Browsing by Author "Susanto, Untung"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- Item11. Potensi Pemanfaatan Pupuk Nano Untuk Mendukung Bio-Industri Budidaya Padi di Indonesia(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Rohaeni, Wage R.; Susanto, Untung; Abdulrahman, Sarlan; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPupuk sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Namun demikian, saat ini efi siensi pemupukan masih sangat rendah, sedangkan pemupukan yang berlebihan dapat merusak sifat fi sik, kimia, dan biologi tanah. Melalui aplikasi teknologi nano diharapkan permasalahan tersebut dapat diatasi. Review ini mengungkapkan perkembangan terkini aplikasi pupuk nano pada tanaman padi. Teknologi nano, yaitu teknologi untuk memanipulasi suatu benda dengan memperkecil ukurannya hingga 1 – 100 nanometer. Terdapat 2 metode untuk pembuatan pupuk nano, yaitu metode top-down dan bottom up. Metode top-down yaitu metode penghancuran secara mekanis. Metode bottom up yaitu metode yang dilakukan secara kimia, diantaranya : Proses sol-gel, proses berbasis aerosol, deposisi uap kimia, kondensasi atom atau molekuler, kondensasi fase gas, dan sintesis fl uida superkritis. Unsur hara yang dapat dijadikan pupuk nano adalah unsur hara makro dan mikro serta pupuk organik. Teknologi ini tidak hanya mengubah ukuran bahan, namun juga karakteristik bahan. Perubahan terjadi pada sifat fi sik dan kimia material yaitu meningkatnya luas permukaan, meningkatnya bioviabilitas, dosis efektif lebih kecil, meningkatnya kemampuan penetrasi, serta mempercepat onset of action (terjadinya tindakan). Penelitian pupuk nano di Indonesia ini baru sebatas formulasi pupuk P-nano dan pengujian efektivitas pada padi dan jagung. Penelitian membuktikan bahwa penggunaan pupuk nano meningkatkan efi siensi penggunaan pupuk, mengurangi toksisitas tanah, serta meminimalkan potensi terjadinya dampak negatif akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Varietas berpotensi memberikan respon yang berbeda terhadap aplikasi pupuk nano. Penelitian lebih mendalam diharapkan dapat mengungkapkan peluang aplikasi teknologi pupuk nano untuk meningkatkan efi siensi dan produktivitas padi untuk setiap spesifi k agroekosistem dan varietas dalam bio-industri budidaya padi di Indonesia.
- ItemDaya Hasil Galur Padi Sawah Toleran Kekeringan Pada Tiga Kondisi Pengairan Berbeda(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Susanto, Untung; Imamuddin, Ali; Samaullah, M. Yamin; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiEvaluasi daya hasil galur-galur padi sawah tadah hujan toleran kekeringan telah dilakukan pada MK 2013 di Anjatan, Indramayu, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan galur-galur harapan padi yang memiliki daya hasil yang baik di lingkungan tadah hujan dengan kondisi pengairan terbatas. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok 3 ulangan dengan perlakuan 25 galur toleran kekeringan dan 5 varietas pembanding. Varietas pembanding yang digunakan adalah Inpari 10, Inpari 13, Silugonggo, Dodokan, dan Situ Bagendit. Bibit umur 21 hari setelah sebar dari setiap galur dan varietas pembanding ditanam 1-3 bibit per lubang pada plot berukuran 4 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pemeliharaan tanaman dilakukan secara intensif berdasarkan rekomendasi budidaya padi sawah. Pengujian dilakukan pada lahan sawah dengan perlakuan terdiri atas tiga kondisi pengairan, yaitu (a) normal (diairi 100 %); (b) setengah kering (75 % diairi) pertanaman diairi sampai umur satu bulan setelah tanam dan selanjutnya diairi seminggu sekali sampai menjelang panen; dan (c) kering (diairi 50 %), pertanaman diairi sampai umur satu bulan setelah tanam, selanjutnya tidak diairi sampai panen. Hasil percobaan menunjukkan adanya kecenderungan penurunan hasil dengan menurunnya intensitas pengairan meskipun ada variasi antar genotipe. Pada kondisi pengairan 100%, terdapat empat galur yang diuji menunjukkan hasil GKG yang lebih baik dibanding varietas pembanding yaitu BP9444-1f-Kn-1-3-6*B, IR 83381-B-B-6-1, SMD9-149DMR-7, dan BP14284e-2-3. Pada kondisi pengairan 75%, terdapat delapan galur yang menunjukkan hasil GKG yang lebih baik dibanding varietas pembanding yaitu BP9444-1f-Kn-1-3-6*B, IR 83381-B-B-6-1, IR82589-B-B-84-3, IR 82635- B-B-72-2, SMD9-149D-MR-7, IR 83383-B-B-129-4, IR61336-4B-14-3-2 (PSB RC94), dan BP14262e-2-8. Dan pada kondisi pengairan 50%, terdapat lima galur yang diuji menunjukkan hasil GKG yang lebih baik dibanding varietas pembanding yaitu BP9444-1f-Kn-1-3-6*B, IR 83381-B-B-6-1, IR61336-4B-14-3-2 (PSB RC94), TB155J-TB-MR-3-1-2, dan Zhonghua 1.
- ItemEvaluasi Beberapa Galur Mutan Padi Pada Kondisi Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Imamuddin, Ali; Susanto, Untung; Samaullah, M. YaminBeberapa galur mutan diharapkan memiliki daya adaptasi yang baik di lahan sawah tadah hujan. Evaluasi galur-galur mutan padi toleran kekeringan pada lahan tadah hujan telah dilakukan di Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati Jawa Tengah pada MK 2014. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok 2 ulangan dengan perlakuan 38 galur mutan padi toleran kekeringan dan empat varietas pembanding. Galur-galur mutan yang dievaluasi berasal dari penyinaran sinar gamma Co60 terhadap varietas Inpari 13. Varietas pembanding yang digunakan adalah Inpari 13, Inpari 10, Inpari 23, dan Situ Bagendit. Bibit umur 20 hari setelah sebar dari setiap galur dan varietas pembanding ditanam 1-3 bibit per lubang pada plot berukuran 2 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pengairan bergantung pada turunnya hujan dan pompa air dari embung penampung air hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur yang diuji memiliki perbedaan nyata pada lima karakter agronomi yang diamati, namun tidak nyata pada karakter jumlah anakan produktif. Sebanyak 13 genotipe menunjukkan hasil lebih tinggi daripada semua varietas pembanding. Dua genotipe diantaranya menunjukkan hasil yang beda nyata lebih tinggi daripada Inpari 13 yaitu BP17280M-26D-1-SKI-1-IND-1 (3,89 t/ha) dan BP17280M-24C-2-1-SKI-1- IND-1 (3,54 t/ha). Sedangkan varietas pembanding terbaik yakni Inpari 13 dan Situ Bagendit mencapai hasil masing-masing 2,88 t/ha dan 3,04 t/ha. Rata-rata umur 50% berbunga genotipe-genotipe terbaik tersebut 68-70 HSS dan umur panen 98-104 HSS. Dengan hasil ini diharapkan memberikan peluang yang besar pada pengujian-pengujian selanjutnya untuk pengembangan varietas baru padi sawah tadah hujan.
- ItemEvaluasi Dan Seleksi Galur-Galur Tadah Hujan Pada Sistem Budidaya Gogo Rancah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Susanto, Untung; R. Rohaeni, Wage; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Ketersediaan air menjadi factor pembatas utama untuk budidaya padi gogo. Ketersediaan varietas adaptif kekeringan menjadi salah satu teknologi andalan. Program pemuliaan terus mengembangkan berbagai varietas adaptif cekamanan lingkungan. Cekaman kekeringan menjadi salah satu prioritas kegiatan pemuliaan tanaman padi tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman genetic dan menyeleksi galur-galur padi sawah tadah hujan yang diujikan pada system budidaya gogo rancah untuk dapat diteruskan ke pengujian selanjutnya. Penelitian dilakukan di lahan gogo rancah Kecamatan Jakenan Kab. Pati pada Musim Kering tahun 2015. Sebanyak 100 genotipe termasuk cek diuji dengan rancangan acak kelompok (RAK) 2 ulangan. Hasil menunjukkan kondisi umum tanah mengandung kadar air 7.83%, curah hujan berkriteria sangat rendah, jenis tanah alluvial mengandung pasir dan liat. Rentang hasil panen dari seluruh genotype adalah 0.73–4.83 ton/ha. Pembanding terbaik, Inpari 42 memberikan hasil sebesar 4.06 ton/ha dan pembanding terendah adalah Inpari 23 sebesar 2.46 ton/ha. Sebanyak 16 galur harapan dengan nilai rata-rata produksi diatas 3 ton/ha,yaitu: BP14262e-1-1, BP14356e-1-1, BP14356e-1-B, BP15994M-5D-SKI-17-8-2,BP16146M-1D-SKI-1-20-2-1, BP16146M-1D-SKI-2-13-1-3, BP16190M-4DSKI-21-4-2,BP17280M-60D-IND,BP17298M-53D-SKI-1-4-2,BP17502c-SBY1-CRB-9-SKI-0, R407 80b-6-5-SBY-0-CRB-1-SKI-2-1, PR40781b-3-4-SBY-0CRB-3-SKI-1-3, R40781b-3-5-SBY-0-CRB-1-SKI-2-2, TIL 2, TIL 24, TIL 3. Galur-galur harapan tersebut dapat dilanjutkan pada uji daya hasil pendahuluan.
- ItemHasil dan Komponen Hasil Galur Harapan Padi Sawah di Dataran Sedang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Abdullah, Buang; Sularjo, Sularjo; Cahyono, Cahyono; Susanto, Untung; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiProduksi beras 90 persen dihasilkan dari lahan sawah. Sawah, menurut ketinggian tempat diklasifi kasikan menjadi sawah dataran rendah, dataran sedang dan dataran tinggi. Sawah dataran sedang cukup luas dan suhu udaranya cocok untuk pertumbuhan tanaman padi. Uji daya hasil pendahuluan (UDHP) sebanyak 47 galur harapan padi sawah dan 3 varietas pembanding dengan rancangan acak kelompok diulang tiga kali telah dilakukan di dataran sedang (600 m dpl) KP Kuningan, Jawa barat pada tahun 2013. Tujuannya untuk mendapatkan galurgalur padi sawah yang cocok untuk sawah dataran sedang (500 – 700 m dpl). Dari penelitiaan ini telah didapat enam galur harapan berumur genjah hasilnya lebih tinggi 10 – 18 persen dibanding Ciherang, yaitu B13025B-RS*1-1-9-PN-5-1-1, B13025B-RS*1-6-13-PN-5-2-5, B12411E-MR-10-5-PN-4-2-3 dan B11742- RS*2-3-MR-5-5-1-SI-2-PN-3-2-1, B12743-MR-18-2-3-9-PN-9-3-5, dan B12743- MR-18-2-3-10-PN-5-2-1. Tiga galur yang setara hasilnya dengan Ciherang adalah BP5168F-KN-16-3-KLT-2*B-SKI-1*B, BP7528-3F-7-1-KLT-2*B-SKI-1*B, dan B12238-RS*2-MR-15-Si-3-MR-2-PN-1-MR-3. Lima galur harapan umur sangat genjah yang hasilnya setara dengan INPARI13, yaitu B13048C-MR-2-PN-3-1, B13017C-RS*1-2-2-2-1, B12891-5D-MR-2-1-PN-5-2-1, B13045C-MR-12- PN-2-3, dan BP14548B-26-1. Galur-galur tersebut diharapkan dapat diuji lebih lanjut untuk mendapatkan calon varietas padi umur genjah dan sangat genjah yang mempunyai potensi hasil lebih tinggi dari varietas yang ada.
- ItemKarakterisasi Mutu Fisik, Mutu Giling, Sifat Fisikokimia Varietas-varietas Padi Eksisting di Jawa Barat rdhiyanti, Untung Susanto(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Indrasari, Siti Dewi; Ardhiyanti, Shinta Dewi; Susanto, Untung; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik mutu fi sik, mutu giling, dan sifat fi sikokimia kultivar-kultivar padi populer yang ada di petani di Jawa Barat. Dua puluh empat kultivar padi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari para petani di Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Penelitian Padi pada April 2013. Pengamatan mutu fi sik gabah, mutu fi sik dan mutu giling beras dan sifat fi sikokimia beras sesuai dengan metode IRRI. Analisis statistik dengan menggunakan perangkat lunak statistik SPSS versi 11.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu fi sik gabah dan mutu fi sik beras giling sampel seperti densitas gabah antara 465,0 (Diah Suci) hingga 530,5 g/l (Sidenuk Pusaka dan OBS1703) dan kisaran berat 1000 butir adalah 25,4 (Sidenuk Sukra) sampai dengan 29,26 g (Batang Piaman Dan Fatmawati). Ciherang Bandung memiliki derajat sosoh tertinggi (127), sedangkan Merdeka memiliki transparansi tertinggi (2,47). Berdasarkan P /L rasio, semua sampel dikategorikan sebagai beras ramping (rasio P/L> 3,0), kecuali Sidenuk Pusaka, Sidenuk Sukra, dan Fatmawati dikategorikan sebagai beras medium (P/L rasio 2,1-3,0). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-6128-2008 untuk beras giling, 50 persen sampel memenuhi standar untuk beras kepala untuk kelas IV (min. 73%). Diah Suci memiliki persentase tertinggi beras kepala (94,93%) diikuti oleh galur B1107EMR-2-2-Pn-2-2 (91,57%). Rendemen beras pecah kulit (BPK) adalah antara 75,29% (Diah Suci) hingga 80,30% (Ciherang). Sementara itu, hasil rendemen beras giling mencapai sekitar 64,92% (Sidenuk Sukra) sampai dengan 75,49% (Ciherang). Berdasarkan sifat fi sikokimia, enam belas sampel diklasifi kasikan ke varietas yang memiliki amilosa rendah sampai menengah, konsistensi gel lunak, dan suhu gelatinisasi tinggi
- ItemKetahanan Galur-Galur Padi Tadah Hujan terhadap Wereng Coklat Biotipe 1(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Munawar, Dede; Rahmini; Susanto, Untung; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Uji massal ketahanan galur padi tadah hujan terhadap wereng coklat biotipe 1 dilakukan dirumah kaca BB Padi pada tahun 2017. Galur yang diuji terhadap wereng coklat biotipe 1 sebanyak 588. Untuk mendapatkan nimfa wereng yang seragam, maka 25 pasang imago wereng coklat dimasukkan pada satu rumpun padi dalam suatu kurungan dengan waktu pemaparan selama 1-2 malam, setelah itu wereng induknya diambil lagi, dan telur didalam tanaman dipelihara sampai instar 2-3. Instar inilah yang akan dipakai untuk diinfestasikan pada tanaman yang akan diuji. Dengan 3 varietas differensial TN1, Rathu Heenati, PTB33, disemaikan dalam box berukuran 200 x 75 x 20 cm yang berisi tanah dari Lembang Jawa Barat. Tanah dalam boks dibagi tiga sehingga setiap bagian ada 20cm. Tiap-tiap galur disemaikan sebanyak 25 biji pada alur sepanjang 20cm. Dibaris pinggir ditempatkan varietas TN1 yang rentan, Varietas diferensial yang tahan ditempatkan dibaris tengah sebagai fokus tekanan wereng coklat. Lima hari setelah semai diadakan penjarangan dengan disisakan 20 tanaman setiap galur/varietas. Bibit padi tersebut diinfestasi dengan 8 ekor wereng coklat instar 2-3. Perhitungan atau skoring kerusakan dilakukan pada 7-10 hari setelah infestasi, sebab pada saat ini 90% varietas cek rentan TN1 mati. Skor berdasarkan Standard Evaluation System for Rice (2014) dari IRRI. Hasil pengujian menunjukan bahwa dari 588 galur tadah hujan yang diuji ketahanannya terhadap wereng coklat biotipe 1 menunjukan reaksi tahan sampai dengan sangat rentan. Galur yang menunjukan skor 1 (tahan) sebanyak 16 galur (2,72%), galur skor 3 (AT, agak tahan) sebanyak 309 galur (52,04%), galur skor 5 (AR, agak rentan) sebanyak 190 galur atau (32,31%, galur skor 7 R (rentan) sebanyak 68 galur (11,56%, galur skor 9 (SR,sangat rentan) 1 galur 0, 17%, dari 588 galur yang di uji, galur yang tidak tumbuh sebanyak 3 galur.
- ItemKonfirmasi Daya Tembus Akar Beberapa Plasma Nutfah Padi Adaptif Lahan Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Wening, Rina Hapsari; Susanto, Untung; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiVarietas padi toleran cekaman kekeringan sangat bermanfaat untuk daerah rawan cekaman kekeringan seperti lahan kering, tadah hujan, dan sawah dengan irigasi terbatas. Salah satu mekanisme penting toleransi terhadap cekaman kekeringan adalah melalui kemampuan akar menembus lapisan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya tembus akar 10 plasma nutfah padi telah teridentifi kasi adaptif pada kondisi sawah tadah hujan. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca BB Padi pada bulan Januari hingga Maret 2014. Perlakuan yang digunakan sebanyak dua perlakuan yaitu perlakuan lapisan lilin dan kontrol. Benih ditanam dalam pot (ukuran 14 oz) dengan media tanah : pasir : pupuk kandang (6:3:2). Pada perlakuan lapisan lilin dasar pot dibuang dan diganti dengan lapisan parafi n : vaselin (6:4) setebal 3 mm, yang setara dengan tekanan 12 bar. Sedangkan pada perlakuan kontrol dasar pot dibuang dan diganti dengan kassa. Di bawah pot disiapkan gelas berisi larutan Yoshida untuk media tumbuh akar. Pengamatan dilakukan pada umur 56 hari setelah sebar (HSS) terhadap tinggi tajuk tanaman, jumlah akar yang menembus lapisan lilin, panjang akar yang menembus lapisan lilin, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar. Toleransi yang ada pada genotipe ditentukan dengan indeks toleransi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi Merbang, Botel, Salumpikit dan Danau gaung diindikasikan memiliki sifat toleran terhadap cekaman kekeringan. Skrining kekeringan dengan metode pengujian daya tembus akar dapat digunakan untuk menguatkan dugaan sifat toleran suatu genotipe terhadap cekaman kekeringan.
- ItemPemanfaatan Alat Sensor Tegangan Air dan Konduktivitas Listrik Tanah pada Observasi dan Seleksi Galur Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Ratna Rohaeni, Wage; Susanto, Untung; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Seleksi dan observasi adalah tahapan kegiatan pemuliaan untuk memperoleh galur-galur terbaik untuk cekaman biotik dan abiotik.Pengujian cekaman kekeringan diperlukan kepastian kondisi keringpada skala lapang. Oleh sebab itu diperlukan aplikasi alat sensor ataualat ukur cekaman kekeringan. Irrometer dan EM50 Decagon merupakan alat sensor tegangan air tanah dan konduktivitas listrik tanah yang bekaitan dengan cekaman kekeringan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tegangan air tanah dan mengobservasi galur pada set basah dan kering. Penelitian dilaksanakan pada MT1 2018 diKebun Percobaan Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,Subang, Jawa Barat. Sebanyak total 100 genotipe telah diujikan (termasuk cek Ciherang, Ciherang Sub-1, Inpari 10, Inpari 38, dan Inpari 43 GSR). Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 ulangan digunakan sebagai rancangan percobaan yang tersarang pada 2 kondisi yakni set basah (optimum) dan set kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat Irrometer direkomendasikan diaplikasikan di kedalaman 45 cm dengan target tegangan air tanah > 50 kPa. Konduktivit as listrik mencapai -500 selama cekaman 1 bulan berlangsung. Cekaman kekeringan mulai terjadi H+15 setelah pemberhentian asupan air ke sawah. Cek terbaik di set kering dan konsisten memiliki produtivitas tinggi di dua set adalah Inpari 10. Diperoleh 7 galur yang memiliki konsistensi produktivitas tinggi baik pada kondisi set basah maupun set kering. Galur tersbut diantaranya: BP19980-JK-2-IND-2-SKI-0-PWK-1-SKI-5-1, BP19980-JK-2IND-2-SKI-0-PWK-1-SKI-1-2, BP19978-JK-1-IND-2-SKI-0PWK -1-SKI-4-1, BP29337-2-CRB-0-SKI-0-7-PWK-1-SKI-3-3, BP20106c-SKI-1-2-7-1-PWK-2-SKI-1-4, BP19978-JK-1-IND-2-71 Teknologi Padi Inovatif Mendukung Pertanian Presisi dan Berkelanjutan 72SKI-0-PWK-3-SKI-3-2, dan BP19980-JK-2-IND-2-SKI-0-PWK-1SKI-2-3.
- ItemPenampilan Galur Padi Tadah Hujan Pada Kondisi Kekeringan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Samaullah, M. Yamin; Susanto, Untung; Ali, Imamuddin; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenelitian uji toleransi terhadap cekaman kekeringan di lapang telah dilaksanakan di Jakenan, Jawa Tengah, terhadap 25 galur observasi dengan 5 Varietas pembanding sebagai kontrol yaitu : Inpari 10, Inpari 13, Silugonggo, Dodokan dan Situ Bagandit. Penanaman dilakukan 3 kali dengan selang waktu 3 minggu dengan maksud untuk mendapatkan kondisi cekaman kering pada saat pertumbuhan tanaman. Tanam pertama 10 April 2013, kedua 2 Mei 2013 dan ketiga 24 Mei 2013. Pertanaman pertama dan kedua tidak mengalami cekaman berarti sehingga sampai fase vegetative akhir pertanaman masih normal. Meskipun demikian sejumlah galur menunjukkan penampilan yang setara atau lebih baik dari varietas pembanding Inpari 10 dan Inpari 13. Cekaman kekeringan mulai terlihat pada fase generative awal pada pertanaman kedua, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kehampaan gabah dan hasil akhir. Dengan menggunakan kreteria seleksi Stress Tolerance Index (STI) 0,60 %, Adaptation Index (AI) dan Tolerance Index (TI > 0,25 %), dari 25 galur yang terpilih atas dasar hasil setara Inpari 10 dan Inpari 13, hanya terpilih 7 galur yang hasilnya lebih tinggi dari varietas pembanding, yaitu ; BP14342f-7, IR83142-B-21, BP11152f-3-3, BP11246f-5-3, IR82589-B-84-3, PSB RC94, BP16734e-6 dan TB155J-TB-mr-3-1-2. Pada pertanaman ketiga, kondisi kekeringan semakin berat dengan tidak ada pasokan air sama sekali yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi cekaman kekeringan, meskipun galur tersebut masih menunjukkan toleransi, tetapi tingkat kehampaan tinggi dan hasil yang didapat relative sangat rendah. Periode pertengahan April sampai dengan awal Agustus (pertanaman kedua) pada penelitian ini merupakan priode yang tepat untuk melakukan kegiatan pengujian terhadap kekeringan.
- ItemPerkembangan Populasi Wereng Coklat (Nilaparvata lugens STAL) Pada Galur-galur Padi Ultra Genjah Saat Musim Kemarau di Lahan Irigasi di Indramayu(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Hari Iswanto, Eko; Nuryanto, Bambang; Susanto, Untung; Gunawan, IndraVarietas ultra genjah (umur < 90 hari) bermanfaat untuk menambah indeks pertanaman serta memperbesar peluang untuk escape dari cekaman spesifik terprediksi karena dapat dijadualkan agar tanaman telah dipanen ketika cekaman datang. Penambahan karakter tahan wereng terhadap varietas ultra genjah akan memberikan pemecahan ganda untuk hal diatas dan sekaligus meredam perkembangan wereng coklat di daerah endemis. Penelitian perkembangan populasi wereng coklat pada galur-galur ultra genjah di lapang akan memberikan gambaran ketahanan galur-galur tersebut di areal-areal yang targetkan nantinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan populasi wereng coklat pada 10 galur ultra genjah beserta 2 varietas cek yang ditata dalam rancangan acak kelompok 4 ulangan yang ditanam di Sukra, Indramayu pada musim kemarau 2014. Serangan wereng terjadi di seputar areal percobaan mulai stadia pesemaian hingga panen. Pengendalian kimia terkendali dilakukan ketika populasi wereng telah mencapai ambang ekonomi. Konfirmasi ketahanan tiap galur dilakukan dengan melakukan skrining modifikasi genotipe-genotipe tersebut di rumah kaca menggunakan populasi wereng dari lokasi percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada stadia anakan, primordia maupun berbunga, populasi wereng coklat pada varietas Inpari 13 lebih rendah dibandingkan dengan semua galur ultra genjah yang diuji. Hasil skrining modifikasi menunjukkan bahwa galur BP14574b-27-3-IM-3-2*B dan varietas Inpari 13 yang bereaksi agak tahan terhadap populasi sukra-Indramayu. Sementara itu, galur UG-1, UG-2, C2-1-2- 2, B27-6-2-1 dan BP15618-1b-11 bereaksi agak rentan, sedangkan galur/varietas B13017c-RS*1-5-4-1-1, B13031b-RS*2-2-1-13-2 dan Silugonggo bereaksi rentan. Berdasarkan hasil, umur tanaman, ketahanan terhadap wereng coklat, dan intensitas penyakit kerdil yang terjadi di daerah percobaan ini, galur BP14574b27-3-IM-3-2*B relatif lebih baik dibanding genotipe lain yang diuji
- ItemRekomendasi Budidaya Padi pada Berbagai Agroekosistem(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2020) Susanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti A; Rahmini; Sukarman; Mulyani, Anny; Setyorini, Diah; Syahbuddin, Haris; Sasmita, Priatna; Widowari, Ladiyani Retno; Anggara, Agus Wahyana; Wijanarko, Andy; Nugroho, Yudhistira; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Rohaeni, Wage Ratna; Handoko, Dody Dwi; Susanto, Untung; Safitri, Heni; Hairmansis, Aris; Widyantoro; Kasno, A.; Jumali; Roza, Celvia; Norvyani, Mutya; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi