Panjang tangkai buah hasil pemetikan rata-rata di atas 20 mm. Tingkat kerusakan buah karena tidak bertangkai dan bergetah adalah 4,7 - 6,4%. Biaya pokok pengoperasian alat pemetik mangga adalah Rp 4472/jam atau Rp 37/kg mangga. Pengoperasian alat pemetik menghasilkan B/C ratio sebesar 1,29.