Browsing by Author "WINARTO, B.W."
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemAPLIKASI TEKNOLOGI SECARA MIKROBIOLOGI(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) WINARTO, B.W.; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPada umumnya proses degumming pada serat rami kasar hasil proses dekortikasi(=china grass) ialah dengan cara kimia. Cara ini menggunakan bahan kimia utamanya NaOH di samping bahan kimia lain seperti Na-karbonat, Na-tripo-lifosfat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula asam asetat untuk menetralkan sisa alkali pada serat setelah proses de-gumming selesai. Kegunaan NaOH ialah untuk melarutkan jaringan pengikat antar helaian serat. Hasilnya ialah helaian serat yang dapat dipakai untuk bahan sandang; baik berupa serat rami murni maupun blending dengan serat alam/sintetis lainnya. Penggunaan bahan kimia berupa alkali untuk proses degumming ini menimbulkan masalah berupa limbah bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan bila tidak diproses lebih lanjut. Penelitian ditujukan untuk mencari kemung-kinan penggunaan metode biologis di samping metode kimia untuk proses serat rami kasar (china grass). Penelitian di-laksanakan bulan Januari sampai dengan Desember 2003. Bahan yang dipakai untuk proses degumming ialah enzim K2-157 dan K-64 serta inokulum bakteri. Analisis kualitatif terhadap serat setelah proses berjalan selama 9 hari. Sebagai pembanding ialah serat rami hasil dari proses degumming secara kimiawi dan mikrobiologis yang dihasilkan oleh salah seorang pengusaha di Wonosobo. RAL dengan tiga ulangan dipakai untuk melaksanakan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan enzim K2-157 dan K-64 dapat berperan dengan baik pada proses cara bio-logis. Ini ditandai dengan warna serat putih, tidak ada/sedikit sekali kotoran yang berasal dari sisa kulit atau jaringan antarserat yang belum terdegradasi menjadi senyawa karbohidrat sederhana. Pegangan serat lemas menunjukkan sedikit sekali kulit yang belum jadi serat. Penetapan kekuatan serat perlu dilakukan untuk menetapkan lama proses ini tepat waktu atau lewat waktu yang berakibat serat rapuh.