Browsing by Author "Supriati ...[at al], YaU"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemStudi Regenerasi Tanaman Potensial dan Bernilai Ekonomi Tinggi(Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, 2001-12) Supriati ...[at al], YaU; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianTanaman manggis (Gardnia mangostana), melinjo (Gnatum gnemon L), duku {Lansium domesticum Corr), dan iles-iles (Amorphophaius sp.) mempunyai potensi untuk dikambangkan sebagai komoditas ekspor, karena banyak negara yang membutuhkan tanaman tersebut, baik untuk konsumsi maupun sebagai bahan baku produk olahan. Kendala produksi tanaman tersebut adalah ketersediaan bibit dan teknik budi daya. Tanaman manggis yang berasai dari biji walaupun bijinya bersifat apomiksis, mulai dapat dipanen setelah berumur 15-17 tahun. Biji melinjo memerlukan waktu 4-12 bulan untuk berkecambah. Di Indonesia, tanaman iles-iles belum dibudidayakan, bahkan manfaat tanaman tersebut belum diketabui oteh masyarakat. Di beberapa negara, tanaman ini telah dtmanfaatkan sebagai bahan makanan kesehatan, perekat, dan kosmetik. Kendala perbanyakan bibit iles-iles adalah masa dormansi yang lama (4-6 bulan). Biji duku yang bersifat poliembrio dan homozigot baru dapat diambil buahnya setelah berumur 10 tahun, sehingga periu dilakukan penelitian perbanyakan bibit melalui kuttur jaringan. Penelitian melinjo, Hes-iles, dan duku baru dimulat tahun 2000, sehingga formulasi yang diharapkan adalah dapat menstimulir pertunasan. Penelitian manggis dimula) tahun 1999 dan telah memperoleh formulasi media untuk mersngsang pertunasan. Penelitian berikutnya difbkuskan untuk mendapatkan media perakaran. Pada melinjo dicoba menggunakan dua media dasar (MS dan Anderson) dikombinasikan dengan thidiazuron 0,1 mg dan kinetln 0,1 mg/l dan dilengkapi dengan BAP 0,5 mg/l. Pada manggis, perlakuan yang dicoba adalah dua taraf NAA (5 dan 7 mg/l) ditanam pada dua taraf media Jordan CA dan 1 formula) dan diperkaya dengan glutamin 500 mg/l. Tanaman iles-iles yang berasai dari Bogor, Citayam, Kendal, dan Purworejo, diberi perlakuan dengan pemberian kinetin (1, 3,5, dan 7 mg/l) pada media dasar MS. Duku dicoba dengan menggunakan dua jenis eksplan (pucuk dan brji) pada media dasar MS yang dikombinasikan dengan NAA 0,05 mg/l dan kinetin 0,1 mg/l. Hasii penelitian menunjukkan tanaman melinjo pada media dasar MS yang diperkaya dengan thidiazuron 0,1 mg/l memberikan panjang dan jumlah tunas yang terbaik dan jumlah tunas meningkat apabila digunakan media Anderson sebagai media dasar. Pertumbuhan manggis sangat lambat, sampai saat ini belum tampak adanya perakaran. Formulasi terbaik untuk menstimulir pertunasan Iles-iles dari Purworejo dan Citayam, yariu media dasar MS yang diberi kinetin 3 mg/l. Pada iles-iles dari Bopordan.Kendal.nAryiaaih.rwmherian kinetin 1 dan 3 mg/l belum terlihal Penambahan kinetin sampai 5 dan 7 mg/l menyebabkan jumlah tunas pada ketiga jenis Hes-iles menurun. Pada duku, sampai saat ini belum diperoleh hasil yang balk. Kendala utama adalah terjadi pencoklatan dan kontaminasi.