Browsing by Author "Supriyono"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENYAKIT BUSUK ARANG PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) YULIANTI, Titiek; Supriyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenyakit busuk arang yang disebabkan oleh Rhizoctonia bataticola, merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis ketika kondisi lingkungan kering dan panas. Pada tanaman jarak pagar, penyakit ini pertama kali dite-mukan di KP Ngemplak-Pati. Observasi di lapangan menunjukkan bahwa bibit jarak pagar yang berasal dari setek cen-derung lebih rentan dibandingkan yang berasal dari biji. Jamur ini memiliki inang yang cukup banyak. Dari pengujian patogenisitas jamur terhadap jagung, kedelai, wijen, kacang tanah, bunga matahari, kapas, jarak kepyar, dan jarak pagar diketahui bahwa R. bataticola menyerang semua tanaman tersebut. Pemberian ekstrak nabati pada medium tumbuh ja-mur mampu menghambat pertumbuhan. Mimba merupakan ekstrak nabati terbaik dalam menghambat pertumbuhan ja-mur.
- ItemPENYAKIT TANAMAN KENAF DAN PENGENDALIANNYA(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2009) YULIANTI, Titiek; Supriyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
- ItemPERANAN PENYAKIT CUCUMBER MOZAIC VIRUS (CMV) DAN STRATEGI PENCEGAHANNYA PADA BUDI DAYA TEMBAKAU BESUKI NO(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2008) SUHARA, Cece; Supriyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratSerangan Cucumber Mosaic Virus (CMV) menimbulkan kerugian terhadap produksi dan kualitas tembakau be-suki NO (Nicotiana tabacum L.). Kerugian akibat penyakit virus mosaik pada pertanaman tembakau BESNO sekitar 2,34–3,11 juta rupiah/ha pada MTT 1998 dan 1999 di daerah Jember. Gejala daun yang terserang CMV adalah terjadi-nya perubahan warna seperti pola mosaik, seringkali tanaman menjadi kerdil, daun menyempit dan mengalami distorsi. Aktivitas virus dan metabolisme sel inang sangat erat kaitannya sehingga belum ada zat kimia yang secara spesifik dapat mengendalikan perkembangan virus tanpa mempengaruhi tanaman inangnya. Oleh karena itu pengendalian virus secara kimiawi belum dapat diterapkan. Berkembangnya isu mengenai residu pestisida pada tanaman, menyebabkan pengen-dalian penyakit secara kimiawi mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan mikroorganisme nontarget. Sejauh ini pengendalian virus masih bersifat preventif, seperti penggunaan varietas tahan, pemberantasan gulma, pengendalian biologis melalui perlindungan silang, pergiliran tanaman, pengelolaan sanitasi lingkungan, penggunaan biji dan alat per-kembangbiakan vegetatif bebas infeksi virus. Penggunaan varietas tahan merupakan teknik yang paling efektif, efisien, mudah penerapannya, dan dapat dikombinasikan dengan teknik pengendalian yang lainnya. Hasil evaluasi beberapa va-rietas tembakau besuki NO, diperoleh varietas H 894 yang agak tahan terhadap penyakit CMV dengan mutu yang cukup baik. Aksesi S.2234 dan S.2398 dapat digunakan sebagai sumber ketahanan dalam merakit varietas baru yang tahan ter-hadap CMV. Meskipun ada tanaman transgenik (mengandung gen Cry yang merupakan gen pengendali ketahanan terha-dap CMV), namun tanaman tersebut belum bisa diterima oleh konsumen, sehingga metode pemuliaan konvensional ma-sih tetap diperlukan.