Browsing by Author "Wahid, Pasril"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPedoman Pembibitan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Wahid, Pasril; yufdy, M.PramaTanaman lada merupakan tanaman “dimorphic” yang memiliki dua macam salur yaitu sulur panjat dan sulur (cabang) buah. Sulur panjat tumbuh memanjat pada pohon penegaknya melalui akar lekat, sedangkan cabang buah tumbuh mendaftar tanpa memiliki akar lekat pada buku-buku ruasnya. Di samping ke dua macam sulur itu dikenal pula adana sulur gantung dan sulur tanah. Sulur gantung tumbuh menggantung di permukaan lingkaran taju, sedangkan sulur tanah menjalar di permukaan tanah. Kedua sulur ini memiliki buku ruas yang lebih panjang sehingga bila digunakan sebagai bahan perbanyakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berproduksi. Untuk bahan perbanyakan setek sebaiknya digunakan sulur panjat yang tumbuh sehat dan kuat yang memiliki akar lekat pada setiap buku ruasnya. Bahan setek tersebut dapat digunakan untuk penanaman langsung di kebun atau pun di perbanyak terlebih dahuu berupa setek pendek satu ruas berdaun tunggal. Dalam hal ini pertimbangan yang di perlukan adalah jumlah bahan tanaman yang tersedia. Perbanyakan menggunakan setek satu ruas berdauan tunggal disarankan hanya bila bahan tanaman tidak mencukupi untuk dapat di tanaman langsung di kebun dalam bentuk setek panjang tujuh ruas. Pedoman pembibitan berikut ini hanyalah menyangkut pelaksanaan perbanyakan tanaman lada dengan setek satu ruas berdauan tunggal. Perbanyak dengan setek panjang tujuh ruas yang dilakukan dengan menanam lamgsung dikebun tidak melalui proses pembititan.
- ItemPedoman Pembibitan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Wahid, Pasril; Yufdi, M. PramaTanaman lada merupakan tanaman “dimorphic” yang memiliki dua macam salur yaitu sulur panjat dan sulur (cabang) buah. Sulur panjat tumbuh memanjat pada pohon penegaknya melalui akar lekat, sedangkan cabang buah tumbuh mendaftar tanpa memiliki akar lekat pada buku-buku ruasnya. Di samping ke dua macam sulur itu dikenal pula adana sulur gantung dan sulur tanah. Sulur gantung tumbuh menggantung di permukaan lingkaran taju, sedangkan sulur tanah menjalar di permukaan tanah. Kedua sulur ini memiliki buku ruas yang lebih panjang sehingga bila digunakan sebagai bahan perbanyakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berproduksi. Untuk bahan perbanyakan setek sebaiknya digunakan sulur panjat yang tumbuh sehat dan kuat yang memiliki akar lekat pada setiap buku ruasnya. Bahan setek tersebut dapat digunakan untuk penanaman langsung di kebun atau pun di perbanyak terlebih dahuu berupa setek pendek satu ruas berdaun tunggal. Dalam hal ini pertimbangan yang di perlukan adalah jumlah bahan tanaman yang tersedia. Perbanyakan menggunakan setek satu ruas berdauan tunggal disarankan hanya bila bahan tanaman tidak mencukupi untuk dapat di tanaman langsung di kebun dalam bentuk setek panjang tujuh ruas. Pedoman pembibitan berikut ini hanyalah menyangkut pelaksanaan perbanyakan tanaman lada dengan setek satu ruas berdauan tunggal. Perbanyak dengan setek panjang tujuh ruas yang dilakukan dengan menanam lamgsung dikebun tidak melalui proses pembititan.
- ItemPedoman Pengadaan Kebun Perbanyakan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Yufdy, M.Prama; Wahid, PasrilTanaman lada mempunyai arti yang cukup penting bagi Indonesia karena merupakan salah satu tanaman ekspor penghasil devisa yang penting sesudah karet,the,kelapa sawit dan kopi. Pada tahun 1974 nilai ekspor lada Indonesia ada lah sebesar US$ 24 986 000 .tahun 1984 meningkat menjadi US$ 64 239 000, dan melonjak lagi menjadi US$ 104 214 000 pada tahun 1986. Selain dari itu lada tidak saja merupakan salah satu tanaman tertua yang diusahakan di Indonesia ,tetapi juga merupakan produk yang mula –mula dibawa ke erofa melalui Persia dan Arabia. Perdagangan lada sejak cornelis de houtman (1595) dan Jacob van neck (1598) dipegang oleh belanda . tahun 1720 hasil lada merupakan sepertiga dari seluruh hasil yang diperoleh voc Sebelum perang dunia kedua hasil lada Indonesia epernah encapai 75- 84 % dari seluruh produsi lada dunia. Dewasa ini produksi lada Indonesia hanya mencapai + 25% sari jumlah lada yang diperdagangkan di pasar dunia . Total areal lada yang ada di Indonesia dewasa ini = 81 000 hektar, dengan produksi sebesar 37 000 ton/tahun . Dengan mengingat fungsi dan peranannya sebagai salah satu komditi ekspor non migas yang cukup penting, serta prospeknya ,pemerintah telah menyusun program peremajaan dan perluasan areal tanaman ini.Untuk menjamin terpenuhi nya kebutuhan bahan tanaan bagi terlaksaannya program tersebut dianggap mendirikan kebun-kebun induk / kebun perbanyakan di berbagai daerah pengembangan. Dari kebun induk/kebun perbanyak tersebut diharapkan dapat di ambil bahan tanaman atau bibit dalam bentuk setek , secara terus menerus dan teratur. Tulisan ini diharapkan dapat diajdikan petunjuk dalam membuat kebun-kebun perbanyakan untuk menunjang program perluasan dan peremajaan tanaman lada.