Browsing by Author "Usman, Usman"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BUNGKIL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Heryana, Nana; Usman, Usman; Rusli, Rusli; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarBungkil kemiri sunan merupakan komponen hasil cukup besar dari biji kemiri sunan, yaitu bisa mencapai 55 %. Kompos (pupuk organik) berasal dari limbah bungkil kemiri sunan merupakan sisa pengepresan minyak. Kualitas kompos tersebut dapat diperkaya dengan menggunakan dekomposer seperti EM‐4 atau Biotama 3 yang disertai dengan pemberian pupuk kandang yang sudah matang, gula pasir dan air secukupnya untuk mempertahankan tingkat kelembaban yang memadai sehingga proses pelapukan (dekomposisi) berlangsung dengan baik. Kendala dalam proses pembuatan pupuk organik dari bungkil kemiri sunan adalah sisa komponen minyak yang masih terdapat pada bungkil tersebut, karena merupakan senyawa yang sulit terdekomposisi. Dengan demikian masih diperlukan perbaikan teknologi pengepresan yang mampu mengeluarkan (ekstraksi) minyak sebanyak mungkin atau penambahan dekomposer (pengurai) spesifik terhadap sisa minyak yang masih tertinggal dalam bungkil kemiri sunan.
- ItemTINJAUAN AGROKLIMAT WILAYAH PENGEMBANGAN DI JAWA BARAT(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Supriadi, Handi; Sasmita, Kurnia Dewi; Usman, Usman; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan tumbuhan asli Filipina, yang pada saat ini berkembang dengan baik di sejumlah daerah di Indonesia. Belakangan ini kemiri sunan menjadi salah satu komoditi yang menjadi perhatian banyak orang sehubungan dengan bijinya (kernel) yang berpotensi menjadi bahan baku biodesel. Untuk mendapatkan produktivitas tinggi maka dalam pengembangan tanaman harus memperhatikan kesesuaian lahan & iklim. Saat ini daerah pengembangan kemiri sunan di Jawa Barat terdapat di Majalengka, Sumedang dan Garut. Di tiga kabupaten ini tanaman kemiri sunan sudah tumbuh dan berproduksi dengan baik sejak dahulu kala. Sebagai acuan untuk pengembangan kemiri sunan di daerah lain, maka kondisi agroklimat di daerah pengembangan kemiri sunan tersebut harus diketahui. Jenis tanah di daerah pengembangan kemiri sunan didominasi oleh Latosol dengan tekstur halus. Tanaman ini di Jawa Barat telah tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang mempunyai curah hujan tahunan terendah sebesar 2.681 mm di daerah Balubur, Garut dan tertinggi sebesar 4.172 di daerah Maja, Majalengka. Bulan kering (bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm) di daerah pengembangan kemiri Sunan terendah terjadi selama 3 bulan di Cigasong (stasiun Majalengka), Cisitu (stasiun Cibugel) dan Balubur (stasiun Leles), sedangkan tertinggi selama 4 bulan yaitu di Sukahaji dan Maja (stasiun Pasanggrahan) di Majalengka. Umumnya bulan kering terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Suhu udara berkisar antara 24 – 30 0C dan kelembaban udara 71– 88%.