Browsing by Author "Sufi, Isrok Malikus"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemLive Bird Markets (LBM) sebagai Lingkungan yang Berpotensi untuk Sirkulasi Virus Avian Influenza (AI) Subtipe H9 di Provinsi Jawa Barat(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Maharani, Niken Respati; Sufi, Isrok Malikus; FitrianiLive bird markets (LBM) merupakan pasar yang umum digunakan untuk kegiatan perdagangan unggas (ayam, itik, burung, dll) di sebagian besar negara berkembang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. LBM ini sering diduga sebagai sumber penularan dan penyebaran virus Avian Infl uenza (AI) ke berbagai daerah di sekitar pasar ataupun bahkan jauh dari pasar tersebut karena didistribusikan melalui perdagangan antar kota/kabupaten atau antar provinsi di seluruh wilayah Indonesia. Balai Veteriner Subang sebagai UPT Kementerian Pertanian yang memiliki tugas pada bidang penyidikan penyakit hewan telah melakukan surveilans aktif terhadap penyebaran virus AI pada LBM di Provinsi Jawa Barat dengan sampel swab lingkungan (alas talenan, tempat pencabutan bulu, air yang digunakan untuk memproses unggas dan tempat pemotongan unggas) pada tahun 2018. Studi ini bertujuan untuk mengidentifi kasi sirkulasi dan prevalensi virus AI dengan pendekatan uji Real Time PCR (rt-PCR) berdasarkan identifi kasi subtipe H9. Sampel swab lingkungan dilakukan pengambilan di LBM pada 7 (tujuh) kota/kabupaten di Jawa Barat pada tahun 2018. Beberapa bagian di lingkungan LBM diambil sampelnya dan dijadikan satu (dipool) maksimal 5 (lima) swab lingkungan dalam satu Viral Transport Media (VTM). Sampel swab lingkungan diambil sekali untuk setiap LBM yang dikunjungi dimana jumlah sampel disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat kunjungan. Sampel yang didapatkan kemudian diuji dengan metode qPCR untuk deteksi virus H9. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan virus AI subtipe H9 pada sampel lingkungan di Provinsi Jawa Barat. Sampel didapatkan dari 329 swab lingkungan dan menunjukkan jumlah prevalensi total virus AI subtipe H9 pada LBM di Provinsi Jawa Barat sebanyak 249 (75.68%; Selang Kepercayaan (SK) 95%: 71.05%-80.32%). Prevalensi tertinggi sebesar 100% terjadi di Kabupaten Banjar, Kota Bandung dan Kabupaten Purwakarta. Hasil positif H9 pada sampel lingkungan menunjukkan adanya potensi tersebarnya virus AI di lingkungan pasar. Perbaikan tata niaga perdagangan unggas di LBM penting untuk dilakukan dengan penerapan aspek biosekuriti, biosafety, sanitasi dan kebersihan lingkungan pasar untuk mengurangi kontaminasi virus AI di area pasar tradisional.
- ItemPenyidikan Virus Avian Influenza (AI) Subtipe H5 pada Live Bird Markets (LBM) di Provinsi Jawa Barat Tahun 2018(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Sufi, Isrok Malikus; Fitriani; Maharani, Niken RespatiLive bird markets (LBM) memegang peranan penting dalam penyediaan produk unggas seperti daging ayam dan telur bagi masyarakat Indonesia. Keberadaan LBM membuka peluang terjadinya pasar unggas hidup dan penyebaran penyakit yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa LBM merupakan tempat yang memiliki risiko tinggi dalam penyebaran virus Avian Infl uenza (AI). Virus AI merupakan ancaman serius terhadap kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomis maupun dari aspek zoonosis. Penyakit ini disebabkan oleh kelompok virus Infl uenza A dari Famili Orthomyxoviridae. Virus Infl uenza A dibagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan kombinasi glikoprotein hemaglutinin (HA). Diantara 16 jenis HA yang diidentifi kasi pada unggas, subtipe H5 merupakan salah satu yang paling diwaspadai karena kemampuannya dalam menimbulkan wabah pada hewan dan manusia. Penelitian ini dilakukan yang bertujuan untuk mengidentifi kasi distribusi virus H5 pada beberapa LBM di Jawa Barat pada tahun 2018 secara molekuler dengan metode uji reverse-transcriptase quantitative Polymerase Chain Reaction (RT-qPCR) pada sampel lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan di LBM di Jawa Barat, meliputi Kota Banjar, Kab. Ciamis, Kab. Indramayu, Kab. Karawang, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kab. Purwakarta dan Kab. Subang sepanjang tahun 2018. Sampel yang diambil adalah swab lingkungan. Sampel swab lingkungan diambil dari beberapa titik di lingkungan LBM dan dipool (digabungkan) maksimal 6 (enam) swab lingkungan (meja tempat ayam dipajang, keranjang tempat meletakkan potongan ayam, keranjang sampah, meja pemrosesan, kain lap basah, mesin pencabut bulu, dll) dalam satu Viral Transport Media. Sampel swab lingkungan diambil sekali untuk setiap LBM yang dikunjungi dimana jumlah sampel disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat kunjungan. Sampel yang didapatkan kemudian diuji dengan metode qPCR untuk deteksi virus H5. Prevalensi total virus H5 di Jawa Barat adalah sebanyak 23 dari 392 sampel yang didapatkan (5.87%; Selang Kepercayaan (SK) 95%: 3.87%-8.19%), sedangkan prevalensi tertinggi virus H5 sebesar 100% terjadi di Kabupaten Indramayu. Hasil uji RT-qPCR pada sampel swab lingkungan yang menunjukkan hasil positif menunjukkan adanya beberapa sampel yang positif dari lingkungan. Kontaminasi virus pada lingkungan diduga berasal dari pemotongan unggas, produk unggas serta peralatan yang tercemar sehingga perlu dilakukan perbaikan lingkungan LBM untuk mengurangi potensi zoonosis virus H5 dari hewan ke manusia.