Browsing by Author "Wahyudi, Agus"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemBeberapa Indikasi Kemungkinan Dampak Perubahan Ekonomi Dunia Terhadap Permintaan Lada(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 1987) Wahyudi, Agus
- ItemFenomena Kegagalan Pasar Cengkeh Indonesia(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 1994) Wahyudi, Agus
- ItemPemuliaan Pala : Sejarah, Sosial Ekonomi, dan Prospek Pengembangan(IAARD Press, 2016-05-10) Wahyuni, Sri; Bermawie, Nurliani; Purwiyanti, Susi; Syahid, Siti F.; Kristina, Natalini N.; Arlianti, Tias; Wahyudi, Agus; Pribadi, E.R; Nasrun; Wahyono, Tri Eko; Balittro
- ItemPerbenihan dan Budidaya Lada Perdu(Balittro, 2015-12-03) Rukmana, Dadang; Wahyudi, Agus; Nurhayati, Hera; Balittro
- ItemPerbenihan Pala Populasi Ternate 1, Tidore 1 dan Tobelo 1(Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri, 2010) Randriani, Enny; Supriadi, Handi; Wahyudi, Agus; EA, M. Hadad; Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri
- ItemPetunjuk Teknis Pembenihan Tanaman Cengkeh (Euegenia aromaticum)(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 2012) Ruhnayat, Agus; Wahyudi, AgusTanaman cengkeh dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perbanyakan generatif lebih mudah dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, akan tetapi benih yang dihasilkan belum tentu sama dengan sifat induknya. Perbanyakan vegetative relatif lebih sulit dan masih dalam proses penyempurnaan penelitian. Tulisan ini mengungkapkan hasil penelitian maupun studi literatur tentang petunjuk teknis pembenihan tanaman cengkeh mulai dari cara penyiapan benih, persemian, dan penanaman benih. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian telah meneliti dan memiliki berbagai informasi mengenai pembenihan tanaman cengkeh yang langsung dapat diaplikasikan oleh masyarakat.
- ItemTeknologi produksi dan pengawasan mutu rimpang benih jahe putih besar (Zingiber officinale Rosc.)(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 2016-04-05) Rusmin, Devi; Sukarman, Sukarman; Wahyudi, Agus
- ItemTeknologi Unggulan Jambu Mete: Budidaya dan Pascapanen Pendukung Varietas Unggul(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2016) Hadad EA; Daras, Usman; Wahyudi, AgusKesesuaian lahan dan iklim untuk tanaman jambu mete dapat bersifat gambaran umum, yang dianjurkan sebagai dasar perencanaan yang dapat digunakan sebagai dasar operasional, dalam pengembangan/perluasan. Evaluasi kelas kesesuian lahan dan iklim dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif, tergantung dari kelengkapan data yang tersedia. Peningkatan teknologi, termasuk modal/input untuk memperbaiki faktor faktor pembatas akan dapat ditingkatkan pada batas-batas tertentu menjadi kelas kesesusian yang lebih baik. Informasi dalam kesesuaian lahan dan iklim yang dipilih yang memiliki tingkat kesesuaian agroklimat sangat sesuai sampai agak sesuai seperti lambang kesesuaian S1, S2, dan S3, tercantum dalam Tabel 1. Sedangkan untuk kesesuaian N, biasanya digunakan untuk reboisasi. Namun dengan sentuhan teknologi, seperti penjarangan, pertanaman terbuka, tidak boleh ternaungi dan ujung ranting tidak bersentuhan, maka kelas kesesuainnya meningkat menjadi S3. Informasi ini perlu diperhatikan sebagai persyaratan lingkungan tumbuh (iklim dan lahan), agar biaya pemeliharaan dapat ditekan. Pengabaian faktor tersebut, biasanya baru diketahui dan dirasakan setelah beberapa tahun kemudian. Kerugian tidak hanya dari segi biaya dan tenaga tetapi juga waktu. Pengalaman empiris menunjukkan banyak tanaman jambu mete diusahakan pada lahan marginal dengan tebal solum sangat tipis dan agak tipis (20 - 30 cm), atau penanaman di atas batuan induk yang pejal atau lapisan keras (harapan) yang sulit ditembus akar. Akibatnya, tanaman mete tumbuh merana dan rataan produksinya rendah, bahkan tidak berproduksi sama sekali meskipun umurnya telah masuk stadia produktif, seperti yang terdapat di Kayangan Lombok Barat.
- ItemTeknologi Unggulan Jambu Mete: Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007-01-15) Hadad-EA, -; Daras, Usman; Wahyudi, Agus; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
- ItemTeknologi Unggulan Nilam: Budidaya dan Pascapanen Pendukung Varietas Unggul(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2018) Nuryani, Yang; Emmyzar; Wahyudi, AgusLahan dan iklim sangat mempengaruhi produksi dan kualitas minyak nilam, terutama ketinggian tempat dan ketersedian air. Nilam yang tumbuh di dataran rendah – sedang (0-700 m dpl) kadar minyaknya lebih tinggi dibandingkan nilam yang tumbuh di dataran tinggi (> 700 m dpl). Nilam sangat peka terhadap kekeringan, kemarau panjang setelah panen dapat menyebabkan tanaman mati. Nilam dapat tumbuh di berbagai jenis tanah (andosol, latosol, regosol, podsolik, kambisol), akan tetapi tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan banyak mengandung humus. Lahan harus bebas dari penyakit terutama penyakit layu bakteri, budog, nematoda, dan penyakit yang disebabkan oleh jamur.