Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Supriyatin"

Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Hama Kedelai dan Komponen Pengendalian Hama terpadu
    (BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN, 1999-12-17) Marwoto; Suharsono; Supriyatin; Achmad Winarto; Nasir Saleh
    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah YME atas perkenan dan ridhoNya, buku monograf ini dapat diselesaikan. Kebutuhan kedelai yang terus meningkat memaksa Pemerintah untuk mengimpor kedelai dalam jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Di sisi lain, Pemerintah melalui program pembangunan pertanian terus berusaha untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Bahkan melalui Program Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung (Gema Palagung), pemerintah bertekad untuk mencapai swasembada kedelai pada tahun 2001. Tugas ini bukanlah hal yang ringan, karena disadari adanya berbagai kendala dalam budidaya kedelai. Hama merupakan salahsatu kendala utama untuk meningkatkan produksi kedelai. Tercatat lebih dari 20 hama menyerang tanaman kedelai di lapang sejak tanaman kedelai tumbuh hingga menjelang panen. Kerugian hasil akibat serangan hama pada tanaman kedelai dapat mencapai 50%, bahkan mengakibatkan tanaman tidak menghasilkan sama sekali (puso). Dalam upaya mengendalikan hama tanaman, Pemerintah secara tegas telah memutuskan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan memadukan beberapa komponen pengendalian dalam satu kesatuan dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekologis, ekonomis dan sosial-budaya masyarakat petani. Monograf "Hama Kedelai dan Komponen Pengendalian Hama Terpadu" ini disusun berdasarkan hasil penelitian, yang menguraikan biologi, tanda serangan hama-hama utama tanaman kedelai, dan komponen-komponen pengendalian yang tersedia dalam upaya menerapkan PHT pada tanaman kedelai. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat, dapat membantu para petugas di lapang dalam pengendalian hama kedelai.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PADI GOGO
    (BALAI PENELITIAN TANAMAN PANGAN MALANG, 1995-12-16) Amir Basyir; Punarto S; Suyamto; Supriyatin
    Padi gogo memiliki prospek pengembangan di Indonesia, karena pembukaan lahan baru di luar Jawa nampaknya lebih sesuai untuk bertanam padi gogo. Dari areal tanaman padi gogo yang ada, produktivitasnya juga masih rendah. Sementara itu, kegiatan penyuluhan teknik produksi padi gogo belum banyak dilakukan, dan buku tentang padi gogo juga masih sangat sedikit. Dalam rangka mengisi pentingnya ketersediaan informasi tentang padi gogo tersebut, Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang ingin ikut menyumbangkan pengalaman yang diperoleh, walaupun sedikit, dengan menerbitkan buku ini. Buku padi gogo ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para penyuluh, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, mahasiswa, pelajar sekolah pertanian, dan masyarakat yang berminat terhadap padi gogo. Kami berharap sumbangan Balai Penelitian Tanaman Pangan ini bermanfaat bagi kemajuan pembangunan pertanian di Indonesia.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Status Hama Kedelai dan Musuh Alami pada Agroekosistem Lahan Kering Masam Lampung
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007-12-16) W. Tengkano; Supriyatin; Suharsono; Bedjo; Yusmani P.; Purwantoro
    Usaha peningkatan produksi kedelai melalui perluasan areal tanam pada lahan kering masam dinilai cukup prospektif. Untuk menunjang pengembangan kedelai pada lahan kering masam, telah dilakukan survei hama kedelai dan musuh alaminya di beberapa daerah di Propinsi Lampung pada tahun 2003. Hasil survei menunjukkan bahwa semua jenis hama utama kedelai, kecuali kumbang daun, ditemukan di Lampung dengan status kelimpahan populasi dengan daerah penyebaran yang berbeda. Hama kedelai yang berstatus sangat penting adalah Riptortus linearis, Nezara viridula, dan Piezodorus hybneri. Hama kedelai yang berstatus penting adalah Etiella zinckenella, Helicoverpa armigera, Spodoptera litura, Bemisia tabaci, Aphis glycines, dan Ophiomyia phaseoli. Hama kedelai lainnya adalah Aphis craccivora, Chrysodeixis chalcites, Lamprosema indicata, Riptortus sp., dan Plautia affinis. Ditemukan dua jenis serangga vektor virus, yaitu A. glycines dan B. tabaci. Hama yang memiliki daerah penyebaran yang sangat luas adalah R. linearis, kemudian diikuti oleh S. litura, N. viridula, L. indicata, B. tabaci, dan E. zinckenella. Musuh alami yang ditemukan adalah predator, parasitoid, dan patogen. Predator ditemukan 24 jenis, parasitoid teridentifikasi 14 jenis, dan patogen dua jenis yaitu NPV dan cendawan entomopatogen. Untuk pengembangan kedelai di Propinsi Lampung perlu tindakan pengelolaan lingkungan secara ekologis, agar hama-hama kedelai tidak menjadi penghambat produktivitas tanaman. D i Indonesia, lahan kering masam cukup luas dan telah banyak yang dibuka untuk usaha pertanian tanaman pangan, termasuk kedelai. Beberapa varietas kedelai dilaporkan toleran lahan kering masam, antara lain varietas Tanggamus dan Nanti, namun ketahanannya terhadap hama penting di lahan kering masam belum diketahui. Secara umum diketahui bahwa serangga arthropoda yang berasosiasi dengan tanaman kedelai di Indonesia tercatat 266 jenis, 111 di antaranya sebagai hama, 53 serangga nontarget, 61 predator, dan 41 serangga parasitoid (Okada et al. 1988a). Hama utama kedelai dan vektor virus bervariasi daerah penyebarannya, dari luas sampai terbatas (Wagiman et al. 1987, Tengkano et al. 1988a, Tengkano et al. 1988b, Tengkano et al. 1991, Okada et al. 1988b)

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback