Browsing by Author "Timisela, Natelda R"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemEnbal Sebagai Pangan Spesifik Lokal Menunjang Pendapatan Dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Polnaya, Febby J; Breemer, Rachel; Timisela, Natelda R; Leatemia, Ester D; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuMasyarakat di Maluku Tenggara mengolah jenis ubikayu pahit sebagai pangan rumahtangga yang dikenal dengan ―enbal‖. Enbal merupakan makanan tradisional spesifik lokal di daerah mereka. Proses pembuatan enbal sangat sederhana. Ubi kayu dengan kadar HCN tinggi dipanen, dikupas, dicuci, diparut, dibungkus dengan karung plastik, diperas selama ± 4-5 jam. Enbal memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1) sangat mudah untuk perolehan hasil; 2) dapat dikonsumsi oleh semua orang setelah diolah; 3) memiliki daya simpan lama; 4) dapat diolah menjadi aneka makanan siap saji (menu makan malam, makan siang, menu sarapan pagi, dan menu selingan/snack/cemilan); 5) warna hasil olahan putih bersih tanpa pengawet; 6) cocok dijadikan sebagai rasi. Antisipasi kerawanan pangan di masa mendatang, enbal dijadikan alternatif pilihan, yaitu dijadikan sebagai pengganti beras/nasi. Mulai digalakan pengolahan rasi (beras nasi) dari enbal yaitu enbal goreng atau rasi ubikayu sebagai pangan lokalkeluarga. Diversifikasi pangan melalui pemanfaatan enbal menjadi produk-produk bernilai jual dan berdaya saing. Konsumsi enbal bersamaan dengan ikan dan sayur menghasilkan nilai gizi yang tidak kalah dari makanan lain, dan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mendukung ketahanan pangan nasional khususnya Maluku di masa mendatang
- ItemSagu Sebagai Pangan Spesifik Lokal Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Polnaya, Febby J; Timisela, Natelda R; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSagu sebagai bahan pangan spesifik lokal dikenal di Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat. Khusunya di daerah pedesaan, masyarakat mengkonsumsi sagu sebagai bahan makanan pokok. Namun kenyataan sekarang ini, sagu tidak lagi merupakan bahan makanan pokok karena tergantikan oleh beras yang penanganannya lebih mudah. Sagu sebagai komoditi pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan dan diusahakan secara serius. Mengembangkan sumber daya sagu melalui usaha diversifikasi pangan adalah sangat tepat, karena krisis pangan dapat saja terjadi apabila sifat ketergantungan terhadap satu jenis bahan pangan pokok (beras) masih tetap dilaksanakan. Di sisi lain, Maluku mempunyai hutan sagu yang luas dan belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber karbohidrat dan bahan baku industri pangan. Sagu mempunyai nilai gizi yang tidak kalah dari makanan lain, sehingga perlu disosialisasikan kembali makan sagu dan keunggulan pangan sagu, untuk mendukung ketahanan pangan Nasional khususnya Maluku di masa yang akan datang.