Browsing by Author "Suparlan, Suparlan"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi Aspek Teknis dan Finansial Penerapan Mesin Pengepres Biji Jarak untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar Skala Pedesaan(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2010-04) Suparlan, Suparlan; Wijaya, Erlita Rahmarestia; Nurhasanah, Ana; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMinyak jarak merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dikembangkan untuk mensubstitusi minyak bakar berbahan baku fosil. Teknologi prosesing minyak jarak telah tersedia, namun status teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan baik dari aspek teknis maupun finansial. Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka mendukung program pengembangan desa mandiri energi (DME). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi teknis dan finansial terhadap penerapan mesin pengepres minyak biji jarak tipe double stage yang dikembangkan BBP Mekanisasi Pertanian, Serpong, dan membandingkan dengan mesin pres tipe single stage yang dikembangkan oleh BALITAS, Malang. Analisis teknis dan finansial dihitung berdasarkan hasil kinerja mesin baik di laboratorium maupun di lokasi penerapan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kondisi operasi optimum diperoleh kapasitas pengepresan untuk mesin pres tipe double stage lebih rendah (65 kg/jam) dibandingkan tipe single stage (80 kg/jam). Tipe double stage mempunyai efisiensi pengepresan lebih tinggi (68,1%) dibandingkan tipe single stage (64,3%). Sedangkan rendemen minyak hasil pengepresan adalah 26,0% untuk tipe double stage dan 24,1% untuk tipe single stage. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa jika harga biji jarak Rp 1000/kg, maka penggunaan mesin pres akan memberikan keuntungan apabila harga jual minyak jarak minimum Rp 5.000/liter, dengan B/C ratio 1,13. Jika harga biji jarak Rp 1.500/kg, maka harga jual minyak jarak minimum Rp 6.500/liter, dengan B/C ratio 1,12. Satu unit mesin pengepres jarak yang dikembangkan BBP-Mektan dapat digunakan untuk mengolah hasil tanaman jarak seluas 31 ha pada tingkat produktivitas hasil 4.36 ton/ha/tahun.
- ItemModifikasi dan Uji Kinerja Mesin Perontok Padi Tipe Throw-in untuk Perontokan Padi dengan Sistem Panen Potong Bawah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Suparlan, Suparlan; Suprapto, Anjar; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianDalam beberapa tahun terakhir sedang berkembang mesin pemanen padi tipe gendong (paddy mower) dengan sistem panen padi potong bawah (potong panjang). Perontokan padi hasil pemotongan dengan mower dapat dilakukan dengan cara digebot atau menggunakan alat dan mesin perontok. Namun demikian untuk perontokan padi dengan sistem panen potong bawah dengan menggunakan mesin perontok yang telah berkembang masih belum memberikan hasil secara optimal (kapasitas perontokan berkisar 200 - 240 kg/jam), karena mesin tersebut umumnya dirancang untuk perontokan padi dengan sistem panen potong atas (potong pendek). Tujuan penelitian ini adalah melakukan modifikasi dan menguji kinerja mesin perontok padi tipe throw-in yang dapat digunakan untuk perontokan padi dengan sistem panen potong bawah. Modifikasi dilakukan dengan penambahan ayakan getar di bagian bawah drum silinder perontok, penambahan ayakan di bagian pengeluaran gabah, perubahan lubang concave, perubahan sudut kemiringan sirip pengarah, dan penggantian tenaga penggerak motor diesel. Pengujian dilakukan dengan bahan uji padi hasil panen potong bawah, dengan jumlah sampel setiap ulangan sebanyak 250 kg padi dan jumlah ulangan sebanyak 5 kali. Parameter yang diamati meliputi bobot padi sebelum dirontok, bobot gabah hasil perontokan, waktu perontokan, putaran silinder perontok, konsumsi bahan bakar, bobot gabah yang tercecer dan terikut jerami, dan tingkat kebersihan gabah. Hasil uji kinerja memperlihatkan bahwa kapasitas kerja output mesin perontok padi sebesar 448,1 kg/jam, sehingga kapasitasnya mengalami kenaikan antara 86,7 % - 124,1 % dibandingkan kapasitas mesin sebelum dimodifikasi. Sedangkan tingkat kebersihan gabah hasil perontokan sebesar 91,9 %, dan besarnya susut hasil perontokan sebesar 1,28 %. Kebutuhan konsumsi bahan bakar solar sebesar 0,99 l/jam.
- ItemPenerapan Visible dan Near Infrared Spectroscopy untuk Analisis Kualitas Tomat Secara Tidak Merusak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2004-04) Suparlan, Suparlan; Itoh2, Kazhiko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianNear infrared spectroscopy telah digunakan sebagai metode yang cepat dan tidak merusak dalam penentuan kualitas buah dan sayuran. Model-model kalibrasi dari "Visible Near Infrared (Vis-NIR) spectroscopy" untuk warna dan kandar gula buah tomat utuh segartelah dikembangkan dengan mengunakan analisis regresi "partial least squares" dengan metode "full cross validation". Model kalibrasi dikembangkan dengan menggunakan 150 sampel buah tomat. Model kalibrasi untuk warna tomat dikembangkan dengan menggunakan kisaran panjang gelombang dari 600-700 nm, sedangkan untuk kandar gula dikembangkan dengan menggunakan kisaran panjang gelombang dari 700-1098 nm. Koefisien korelasi (Rc2) dan kesalahan standar (SEC) dari kalibrasi untuk warna, masing-masing adalah 0.97 dan 0.15, sedangkan untuk kadar gula masing-masing adalah 0.96 dan 0.42 Brix. Model-model kalibrasi yang telah dikembangkan kemudian digunakan untuk memprediksi warna dan kadar gula buah tomat yang berasal dari satu set data secara terpisah, yang terdiri dan 104 sampel. Dalam pemprediksian warna tomat dihasilkan nilai-nilai koefisien korelasi, kesalahan standar, dan penyimpangan, berturut-turut adalah 0,92, 0,19 dan 0,09. Sedangkan untuk pemprediksian kadar gula berturut-turut adalah 0,91, 0,49 Brix, dan -0,04 Brix. Berdasarkan hasil ini disimpulkan bahwa "Vis-NIR spectroscopy" yang dilengkapi dengan kabel optic adalah salah satu metode yang sesuai untuk menentukan warna dan kadar gula tomat utuh segar. Jadi teknologi "Vis-Nir spectroscopy" dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tomat segar ke dalam kelompok kualitatif yang didasarkan pada penampakan luar (warna) maupun tingkat kemanisannya (kadar gula).
- ItemRekayasa dan Evaluasi Kinerja Alat Pemetik Buah Mangga(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-10) Suparlan, Suparlan; Gultom, Reni Yuliana; Widodo, Puji; Supriyanto, Supriyanto; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPemanenan mangga umumnya masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat pemetik tanpa dilengkapi dengan pisau pemotong sehingga tangkai buah mangga terpotong dekat pangkal buah. Hal tersebut menyebabkan getah keluar dan menempel dipermukaan kulit buah sehingga mengakibatkan penampilan buah kurang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk merekayasa dan mengevaluasi kinerja alat pemetik buah mangga. Alat pemetik buah mangga dirancang untuk memanen buah mangga dengan memotong tangkai buah sepanjang minimal 10 mm dari pangkal buah. Panjang batang pemetik berkisar antara 2 - 6 meter. Alat pemetik ini dilengkapi dengan pisau pemotong (cutter) yang kedudukannya dapat diatur tinggi rendahnya dan keranjang buah untuk menampung buah yang terpetik. Kapasitas alat pemetik adalah 350 - 480 butir/jam untuk varietas mangga Arumanis dan 320 - 375 butir/jam untuk varietas mangga Indramayu. Panjang tangkai buah hasil pemetikan rata-rata di atas 20 mm. Tingkat kerusakan buah karena tidak bertangkai dan bergetah adalah 4,7 - 6,4%. Biaya pokok pengoperasian alat pemetik mangga adalah Rp 4472/jam atau Rp 37/kg mangga. Pengoperasian alat pemetik menghasilkan B/C ratio sebesar 1,29.
- ItemRekayasa Mesin Distilasi Vakum Untuk Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-04) Suparlan, Suparlan; Supriyanto, Supriyanto; Gultom, Reni J.; Mardison, Mardison; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKulit jeruk sebagai hasil samping pada industri pengolahan sari buah jeruk belum dimanfaatkan bahkan hanya dibuang sebagai limbah pertanian. Pengolahan kulit jeruk menjadi minyak kulit jeruk yang bermanfaat untuk industri pangan dan minuman, farmasi, kosmetik, maupun produk aromatik lainnya dapat memberikan nilai tambah terhadap komoditas buah jeruk. Penelitian ini bertujuan untuk merekayasa mesin distilasi vakum skala laboratorium dan mempelajari karakteristik ekstrak minyak kulit jeruk untuk mendapatkan proses distilasi yang optimal untuk dijadikan dasar dalam pengembangan prototipe mesin distilasi vakum. Tahapan penelitian meliputi pembuatan rancangan, pembuatan model, pengujian model, dan analisis data. Rata-rata rendemen kulit jeruk segar dari buah utuhnya adalah 14,6 % untuk jeruk Pontianak dan 29,84 % untuk jeruk Medan, dengan kadar air awal masing-masing adalah 65,80% dan 79,98%. Kapasitas kerja mesin distilasi vakum adalah 250 gram kulit jeruk/jam. Hasil pengujian mesin distilasi vakum memperlihatkan bahwa rendemen maksimum minyak kulit jeruk yang diperoleh adalah sebesar 1,8 % yang dicapai pada kondisi operasi tekanan -340 mmHg dan suhu distilasi 80°C. Ekstraksi minyak kulit jeruk dengan mesin distiasi vakum berpengaruh terhadap kandungan limonen, berat jenis, dan warna minyak yang dihasilkan. Kandungan limonen pada minyak kulit jeruk yang dihasilkan secara distilasi vakum lebih tinggi dibandingkan dengan distilasi pada tekanan atmosfir.