Browsing by Author "Trustinah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdopsi Varietas Unggul Kacang Hijau di Sentra Produksi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2014-10-19) Trustinah; B.S. Radjit; N. Prasetiaswati; Didik HarnowoKacang hijau dengan karakteristik berumur genjah (55-65 hari), toleran kekeringan, dan dapat ditanam pada daerah yang kurang subur, menjadikan komoditas ini potensial dikembangkan di lahan suboptimal. Peran strategis lainnya dari kacang hijau adalah komplementer dengan beras, sebab protein beras yang miskin lisin dapat diperkaya dengan kacang hijau yang kaya lisin. Dengan demikian kacang hijau berperan penting sebagai sumber protein, perbaikan gizi, dan meningkatkan pendapatan petani karena harga kacang hijau relatif lebih baik. Area panen kacang hijau di Indonesia pada tahun 2011 adalah 297.315 ha dengan produksi 341.342 ton dan produktivitas 1,15 t/ha. Sentra produksi kacang hijau tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur dengan total produksi mencapai 91,7% dari produksi nasional. Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang murah, mudah diadopsi, dan aman terhadap lingkungan. Penggunaan varietas unggul kacang hijau terbukti mampu meningkatkan produktivitas kacang hijau di beberapa daerah. Jenis dan produktivitas varietas yang digunakan beragam antarsentra produksi. Tersedianya varietas unggul yang beragam memungkinkan petani memilih varietas yang sesuai untuk dikembangkan di wilayahnya. Belum semua varietas kacang hijau yang telah dilepas digunakan petani. Pemilihan varietas umumnya mempertimbangkan produktivitas, preferensi konsumen, dan harga. Di beberapa daerah, konsumen lebih menyukai kacang hijau dengan warna biji hijau kusam atau mengkilap dengan biji besar atau kecil. Varietas dengan biji kecil disukai terutama untuk bahan kecambah atau tauge. Sebagian varietas unggul kacang hijau telah diadopsi di beberapa sentra produksi. Introduksi varietas unggul baru dengan karakteristik biji yang sudah berkembang sebelumnya, sosialisasi varietas, dan ketersediaan benih pada penangkar benih lokal efektif mempercepat adopsi varietas unggul kacang hijau.
- ItemPetunjuk Teknis Budi Daya Porang(Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanain, 2021) Sasmita, priatna; Mastur; Syamsyuri, prayudi; Sundari, titik; Anggara, agus wahyana; Subekti, nuning Argo; Wardana,i putu; Patriyahwati, Nia Romania; Ramadhan, Rizky Prayoga; Radianto, Haryo; Herawaty, Heny; Tabunan, Ika Roosita; Nugrahaeni, Novita; Baliadi, yuliantoro; Utomo, joko Susilo; Koenjoro,Bambang Sri; Indriani, Febria Cahya; Trustinah; Yusnawan, eriyanto; Hapsari, Tri ratri; Amanah, Amri; Mutmaidah, siti; Sutrisno; Sukmaja, Deden; Supriyati, yanti; Purmaningsih, ragapadmi; kamsiati, elmi; Widowati, sri; Soemantri, Agus Supriatna; Usmiati, Sri; Haliza,Winda; Sunarmani; Suryana, Esty Asriyana
- ItemPetunjuk Teknis Budi Daya Porang : Teknologi Budi Daya, Produksi Benih, Perbanyakan Tanaman Secara Kultur Jaringan, dan Pascapanen(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2021) Sasmita, Priatna; Mastur; Syamsuri, Prayudi; Sundari, Titik; Anggara, Agus Wahyana; Subekti, Nuning Argo; Wardana, I Putu; Patriyawaty, Nia Romania; Ramadhan, Rizky Prayogo; Radianto, Haryo; Herawaty, Heny; Tabunan, Ika Roostika; Nugrahaeni, Novita; Baliadi, Yuliantoro; Utomo, Joko Susilo; Indriani, Febria Cahya; Trustinah; Yusnawan, Eriyanto; Hapsari, Ratri Tri; Mutmaidah, Siti; Sutrisno; Sukmaja, Deden; Supriati, Yati; Purmaningsih, Ragapadmi; Kamsiati, Elmi; Widowati, Sri; Soemantri, Agus Supriatna; Usmiati, Sri; Haliza, Winda; Sunarmani; Suryana, Esty AsriyanaPorang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan komoditas pangan yang potensial dikembangkan di Indonesia karena nilai ekonomi yang dimiliki. Komoditas ini mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga prospektif dijadikan sebagai bahan baku industri pangan dan obat-obatan. Peluang ekspor dan pasar produk porang masih terbuka lebar dikaitkan dengan semakin meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan pangan fungsional. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan porang diantaranya belum tersedianya benih dalam jumlah memadai dan sebagian besar petani belum mengetahui manfaat dan teknologi budi daya dan pascapanen komoditas porang. Oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah, untuk mengatasi permasalahan yang ada sekaligus sosialisasi pengembangan porang. Dari aspek teknis pengembangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan teknologi produksi benih, budi daya, panen, dan pascapanen porang melalui berbagai penelitian.
- ItemPlasma Nutfah Kacang Tunggak: Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata (L. Walp.) dan Potensinya di Lahan Kering Masam(IAARD Press, 2012-12) Trustinah; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKacang tunggak (Vigna unguiculata (L.) Walp.) umumnya ditanam petani di lahan kering sebagai sumber bahan pangan. Di Indonesia, kacang tunggak termasuk ke dalam tanaman kacang-kacangan minor. Secara alamiah kacang tunggak tergolong tanaman kacang-kacangan yang toleran terhadap kekeringan dan adaptif pada lahan kering masam. Biji kacang tunggak juga merupakan sumber protein yang baik (23,4%) dan kandungan lemak yang rendah pada biji (1,3%) memiliki arti penting pada penyimpanan dan pengolahan biji, terutama dalam mengurangi aroma dan citarasa yang tidak diinginkan. Sumber daya genetik kacang tunggak yang ada memiliki keragaman untuk hasil dan sifat lain seperti warna biji, ukuran biji, serta umur masak. Potensi hasil kacang tunggak berkisar 1,0 hingga 2,0 t/ha biji kering, tergantung varietas, lokasi, musim, dan cara budidaya. Hingga kini tersedia sembilan varietas kacang tunggak, umurnya berkisar 55-70 hari dan bertipe tegak. Pada lahan masam dengan kandungan Aluminium tinggi, hasil kacang tunggak dapat mencapai 1,43 t/ha dan dengan pengapuran dapat mencapai 1,79 t/ha. Budidaya kacang tunggak juga memberikan keuntungan dalam pencegahan erosi dan penyediaan bahan organik. Dengan telah tersedianya varietas disertai dengan cara budidaya dan manfaat kacang tunggak sebagai bahan pangan serta sifat alamiahnya yang tahan kering dan adaptif untuk lahan kering masam, maka budidaya kacang tunggak di lahan kering memiliki harapan baik.