Browsing by Author "Sugiono"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemAplikasi Pupuk Npk (15-7-15) Terhadap Produksi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo Pada Mk-2(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sugiono; Sa’adah, Sri Zunaini; Istiqomah, Nurul; Ernawanto, Q D; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuProduksi kedelai (Glycine max L. Merrill) masih rendah (rata-rata 1,3 ton/ha) dengan harga jual yang kurang memadai, menyebabkan usahatani kedelai kurang dapat bersaing dengan komoditas tanaman pangan lain seperti padi dan jagung. Produktivitas kedelai di lahan petani masih beragam dari 0,50 – 2,50 ton/ha, banyak dipengaruhi oleh lokasi, musim, kesuburan tanah juga varietas unggul. Pemupukan merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan produksi kedelai, terutama di lahan-lahan marginal. Kebutuhan hara N untuk tanaman kacang-kacangan seperti kedelai sebagian telah dipenuhi melalui simbiosis bakteri Rhizobium dalam bintil akar dengan menambat N dari udara. Selama ini kebutuhan hara bagi tanaman kedelai lebih banyak dipenuhi dari pupuk anorganik. Karena itu yang patut dipertimbangkan pada budidaya kedelai di lahan sawah adalah gejala menurunnya ketersediaan hara di tanah terutama N, P, dan K yang tampaknya terus berlanjut. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pupuk NPK (15-7-15) terhadap produksi tanaman kedelaii. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), diulang 3 kali dengan 12 perlakuan, jarak tanam 30 cm x 20 cm. Varietas yang digunakan Argomulyo, dilaksanakan pada MK-2 (Agustus - Desember 2015), lokasi adalah lahan sawah irigasi di Desa Keboan, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang dengan ketinggian tempat 50 m dpl. Hasilnya pada jumlah daun dan tinggi tanaman belum bisa dibuktikan secara nyata. Jumlah polong tertinggi 58,4 pada perlakuan (Urea 25 kg/ha dan NPK (15-7-15) 200 kg/ha). Perlakuan berpengaruh dan efektif pada hasil 1,80 ton/ha, ditunjukkan pada perlakuan (Urea 25 kg/ha dan NPK (15-7-15) 100 kg/ha), sehingga dosis tersebut bisa diaplikasi oleh petani.
- ItemBUDIDAYA AYAM BURAS(BPTP Jawa Tengah, 2011) Maharso Yuwono, Dian; Sisca Piay, Sherly; Sugiono; Prasetyo Hantoro, Rudi; BPTP Jawa TengahAyam Buras atau ayam kampung atau ayam lokal, produksi telur ayam buras yang dipelihara secara tradisional umumnya rendah, pemeliharaannya perlu ditingkatkan dari tradisional ke arah yang lebih intensif dengan menerapkan teknologi yang terkait dengan budidaya ayam buras, meliputi bibit, pencegahan penyakit, perkandangan, dan pemberian pakan dengan gizi seimbang.
- ItemEfektivitas Pembenah Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sugiono; Sa’adah, Sri Zunaini; Asnita, Rika; Sudaryono, Tri; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuLahan pertanian yang mengalami degradasi rata-rata kandungan bahan organik < 2%, sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas fisik anah, karena rendahnya unsur yang dapat berperan dalam perbaikan struktur tanah. Penambahan bahan organik dengan kualitas yang baik dan dalam jumlah yang mencukupi merupakan kunci pemeliharaan dan perbaikan kualitas tanah. Fungsi pembenah tanah diharapkan mampu memantapkan agregat tanah untuk mencegah erosi dan pencemaran, merubah kapasitas tanah menahan air, meningkatkan kapasitas tukar kation, mampu menyuplai unsur hara tertentu dan dapat segera diguanakan untuk tanaman. Pengujian pembenah tanah untuk mempengetahui efektifitas terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, karena merupakan tanaman pangan terpenting setelah padi sebagai sumber karbohidrat, serta digunakan sebagai pakan ternak yang mencapai sekitar 51% dari komposisi pakan, dan bahan baku industi diantaranya adalah: minyak goreng (corn oil), gula rendah kalori, tepung maizena dan bioetanol. Penelitian dilakukan pada MK (bulan Mei 2015 s/d bulan Agustus 2015) di Desa Keboan Kecamatan Ngusikan, Kab. Jombang dengan jenis tanah alluvial dan ketinggian tempat 50 m dpl, Rancangan yang digunakan RAK, diulang 3 kali, 10 perlakuan, dengan jarak tanam 75cm x 20cm, 1 tanaman per lubang. Kandungan pembenah tanah yang dikaji Nitrophos (%): MgO (19,80), CaO (29,37), Al2 O2 dan FE2O (1,28), SiO3 (1,75), varietas jagung yang digunakan hibrida Pioner-21. Hasil penelitian berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, aplikasi pembenah tanah Nitrophos: perlakuan petani (NPK 200, Urea 200 kg/ha produksi pipilan kering 9,93 ton/ha. Perlakuan pemupukan (Urea 100, SP-36 125, KCL 100 kg/ha dan pembenah tanah 2 ton/ha) produksi jagung pipilan kering tertinggi 12,73 ton/ha berpengaruh meningkatkan hasil jagung sebesar 11,67 % dibanding dengan perlakuan (Urea 100, SP-36 125, KCL 100 kg/ha dan pembenah tanah 1 ton/ha) dengan produksi 11,4 ton/ha.
- ItemIntroduksi VUB Padi Sawah Irigasi MH di SL-PTT Lamongan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Korlina, Eli; M. Taufiqurahman; Priyanti, Aming; Sugiono; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPeranan padi sawah sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan khususnya beras, karena 90% produksi padi nasional dari lahan sawah. Perakitan varietas unggul padi sawah dengan potensi hasil lebih tinggi harus dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan. Tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi VUB dengan produksi, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan respon petani sebagai umpan balik adopsi varietas pergiliran varietas. Introduksi varietas unggul baru (VUB) dilakukan di lokasi sawah kawasan SL-PTT Desa Bakalrejo, Kecamatan Sugio, Lamongan pada MH 2009/2010, ketinggian tempat 8 meter dari permukaan laut, jenis tanah Grumosol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 8 varietas: Inpari 1, Inpari 4, Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo, OM1/Inpari 13, OM2/Inpari 12, dan Ciherang sebagai varietas pembanding dilokasi SL-PTT dan luar SL-PTT. Hasil penelitian diperoleh produksi gabah kering panen (GKP/kadar air 14%) setara varietas Ciherang (7,67 ton/ha) tertinggi berturut-turut adalah OM 1/Inpari 13 (8,47 ton/ha), OM 2/Inpari 12 (8,08 ton/ha) dan Inpari 4 (7,92 ton/ha). Hasil Inpari 8 (7,71 ton /ha), Inpari1(7,67 ton/ha), diluar SL-PTT produksi Ciherang 6,4 ton/ha. Produksi varietas Ciherang dengan penerapan SL-PTT (7,67 ton/ha) naik 1,27 ton/ha, B/C Ratio 1.04, produksi lokasi luar SL-PTT 6,4 ton/ha, B/C Ratio 0.94. Varietas Inpari 1, Inpari 8, Inpari 4, OM1/Inpari 13 dan OM2/Inpari 12 layak diintroduksi mendampingi varietas Ciherang dalam pergiliran varietas SL-PTT karena produksi lebih tinggi. OM2/Inpari 12 agak rentan busuk leher malai/neckblast dan hama penggerek batang (beluk). Respons Petani sangat baik dengan adanya uji VUB diharapkan untuk pergiliran varietas Ciherang, terutama varietas OM1/Inpari 13 karena selain hasilnya tinggi, pertanaman serempak dan umur genjah, sedangkan varitas lain yang disukai Inpari 4 dan Inpari 1 hasil tinggi dibanding Ciherang.
- ItemIntroduksi VUB Padi Sawah Irigasi MH di SL-PTT Lamongan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2012) Sugiono; Priyanti, Aming; M. Taufiqurahman; Korlina, Eli; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Peranan padi sawah sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan khususnya beras, karena 90% produksi padi nasional dari lahan sawah. Perakitan varietas unggul padi sawah dengan potensi hasil lebih tinggi harus dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan. Tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi VUB dengan produksi, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan respon petani sebagai umpan balik adopsi varietas pergiliran varietas. Introduksi varietas unggul baru (VUB) dilakukan di lokasi sawah kawasan SL-PTT Desa Bakalrejo, Kecamatan Sugio, Lamongan pada MH 2009/2010, ketinggian tempat 8 meter dari permukaan laut, jenis tanah Grumosol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 8 varietas: Inpari 1, Inpari 4, Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo, OM1/Inpari 13, OM2/Inpari 12, dan Ciherang sebagai varietas pembanding dilokasi SL-PTT dan luar SL-PTT. Hasil penelitian diperoleh produksi gabah kering panen (GKP/kadar air 14%) setara varietas Ciherang (7,67 ton/ha) tertinggi berturut-turut adalah OM 1/Inpari 13 (8,47 ton/ha), OM 2/Inpari 12 (8,08 ton/ha) dan Inpari 4 (7,92 ton/ha). Hasil Inpari 8 (7,71 ton /ha), Inpari1(7,67 ton/ha), diluar SL-PTT produksi Ciherang 6,4 ton/ha. Produksi varietas Ciherang dengan penerapan SL-PTT (7,67 ton/ha) naik 1,27 ton/ha, B/C Ratio 1.04, produksi lokasi luar SL-PTT 6,4 ton/ha, B/C Ratio 0.94. Varietas Inpari 1, Inpari 8, Inpari 4, OM1/Inpari 13 dan OM2/Inpari 12 layak diintroduksi mendampingi varietas Ciherang dalam pergiliran varietas SL-PTT karena produksi lebih tinggi. OM2/Inpari 12 agak rentan busuk leher malai/neckblast dan hama penggerek batang (beluk). Respons Petani sangat baik dengan adanya uji VUB diharapkan untuk pergiliran varietas Ciherang, terutama varietas OM1/Inpari 13 karena selain hasilnya tinggi, pertanaman serempak dan umur genjah, sedangkan varitas lain yang disukai Inpari 4 dan Inpari 1 hasil tinggi dibanding Ciherang.
- ItemKesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah di Wilayah Kepulauan Kabupaten Sumenep(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Arifin, Zainal; Sugiono; Istiqomah, Nurul; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenentuan arahan pengembangan tanaman padi didasarkan pada kesesuaian dan potensi serta ketersediaan lahan. Agar tanaman padi dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal memerlukan informasi kualitas dan karakteristik lahan serta manajemen tertentu. Oleh karena itu, pengumpulan data penggunaan lahan berikut statusnya merupakan bagian dari kegiatan pemetaan kesesuaian lahan untuk tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman padi di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep. Lokasi penelitian meliputi Kabupaten Sumenep kawasan kepulauan yang terdiri dari 9 kecamatan (84 desa), yaitu Kecamatan Giligenteng, Talango, Nonggunong, Gayam, Raas, Sapeken, Arjasa, Kangayan dan Masalembu. Data dan peta yang dikumpulkan meliputi : sumberdaya lahan berupa peta wilayah Kabupaten Sumenep, data iklim (curah hujan) serta survey lokasi penelitian. Penyusunan kesesuaian lahan untuk tanaman padi mengacu pada konsep sistem pakar (Expert System) dengan pendekatan pencocokan (matching) antara karakteristik iklim dan sumberdaya lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman padi. Data diolah secara sederhana dan dinterpretasikan dengan peta-peta digital kesesuaian lahan untuk tanaman padi di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian menunjukkan wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep tergolong beriklim kering dengan tipe iklim berdasarkan Oldeman E4 dan D3 dengan bulan basah antara 1–4 bulan dan bulan kering 6–11 bulan. Jenis tanahnya terdiri dari Aluvial Hidromorf; Komplek Mediteran Grumusol, Regosol dan Litosol; Regosol Cokelat kekuningan; dan Komplek Mediteran Merah dan Litosol. Peta digital kesesuaian lahan dari masing-masing wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep, cukup beragam dan pada dasarnya hampir semua wilayah kepulauan di dominasi oleh sesuai dan sebagian sesuai marginal untuk tanaman padi.