Browsing by Author "Wahida"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisa Notifikasi Dalam Kerangka Modalitas Perjanjian Pertanian WTO(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2007) Hutabarat, Budiman; Dermoredjo, Saktyanu K.; Purba, Helena J.; Lokollo, Erna Maria; WahidaBuku “Analisa Notifikasi Dalam Kerangka Modalitas Perjanjian Pertanian WTO” merupakan hasil Laporan Penelitian Terbaik peringkat 1 tahun 2006. Buku ini berisi kajian kritis tentang pokok-pokok perundingan pertanian yang berlangsung dan kemudian mengembangkan analisis skenario arah usulan-usulan perundingan yang ada serta melihat dampaknya terhadap pertanian nasional. Agar mampu menilai dan menjustifikasi jalannya perundingan, jenis keputusan dan kesepakatan yang akan diambil bahkan diusulkan, Indonesia memerlukan adanya pengkajian dan analisis secara komprehensif tentang berbagai isu yang dikemukakan di atas. Selain itu, Indonesia sebagai koordinator Kelompok Negara/G-33 sangat berkepentingan pada terwujudnya modalitas-modalitas agar tujuan pembangunan pertanian di masing-masing anggota sesuai dengan harapan masyarakat.
- ItemSituasi Harga Pangan Global: Saatnya Mewaspadai Efek Berantai Harga Pangan di Pasar Domestik(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-10) Mardianto, Sudi; Wahida; Yuliani, Fitria; Iffah, Sarah Izzatul; SumediKebijakan pengendalian atau pelarangan ekspor pangan (terutama beras) berpotensi meningkatkan harga pangan dunia. Kenaikan harga gabah dan beras domestik sudah terdeteksi sejak awal Agustus 2023, dan dalam perkembangannya terus meningkat hingga saat ini, pada sisi lain share pengeluaran untuk konsumsi beras cukup tinggi. Selain beras, harga bahan pangan lainnya juga kecenderungan naik. Hal ini berpotensi mengurangi asupan bahan pangan yang lain, seperti daging dan telur ayam. Untuk mengantisipasi tingginya harga beras dalam jangka waktu lama, pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi padi di akhir tahun 2023 dan sepanjang tahun 2024 secara at all cost. Makna at all cost diterjemahkan dengan penyediaan yang memadai terkait beberapa hal sebagai berikut: (a) Benih unggul bersertifikat yang toleran terhadap ancaman kekeringan atau rendaman; (b) Pupuk bersubsidi tersedia untuk melakukan pemupukan sesuai rekomendasi; (c) Kredit modal usaha tani yang mudah dan cepat diakses oleh petani; (d) Penyediaan dan pengendalian air irigasi; (e) Pendampingan penyuluh pertanian lapangan secara intensif; dan (f) Kesiapan Perum Bulog untuk menyerap gabah/beras petani sebagai sumber utama cadangan beras pemerintah. Keberhasilan peningkatan produksi beras domestik pada akhir tahun 2023 dan sepanjang 2024, akan membantu terciptanya stabilitas supply-demand bahan pangan yang lain.