Browsing by Author "Sudirman Umar, Balittra"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemCARA PENGERINGAN DALAM USAHA PERBAIKAN MUTU GAPLEK(Balittra, 1995-04) Sudirman Umar, BalittraUbikayu dapat dimanfaatkan dalam bermacam kepentingan antara lain untuk makanan kering, pakan dan bahan industri. Dibeberapa daerah sentra ubikayu, bahkan sebagai bahan makanan pokok. Produksi ubikayu Indonesia mencapai ± 15 juta ton, 70,7% diantaranya berasal dari Lampung. Di Jawa, dari produksi yang dihasilkan 35% untuk konsumsi keluarga, 30% dipasarkan, 25% dijual ke pabrik tepung dan 10% diekspor (Barret dan Damarjati, 1984). Di Kalimantan Selatan 80% dari produksi ubikayu dipasarkan dan hanya 20% untuk konsumsi keluarga. Apabila tanpa penyimpanan yang baik, ubikayu menjadi lebih mudah rusak. Kerusakan ini disebabkan oleh karena faktor mekanis, fisiologis, patologis dan kimiawi (Barret dan Damarjati 1984, Richana dan Prastowo 1987, dan Muljohardjo et ai, 1980). Ubikayu sangat peka terhadap terhadap serangan jamur dan mikroba lain seperti Rhizopus sp, Aspergillus sp, Bacillus polimexa dan ragi (Winarno, 1979). Salah satu usaha untuk menanggulangi kerusakan umbi setelah panen, adalah mengolahnya menjadi bentuk gaplek, yakni bentuk ubikayu kering dengan kandungan air dibawah 12%.
- ItemPERBAIKAN SISTIM PENYIMPANAN UBlKAYU SEGAR DALAM USAHA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN(Balittra, 1995-04) Sudirman Umar, BalittraSasaran produksi ubikayu sebesar 15 juta ton dengan quota 1,85 juta ton dalam bentuk bahan kering (gaplek) namun terdapat kendala dalam ekspor karena mutu gaplek yang dihasilkan rendah. Jumlah produksi sebesar ini penyebaran waktu panen tidak merata sepanjang tahun dan biasanya hanya terpusat pada waktu-waktu tertentu sehingga produksi menjadi berlimpah danjumlah ini tidak semuanya tersalur ke pabrik pengolahan (Barret dan Damardjati, 1984). Penggunaan ubikayu sebagai bahan makanan yang dikonsumsi langsung sekitar 35% dan dipasarkan hanya sebesar 30% dalam bentuk makanan segar/kering (gaplek), sedangkan 25% dijual ke pabrik serta 10% di eksport, dengan demikian untuk menangani hal tersebut diatas sering pelaksanaan panen dilakukan secara sekaligus. Biasanya ubikayu dipanen pada kadar air antara 50%-60%, hal ini sangat tidak aman bila disimpan karena jasad renik perusak dan perombakan fisiologis/kimiawi. Dilain pihak pemasaran ubi kayu segar sangat kecil kemungkinannya dapat menambah pendapatan petani, karena rendahnya hargajual dan tingginya biaya angkut. Ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan sumber karbohidrat yang dalam keadaan segar memerlukan penanganan yang teliti setelah dipanen. Penyimpanan dalam bentuk segar lebih sukar dibanding bentuk yang telah diolah baik bentuk chips atau tepung atau yang telah diproses menjadi bahan produk yang baru