Browsing by Author "Wibisana, Raika Jundi"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemSurvey Pemetaan Daya Dukung Lahan Untuk Perkembangan Komoditas Tanaman Hortikultura Studi Kasus di PT. Serba Indonesia Sejahtera Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor(Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Wibisana, Raika Jundi; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPROPOSAL PKL 2.2019.TAP.PENDAHULUAN.Pemetaan di Indonesia umumnya masih dilakukan dengan alat ikur theodolite untuk mendapatkan titik-titik koordinat di suatu wilayah. Setiap alat ukur berpindah tempat, sebanyak itu pula harus dilakukan pengkoordinasian agar di dapat data yang akurat. Factor penggunaan alat sangat mempengaruhi akurasi hasil pengukuran yang pada akhirnya mempengaruhi akurasi peta yang dihasilkan. Disamping itu, waktu pengerjaan hingga di hasilkan peta pun sangat lama. Saat ini teknologi GPSsudah menghasilkan alat penerima data dan cukup murah dengan akurasi yang memadai. Dengan penerima GPS ini, informasi koordinas sebuah titik di muka bumibisa di peroleh dengan cepat dan bisa menjangkau titik di permukaan bumi sementara itu, teknologi pengolahan data berukuran besar juga sudah tersedia berupa software ataupun hardware teknologi kompoter seperti Google Earth. Pemetaan wilayah merupakan sumber data yang mempunyai nilai strategis karena hasilnya dapat dijadikan salah satu dasar perumusan perencanaan dan evaluasi berbagai bidang, misalnya pada pelestarian lingkungan dan pembangunan. Pemetaan wilayah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan pengukuran langsung dilapangan menggunakan meteran ataupun peralatan fisik lainnya. Sedangkan pengukuran secara tidak langsung dengan cara membuat foto secara digital dari udara/satelit kemudian hasil citra foto diukur menggunakan perangkat lunak dengan perbandingan jarak yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara pengukuran secara tidak langsung adalah dengan menggunakan pemrograman Matlab. Matlab merupakan perangkat lunak komputasi analitis yang sangat ampuh dalam melakukan perhitungan rumit dalam pengukuran pemetaan wilayah. Lahan pertanian merupakan lahan yang ditujukan untuk dijadikan lahan usaha tani atau bercocok tanam, untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan ternak (Nurkholis et al., 2020). Lahan pertanian juga menjadi salah satu sumber daya utama pada usaha pertanian. Lahan pertanian yang paling pokok saat ini adalah pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman yang mengandung karbohidrat dan protein, tanaman pangan dapat dikatakan sebagai tanaman utama yang dikonsumsi manusia sebagai makanan untuk memberikan asupan energi bagi tubuh.Salah satu tempat PKL yang berhubungan dengan keteknikan pemetaan ini yaitu adalah PT. Serba Indonesia Sejahtera yang terletak di Rumpin, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Di PT.
- ItemUNJUK KERJA PEMASANGAN SISTEM IRIGASI TETES PADA LAHAN TERBUKA (OPEN FIELD)(Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-01) Wibisana, Raika Jundi; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaAir merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan budidaya tanaman di bidang pertanian. Salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan air pada tanaman yaitu dengan irigasi tetes untuk mengatasi kondisi kekeringan sekaligus memenuhi kebutuhan hara bagi komoditi pertanian yang diberdayakan oleh petani. Irigasi tetes merupakan investasi irigasi yang sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian. Keuntungan dari penggunan irigasi tetes diantaranya adalah tidak diperlukannya perataan lahan, hanya daerah perakaran yang terbasahi, mencegah terjadinya erosi, biaya tenaga kerja rendah, suplai air dapat diatur dengan baik, dan sistem pemupukan dapat dilakukan bersamaan dengan irigasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran lahan yang akan dimanfaatkan memiliki ukuran 105m x 50m dengan luas 5250 m2 yang terbagi menjadi 4 area penanaman. Setiap area penanaman memiliki ukuran 50m x 22m dengan luas 1100 m2, serta terdapat beberapa area bersih yang dimanfaatkan sebagai parit yaitu sisi kiri, kanan, dan tengah 2m, sisi depan, dan belakang 1,5m serta jarak lahan dengan sumber air 70m. Sistem irigasi tetes yang digunakan peneliti memiliki beberapa komponen penting yaitu solar pompa, solar panel, solenoid valve, filter, microkontroler, dan sensor soil moisture serta pipa dan selang drip irigasi sebagai saluran primer dan sekunder. Pengukuran debit emiter dilakukan dengan metode volumetri pada satu area penanaman. Waktu pelaksanaan pengukuran pada saat penyiraman berlangsung, dengan cara memasang 25 gelas penampung dengan 5 line drip berbeda pada 5 titik penyiraman.Pengujian kelayakan koefisien keseragaman irigasi (CU) pada selang drip irigasi pada emiter memiliki rata rata 97,4 %.