Browsing by Author "Timisela, N R"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKajian Masalah Pangan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Agustyn, G; Amanupunyo, H R D; Lemaheriwa, S; Timisela, N R; Thenu, S F W; Jambormias, E; Hitijahubessy, D; Siwalete, J D; Puttinela, J; Hitijahubessy, F; Nendissa, S; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPemenuhan kebutuhan pangan baik dari segi jumlah, mutu, gizi dan keamanannya berkaitan erat dengan kualitas sumberdaya manusia. Jika kebutuhan pangan tersebut tidak terpenuhi dalam memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan maka masyarakat diperhadapkan dengan masalah rawan pangan. Tingkat konsumsi zat gizi khususnya untuk energi dan protein masyarakat di lokasi pengkajian rata-rata dibawah 100 persen; tingkat konsumsi energi 84 persen dan tingkat konsumsi protein 87,7 persen. Untuk wilayah tertentu seperti Kec. Wuarlabobar, Babar Timur dan Pp. Babar terlihat bahwa tingkat konsumsi energi masih cukup rendah, padahal pada daerah-daerah ini banyak tersedia pangan lokal sumber energi seperti umbi-umbian dan jagung. Tingkat konsumsi energi yang rendah berdampak pada rendahnya kemampuan/produktifitas kerja petani dan kesehatan anak yang kurang baik.
- ItemKetahanan Pangan Sebagai Kondisi Terpenuhinya Pangan Bagi Rumah Tangga(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Timisela, N R; Polnaya, Febby J; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPangan merupakan sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diperuntukkan sebagai bahan makanan atau minuman bagi konsumsi manusia; termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan serta minuman. Ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumahtangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Fenomena ketahanan pangan ditandai oleh tingginya potensi keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan disatu sisi, tetapi disisi lain realitas kekurangan pangan dan gizi pada tingkat rumahtangga signifikan terjadi. Dibalik fenomena ini, realitas makro tentang tingginya ketahanan pangan dalam arti ketersediaan dan distribusi pada berbagai wilayah, juga banyak tidak konsisten dengan realitas mikro dalam arti banyaknya rumahtangga yang kurang gizi pada wilayah tersebut. Secara konseptual, fenomena ini menuntut perlunya pendefenisian ketahanan pangan yang difokuskan pada makna “kemampuan anggota rumahtangga mengakses pangan sampai ke mulut”.