Browsing by Author "Sulistiyorini, Indah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemKEBERHASILAN PERSILANGAN BUATAN ANTAR LIMA KLON KAKAO LINDAK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-12) Dani; Rubiyo; Sulistiyorini, IndahBeberapa klon kakao unggul anjuran saat ini masih menunjukkan sifat-sifat yang kurang baik, seperti kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Perbaikan sifat tanaman kakao salah satunya dapat melalui persilangan buatan antar klon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberhasilan persilangan buatan antar kelima klon kakao lindak: ICS 60, UIT 1, Pa 300, Sulbar, dan GC 7. Tiga klon pertama telah dinilai tahan terhadap penyakit busuk buah Phytophthora, sedangkan dua klon lainnya memiliki karakteristik daya hasil tinggi. Rancangan persilangan yang digunakan adalah diallel tidak lengkap. Teknik persilangan buatan melalui penyerbukan menggunakan tangan (hand pollination). Hasil persilangan menunjukkan bahwa persentase pembentukan buah (fruit set) rata-rata hanya sebesar 38,8%. Pada umur satu bulan sejak penyerbukan sebagian buah muda mengering dan rontok yang dikenal dengan fenomena layu pentil (cherelle wilt). Hingga umur tiga bulan sejak penyerbukan persentase buah jadi hanya tinggal 9,18%. Buah yang masih tersisa tersebut dapat bertahan hingga masak panen. Buah kakao yang dipanen mewakili tujuh kombinasi persilangan: (1) Pa 300 x Sulbar (1 buah); (2) Pa 300 x UIT 1 (2 buah); (3) Pa 300 x ICS 60 (1 buah); dan (4) Pa 300 x GC 7 (2 buah); (5) Sulbar x Pa 300 (1 buah); (6) ICS 60 x Pa 300 (1 buah); dan (7) Sulbar x UIT 1 (1 buah).
- ItemKERAGAAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) HASIL PERBANYAKAN EMBRIO SOMATIK DI KEBUN PERCOBAAN PAKUWON(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Randriani, Enny; Dani; Sulistiyorini, IndahTeknik embrio somatik (SE) adalah salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam penyediaan bahan tanaman kakao yang dilakukan secara in vitro. Perbanyakan tanaman dengan SE lebih menguntungkan karena selain memperoleh bibit klonal dalam jumlah massal dengan waktu yang singkat juga diharapkan memiliki variasi somaklonal yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan planlet yang terbentuk berasal dari sel embriogenik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keragaan tiga klon kakao hasil embriogenesis somatik fase vegetatif. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon, Balai Penelitan Tanaman Industri dan Penyegar pada Juni sampai Agustus 2014. Ketinggian tempat 450 meter di atas permukaan laut, jenis tanah latosol. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan tanaman kakao asal SE yaitu ICCRI 03, ICCRI 04, dan Sulawesi 2 yang diulang sebanyak 5 kali. Jarak tanam kakao yang digunakan adalah 3 x 3 m, tahun tanam Desember 2012. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman karakter vegetatif yaitu tinggi jorket, diameter batang utama, panjang daun, lebar daun dan panjang tangkai daun. Terdapat varian yang tidak sama karakter flush (daun muda) dengan deskripsi klon referensi yang dijadikan tetua SE. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keragaman ini dengan analisis molekuler.
- ItemKERAGAMAN PERTUMBUHAN SETEK SATU RUAS ENAM KLON KOPI ROBUSTA YANG DIPERLAKUKAN DENGAN HORMON TUMBUH ALAMI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Dani; Sulistiyorini, Indah; Tresniawati, Cici; RubiyoKopi Robusta (Coffea canephora var. robusta) tergolong tanaman self-incompatible dan sangat heterosigot sehingga pengembangannya disarankan secara poliklonal. Perbanyakan kopi Robusta secara klonal menggunakan teknik setek satu ruas diketahui sangat dipengaruhi oleh genotipe dan interaksinya dengan hormon tumbuh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman pertumbuhan setek satu ruas antar enam klon kopi Robusta yang diperlakukan dengan hormon tumbuh alami. Setek satu ruas dari enam klon kopi robusta, BP 534, BP 436, BP 42, BP 358, BP 308, RBGN 371, diperlakukan dengan hormon tumbuh alami air kelapa dan urin sapi (konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%) sebelum ditanam di persemaian. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor, yaitu perbedaan klon dan perlakuan hormon tumbuh alami. Masing-masing perlakuan terdiri atas 6 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 16 setek. Variabel keberhasilan dan pertumbuhan setek yang diamati meliputi persentase setek yang hidup, persentase setek berakar, persentase setek berkalus, jumlah akar, panjang akar, tinggi bibit (diukur dari pangkal setek), dan tinggi tunas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan klon terhadap keberhasilan dan pertumbuhan setek satu ruas kopi Robusta. Tidak terdapat interaksi antara klon dengan hormon tumbuh alami yang diaplikasikan. Variasi hormon tumbuh alami (air kelapa dan urin sapi) yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh terhadap seluruh variabel yang diamati kecuali persentase setek berkalus.
- ItemREGENERASI TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Sulistiyorini, Indah; Tresniawati, CiciTanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi cukup baik dan peluang pasarnya masih cukup besar. Produktivitas kakao saat ini mengalami penurunan karena tanaman kakao yang ada saat ini umurnya sudah tua dan tidak poduktif, serta serangan hama dan penyakit. Bahan tanam kakao dapat diperoleh melalui perbanyakan generatif (benih) dan vegetatif (okulasi, sambungan, microcutting dan embriogenesis somatik). Perbanyakan melalui embrio somatik lebih menguntungkan daripada pembentukan tunas adventif karena mempunyai struktur yang bipolar yaitu mempunyai calon meristem akar dan meristem tunas. Tanaman kakao yang dihasilkan melalui embriogenesis somatik mempunyai performa yang tidak berbeda jauh dari tanaman yang dihasilkan melalui perbanyakan secara konvensional. Dengan metode embriogenesis somatik mempunyai peluang yang cukup besar untuk memproduksi benih unggul kakao dalam skala besar yang tidak tergantung dengan musim dan tidak membutuhkan areal yang luas.