Browsing by Author "Sujarwo"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemRESPON PETANI TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER DI KABUPATEN MERAUKE(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2020-09-01) Wulandari, Septi; Wulanningtyas, Heppy Suci; Lestari, Martina Sri; Sujarwo; Kementrian PertanianPotensi luas lahan pertanian produktif Kabupaten Merauke sebagai salah satu peluang terwujudnya swasembada pangan. Kabupaten Merauke mempunyai luas lahan sawah dan lahan kering 64.000 ha dari luas wilayah mencapai 46.791,63 km. Produksi Kabupaten Merauke tahun 2016 mencapai 136.500 ton dengan luas panen 52.000 ha. Dalam rangka mempertahankan produksi beras sekaligus meningkatkan pendapatan petani, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi, salah satunya Teknologi Jajar Legowo Super. Teknologi Jajar Legowo Super merupakan teknologi budidaya padi berbasis jajar legowo 2:1, penggunaan VUB, pemanfaatan dekomposer M-Dec dalam pengelolaan jerami, pemanfaatan pupuk hayati dalam seed treatment (agrimeth), pengendalian organisme pengganggu tanaman menggunakan pestisida nabati dan anorganik serta pemanfaatan alsintan khususnya untuk tanam dan panen. Tujuan pengkajian adalah mengetahui respon petani dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi jajar legowo super. Kajian dilakukan di Kampung Nggutibob, Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke pada bulan November 2016 - Februari 2017. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei menggunakan kuisioner. Pengambilan sampel petani secara purposif, yaitu 20 petani kooperator yang menerapkan jarwo super. Analisis data menggunakan regresi linear berganda untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi respon petani. Hasil kajian menunjukkan respon petani terhadap teknologi jajar legowo tergolong sedang (54,82%). Pemanfaatan biodekomposer, pupuk hayati, dan alsintan mendapat respon positif dari petani. Namun pemanfaatan agrimeth kurang diminati petani (36,67%) yang menyukai karena benih terlalu cepat berkecambah dan sulit untuk ditabur di pesemaian. Variabel umur, tingkat pendidikan, luas lahan garapan, upah penanaman, dan besarnya biaya produksi tidak mempengaruhi tinggi rendahnya respon petani dalam penerapan teknologi jajar legowo super.