Browsing by Author "Thenu, S F W"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemDampak Perubahan Pola Komsumsi Non Beras ke Pangan Beras Terhadap Ketahanan Pangan Lokal Masyarakat Di Desa Hatusua Kecamatan Kairatu Kabupaten SBB(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Thenu, S F W; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKetahanan pangan dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi semua orang pada setiap saat dan setiap individu mempunyai akses untuk memperolehnya, baik secara fisik maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana dampak perubahan pola konsumsi terhadap ketahanan pangan lokal masyarakat di desa Hatusua. Menggunakan metode survei menggunakan analisis Diskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut : (1) berkurang/menipisnya pengetahuan masyarakat (terutama generasi muda) terhadap nilai-nilai sasi yang ditunjukan oleh : menurunnya minat masyarakat menggunakan budaya sasi untuk melindungi sumberdaya alam mereka. Keadaan ini tentunya ikut dipicu oleh beberapa faktor lain seperti : perkembangan penduduk , pendidikan dan perkembangan agama, serta sosialisasi pemahaman sasi yang rendah kepada masyarakat, (2) perubahan sistim bagi hasil (maanu), (3) perubahan teknologi pengolahan, (4) perubahan status kepemilikan tanah, (5) perubahan pola pikir aparatur desa dan warga masyarakat.
- ItemKajian Masalah Pangan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Agustyn, G; Amanupunyo, H R D; Lemaheriwa, S; Timisela, N R; Thenu, S F W; Jambormias, E; Hitijahubessy, D; Siwalete, J D; Puttinela, J; Hitijahubessy, F; Nendissa, S; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPemenuhan kebutuhan pangan baik dari segi jumlah, mutu, gizi dan keamanannya berkaitan erat dengan kualitas sumberdaya manusia. Jika kebutuhan pangan tersebut tidak terpenuhi dalam memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan maka masyarakat diperhadapkan dengan masalah rawan pangan. Tingkat konsumsi zat gizi khususnya untuk energi dan protein masyarakat di lokasi pengkajian rata-rata dibawah 100 persen; tingkat konsumsi energi 84 persen dan tingkat konsumsi protein 87,7 persen. Untuk wilayah tertentu seperti Kec. Wuarlabobar, Babar Timur dan Pp. Babar terlihat bahwa tingkat konsumsi energi masih cukup rendah, padahal pada daerah-daerah ini banyak tersedia pangan lokal sumber energi seperti umbi-umbian dan jagung. Tingkat konsumsi energi yang rendah berdampak pada rendahnya kemampuan/produktifitas kerja petani dan kesehatan anak yang kurang baik.
- ItemKetahanan Pangan Lokal : Pertanian Lahan Kering Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Kisar Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Thenu, S F W; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKegiatan pertanian di pulau Kisar sangat tergantung pada alam, keadaan iklim serta musim yang seringkali mengalami pergeseran, turut mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam berusahatani. Petani selalu berusaha menghindari resiko kegagalan usahanya, karena berakibat pada terancamnya persediaan pangan bagi rumah tangga petani. Penelitian ini dilakukan metode survei dengan pendekatan deskriptif, bertujuan untuk melihat penerapan sistem pertanian organik menetap dengan pengolahan tanah intensif, khas pulau kecil berbasis kearifan lokal dalam menunjang ketersediaan pangan di Pulau Kisar. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pertanian di pulau Kisar merupakan pertanian lahan kering dengan sistem pertanian organik, (2) sistem usahatani bersifat menetap dan diusahakan intensif di pekarangan rumah dan disekitar pemukiman penduduk (3) masih bersifat tradisional (khas lokal) dalam pemanfaatan lahan dan sarana produksi, (4) Pola tanam dilakukan secara polikultur dan monokultur dalam dua musim tanam berbeda, (5) memanfaatkan waktu sela untuk mengusahakan sumber nafkah lainnya guna menjamin ketersediaan pangan rumah tangga, (6) memiliki pola pasca panen yang berkelanjutan pada setiap musim tanam/tahun, (7) memiliki pola makan/konsumsi bervariasi (campuran) sebagai antisipasi ketersediaan pangan dan upaya pemenuhan gizi, (8) sistem barter merupakan salah satu alternatif solusi pemenuhan pangan masyarakat.