Browsing by Author "Triwahyudi, Sigit"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemDesain dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik Tri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemDesign dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemModifikasi Mesin Panen Tipe Kombinasi untuk Tanamn Padi dan Jagung(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2019-10-05) Triwahyudi, Sigit; Wiyono, Joko; Sasmito, ,Donny Anggit; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPada Tahun 2016, BBP Mektan telah merekayasa mesin pemanen jagung tipe kombinasi (corn combine harvester) yang merupakan modifikasi dari mesin pemanen padi namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan, terutama pada kecepatan kerja dan kapasitas kerjanya. Tujuan kegiatan ini adalah memodifikasi beberapa komponen mesin panen padi tipe kombinasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mesin panen jagung. Modifikasi pada bagian pembawa (conveyor), unit perontok dan unit pembersih. Pada pengujian unjuk kerja di Klaten pada kondisi kadar air jagung 25,27%, didapatkan kapasitas kerja sebesar 4,98 jam/ha pada kecepatan kerja 2,24 km/jam, dengan kondisi hasil panen tingkat kebersihan 99,66%, tingkat kerusakan biji 1,20% dan susut hasil (losses) sebesar 2,58%. Pada pengujian ini mesin panen juga dicoba kan untuk memanen padi. Pada kondisi kadar air saat panen sebesar 22,6%, dengan kecepatan kerja pemanenan rata-rata 2,47 km/jam didapatkan kapasitas kerja sebesar 4,19 jam/ha, susut hasil 2,47% dan tingkat kebersihan 98,5%. Hasil uji di grobogan, kondisi kadar air jagung 24,95% dengan kondisi tanaman jagung dipotong pucuknya adalah kapasitas kerja sebesar 5,4 jam/ha pada kecepatan kerja 2,22 Km/jam, tingkat kebersihan 99,47%, tingkat kerusakan biji 1,29% dan susut hasil (losses) sebesar 2,84%. Sedangkan hasil uji di kabupaten Serang Banten pada kondisi kadar air jagung 28,5% dengan kondisi tanaman jagung masih ada pucuknya. Didapatkan kapasitas kerja sebesar 5,4 jam/ha pada kecepatan kerja 2,14 km/jam, dengan kondisi hasil panen tingkat kebersihan 97,70%, tingkat kerusakan biji 1,70% dan susut hasil (losses) sebesar 2,92%.
- ItemPengaruh Rak Berputar Pada Kinerja Pengering Surya Tipe Efek Rumah Kaca (ERK)- Hybrid Untuk Pengeringan Kapulaga Lokal (Amomum Caramomum Wild)(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-04) Triwahyudi, Sigit; Nelwan, Leopold O.; Agustina, Sri Endah; Wulandari, Dyah; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKeseragaman kadar air pada proses pengeringan berbagai produk, termasuk produk pertanian biasanya sulit dicapai tanpa adanya proses pengadukan. Akan tetapi tidak semua jenis produk pertanian dapat dilakukan proses pengadukan selama pengeringan berlangsung. Untuk itu diperlukan bentuk modifikasi pengering, antara lain dengan rancangan rak pengering yang dapat diputar kearah vertikal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja dari pengering yang dirancang, terutama keseragaman kadar air, dan kebutuhan energi spesifik selama proses pengeringan. Dalam penelitian ini dikeringkan 10 kg kapulaga untuk setiap perlakuan. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter yang mencakup perubahan suhu, kelembaban dan kadar air selama pengeringan. Sebanyak empat perlakuan pemutaran posisi rak diterapkan yaitu: (1) tanpa pemutaran dan tanpa pergeseran posisi rak; (2) posisi rak diputar dan bergeser 180 oC dari posisi semula; (3) posisi rak diputar dan bergeser 90 oC dari posisi semula dan (4) posisi rak diputar dan bergeser 45o dari posisi semula. Interval waktu pengukuran setiap 60 menit. Pada setiap interval waktu pengukuran tersebut dilakukan pemutaran rak selama 20 menit (menit ke 0-10 dan menit ke 50-60) serta pergeseran posisi rak setiap 60 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata suhu pengeringan selama pengeringan berlangsung berkisar antara 41,3-48,1 oC dan kelembaban relatif (RH) antara 32,1-44,1 %. Berdasarkan kondisi tersebut, untuk mengeringkan 9,5-10,0 kg kapulaga lokal dari kadar air awal 80,3-82,7 % (bb) sampai kadar air akhir 9,9-10,6 % (bb) dibutuhkan waktu pengeringan selama 30-47 jam, laju pengeringan 1.5-2.4 % (bb)/jam. Kebutuhan energi spesifik (KES) 21,1-29,6 MJ/kg. Input energi yang berasal dari iradiasi surya berkisar antara 18,1-27,6 %. Efisiensi total sistem berkisar antara 11,4-16,1 %. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kinerja pengering efek rumah kaca (ERK) hibrid dengan rak berputar dipengaruhi oleh pergeseran posisi rak. Dengan pergeseran posisi rak menyebakan sebaran suhu bahan lebih seragam, sehingga menghasilkan kadar air yang lebih seragam, konsumsi energi spesifik menurun dan efisiensi total sistem meningkat. Perlakuan IV (pergeseran posisi rak 45oC) menunjukkan keseragaman terbaik pada perlakuan ini, simpangan baku (SD) untuk distribusi suhu bahan adalah sebesar 1,2 %, keseragaman kadar air sebesar 1,1 %, total efisiensi sistem pengeringan sebesar 16,2 % dan kebutuhan energi spesifik (KES) sebesar 21,1 MJ/kg.
- ItemRancang Bangun Mesin Pengambilan Sampel (Core Sampler) Tebu Siap Giling(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2019-10-05) Rosmeika, Rosmeika; Triwahyudi, Sigit; Widodo, Teguh Wikan; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMetode penetapan rendemen yang lebih transparan dan adil di pabrik gula sangat diperlukan untuk mendorong petani memproduksi tebu dengan rendemen yang tinggi. Suatu metode core sampler telah direkayasa untuk sistem penentuan rendemen nira individu. Metode ini mampu membedakan nilai nira dari masing-masing lori/truk. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan rancang bangun mesin pengambil sampel (core sampler) tebu siap giling. Kegiatan rancang bangun dilaksanakan di laboratorium perekayasaan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Serpong. Rancangan mesin core sampler tebu siap giling diawali dengan penetapan parameter desain dan pembuatan gambar desain. Tahap berikutnya adalah pembuatan prototipe core sampler dan dilanjutkan dengan pengujian dan modifikasi prototipe serta analisis hasil uji. Uji kinerja dan uji fungsional core sampler tebu menghasilkan waktu tercepat per proses pengambilan sampel tebu rata-rata selama 9.99 detik diperoleh pada tekanan fluida hidrolik 8.96 MPa, akan tetapi kebutuhan daya terendah rata-rata (1.40 kW) diperoleh pada tekanan 6.90 MPa dan berat sampel tertinggi (1.62 kg) juga diperoleh pada tekanan 6.90 MPa. Keterampilan operator serta kerapatan dan kestabilan tumpukan tebu sangat berpengaruh pada hasil uji yang didapatkan. Dalam prakteknya, direkomendasikan untuk beroperasi pada tekanan 7,58 MPa yang menghasilkan konsistensi terbaik dari sampel tebu, baik dalam hal berat (1.30 kg) maupun persentase sampel utuh (72.36%).
- ItemRekayasa dan Pengujian Mesin Perajang Rimpang Tipe Horisontal(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-10) Paramawati, Raffi; Mardison, Mardison; Triwahyudi, Sigit; Gultom, Reni Yuliana; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMasih banyak kendala yang dihadapi pengrajin/pengolah dalam memproduksi simplisia rimpang-rimpangan guna memenuhi permintaan pasar. Petani menghasilkan simplisia dengan cara mencuci, merajang dan mengeringkan rimpang, semuanya dilakukan secara manual-tradisional. Tidak adanya mesin perajang mempengaruhi produktivitas pengolahan, yang kemudian juga mempengaruhi mutu dan harga produk. Tujuan dari penelitian ini adalah merekayasa mesin perajang yang sesuai dengan kebutuhan petani atau pengrajin. Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahap, yaitu analisis teknis, pembuatan disain, pabrikasi dan pengujian teknis. Pengujian fungsional yang dilakukan dengan menggunakan sampel jahe, temu putih dan lengkuas, menunjukkan bahwa mesin perajang telah dapat berfungsi dengan baik. Uji teknis menunjukkan bahwa simplisia kering yang dihasilkan memenuhi parameter mutu sesuai standar SNI, antara lain kadar minyak atsiri dan kadar abu. Kapasitas dari mesin ini adalah 133-137 kg input/jam atau 125-135 kg output/jam, tergantung jenis dan varietas rimpang. Kapasitas ini sangat besar bila dibandingkan dengan kapasitas pengolahan secara manual dengan menggunakan pisau (4 kg/jam) atau menggunakan alat perajang manual (5,53-7,19 kg input/jam).
- ItemRekayasa Mesin Penepung Tipe Double Jacket untuk Komoditas Biofarmaka(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-10) Paramawati, Raffi; Triwahyudi, Sigit; Mardison, Mardison; Gultom, Reni Yuliana; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianTeknologi pengolahan biofarmaka, terutama mesin-mesin pengolahan merupakan salah satu kendala dalam mengembangkan pengolahan biofarmaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan mesin penepung biofarmaka, yang dapat mempertahankan komponen aktif dalam rimpang maupun dedaunan yang termasuk dalam kelompok biofarmaka. Metode yang digunakan adalah analisis teknis, perancangan desain, pabrikasi dan pengujian. Perekayasaan ini telah menghasilkan mesin penepung tipe double jacket untuk menghancurkan dan menepung simplisia rajangan kering. Komponen utama adalah ruang penepung yang terdiri dari piringan berputar yang di dalamnya terdapat pin-pin, yang akan membuat gesekan dengan pin-pin lain yang terdapat dalam piringan diam, gesekan memberikan efek menghancurkan dan menepungkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa komponen pelapis double jacket mampu menahan kenaikan suhu di dalam ruang penepung dan mampu mempertahankan kadar air tepung setara dengan kadar air simplisia asalnya. Tepung yang dihasilkan mencatat keseragaman ukuran partikel yang tinggi dan mempunyai kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang lebih tinggi dibandingkan tepung komersial yang dibeli di pasar.
- ItemRekayasa Prototipe Mesin Evaporator Vakum(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-10) Paramawati, Raffi; Mardison, Mardison; Gultom, Reni Yuliana; Mulyantoro, FX Lilik Tri; Triwahyudi, Sigit; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianRekayasa Prototipe Mesin Evaporator Vakum. Pembuatan tepung kristal dari rimpang telah banyak dilakukan industri rumahan, dengan menggunakan peralatan sederhana dan secara manual. Keluhan yang sering dikemukakan pengolah tepung kristal adalah kejerihan kerja akibat pengadukan yang terlalu lama (5-8 jam), warna produk yang cenderung terlalu coklat dan tidak seragam serta kadar air yang masih relatif tinggi (>10%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekayasa mesin evaporator vakum, yang diharapkan dapat menghasilkan tepung kristal dengan kualitas yang lebih baik. Metode yang digunakan adalah analisis teknis, perancangan desain, pabrikasi dan pengujian. Perekayasaan ini telah menghasilkan prototipe mesin evaporator vakum yang telah dapat digunakan untuk membuat tepung kristal dari ekstrak rimpang jahe segar, dengan lama operasional 3-5 jam menghasilkan tepung kristal dengan kadar air 2.67% dan rendemen rata-rata 59,20%. Warna tepung kristal jahe adalah kuning cerah pada kisaran nilai 0Hue 1020 dan derajat putih 56. Tepung kristal yang dihasilkan mempunyai aroma jahe yang sangat kuat khas seperti rimpang segarnya, dan mempunyai rasa pedas yang sama dengan jahe mentah varietas Merah.
- ItemUji Kinerja Unit Mesin Produksi Bio-Pellet Menggunakan Bahan Baku Sekam Padi(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2019-10-05) Widjaya, Elita R.; Triwahyudi, Sigit; Rosmeika, Rosmeika; Wibowo, Sigid Hadi; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPemanfaatan limbah padat pertanian terkadang terhambat pada karakteristik bahan itu sendiri yang bersifat kamba, mengakibatkan konversinya menjadi energi sulit dikontrol secara otomatis. Upaya untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dari limbah padat pertanian adalah dengan cara mengubahnya menjadi bio-pellet. Bio-pellet ini dapat dijadikan substitusi komoditas pellet kayu yang telah ada di pasaran dan permintaannya semakin meningkat di pasar dunia. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) telah melakukan pengembangan unit mesin produksi bio-pellet dengan komponen mesin terdiri dari mesin pengecil ukuran, mesin pencampur dan mesin pencetak pellet kapasitas 100 Kg/jam. Pada makalah ini dikhususkan pada uji kinerja mesin yang dilakukan dengan menggunakan bahan baku sekam padi dengan dua perlakuan, yaitu dengan bahan pengikat tapioka 4% dan tanpa bahan pengikat. Proses pencetakan pellet sangat tergantung dari sifat bahan biomasa itu sendiri. Bio-pellet sekam dapat tercetak dengan kualitas yang baik ketika suhu ruang pengepres mencapai 60-80oC. Analisis kualitas Bio-pellet sekam memperlihatkan bahwa bahan pengikat tidak mempengaruhi panjang dan diameter pellet, namun mempengaruhi berat satuan pellet, dimana pellet dengan bahan pengikat rata-rata sedikit lebih berat dibandingkan tanpa bahan pengikat. Pellet setelah penyimpanan selama 14 hari memperlihatkan tidak terjadinya perubahan bentuk yang signifikan baik pellet yang dengan bahan pengikat maupun tanpa pengikat. Kadar air pellet yang dihasilkan rata-rata < 10%; perkiraan nilai kalor 14,4-15,2 MJ/kg; dan titik awal pembakaran (ignition point) 278oC, titik habis terbakar (burnout) 454oC.
- ItemUpaya Menurunkan Kontaminasi Aflatoksin B1 pada Kacang Tanah Dengan Teknologi Pasca Panen (Sudi Kasus di lampung)(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-04) Paramawati, Raffi; Arief, Ratna Wylis; Triwahyudi, Sigit; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKacang tanah merupakan komoditas penting di propinsi Lampung, dimana pada umumnya ditanam di lahan kering. Sebagai tanaman di negara tropis dengan suhu dan kelembaban relatif yang tinggi, kacang tanah rentan sekali terhadap kontaminasi aflatoksin yang diakibatkan oleh kapang Aspergillus flavus and A. Parasiticus. Untuk meminimalkan kontaminasi aflatoksin, perlu dilakukan upaya untuk memproses kacang tanah dalam waktu yang relatif cepat. Dalam penelitian ini dilakukan percobaan dengan menggunakan mesin pascapanen kacang tanah dalam rangka mempersingkat waktu proses untuk meminimalkan kontaminasi aflatoksin. Hasil percobaan dibandingkan dengan teknologi yang biasa dilakukan petani. Hasil percobaan menunjukkan bahwa teknologi petani menghasilkan kacang polong kering dengan kontaminasi aflatoksin B1 sangat kecil tetapi kacang kupas (ose) dengan kontaminasi yang relatif tinggi. Sementara itu percobaan percepatan waktu proses pascapanen dengan mesin menghasilkan kacang tanah baik polong maupun ose dengan kontaminasi yang relatif kecil. Penelitian ini juga melakukan sampling ose di beberapa pasar di Lampung. Hasil sampling menunjukkan kontaminasi aflatoksin B1 yang beragam dari 4,4 hingga 205 ppb dengan rata-rata kontaminasi 69,76 ppb. Ose yang dikemas dengan kemasan hermetik masih menunjukkan peningkatan kontaminasi yang cukup tinggi selama penyimpanan dibandingkan polong kering.