Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Somantri ...[at al], Ida H."

Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Karakterisasi Molekuler Plasma Nutfah Tanaman Pangan
    (Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Somantri ...[at al], Ida H.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Penelitian ini telah dilakukan pada tahun anggaran 2002, pada komoditas padi asal Kalimantan Timur dan ubi jalar asal Irian Jaya. Karakterisasi molekuler dila-kukan untuk mengetahui diversitas gentik dan kekerabatan dari komoditas yang ditangani. Penelitian ini merupakan tahap awal karakterisasi pada tingkat DNA pada plasma nutfah koleksi Balitbio. Isolasi DNA pada padi dan ubi jalar telah dilakukan sesuai target, sedangkan analisis PCR baru dilakukan pada ubi jalar. Hasil analisis PCR memperlihatkan bahwa dari tiga primer oligonukleotida acak yang digunakan, yaitu primer A01, A04, dan B01 dapat mengamplifikasi DNA dari 97 plasma nutfah ubi jalar yang berasal dari Irian Jaya dengan jumlah pita DNA bervariasi antara 1-9 pita. Amplifikasi dari ketiga primer tersebut juga me-nunjukkan adanya polimorfisme di antara aksesi-aksesi ubi jalar yang dianalisis.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Perbaikan Galur Mandul Jantan melalui Kultur Anter
    (Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Somantri ...[at al], Ida H.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Galur yang potensial untuk dibuat mandul jantan mempunyai gen yang mengen-dalikan sterilitas jantan tetapi sitoplasmanya normal sehingga tanaman menjadi fertil. Galur seperti itu disebut sebagai galur pelestari (maintainer line). Kultur anter merupakan suatu teknik in vitro yang dapat menghasilkan tanaman haploid ganda homozigot (galur murni) langsung dari tanaman F1 atau generasi bersegregasi lainnya yang telah diseleksi, sehingga dapat mempercepat siklus pemuliaan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan (1) benih dari hasil per-silangan galur pelestari dengan varietas unggul yang mempunyai sifat yang diinginkan, yaitu berdaya hasil tinggi, tahan cekaman lingkungan (biotik dan abiotik), serta mutu beras baik dan (2) galur pelestari yang mempunyai sifat yang diinginkan melalui kultur anter. Sampai saat ini, telah diperoleh benih dari 8 persilangan galur pelestari dengan varietas unggul, yaitu IR62829B x Sintanur (218 butir), IR58025B x Sintanur (66 butir), IR62829B x Ciherang (643 butir), IR58025B x Ciherang (165 butir), IR62829B x IR64 (528 butir), IR58025B x IR64 (64 butir), IR62829B x Memberamo (360 butir), dan IR58025B x Memberamo (74 butir). Selanjutnya kultur anter dilakukan pada 2 persilangan, yaitu IR58025B x Sintanur dan IR62829B x Ciherang. Inokulasi anter dilakukan pada media induksi kalus N6 + 2,0 mg/l NAA + 0,5 mg/l kinetin + 10-3 M putresin dan N6 + 2,0 mg/l 2,4-D. Penelitian untuk mendapatkan regeneran tanaman hijau masih terus dilakukan.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Perbaikan Varietas Padi melalui Kultur Anter
    (Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Somantri ...[at al], Ida H.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Kultur anter telah digunakan dalam rangka perbaikan varietas padi. Kultur anter mempunyai kelebihan, yaitu dapat mempersingkat waktu dalam memperoleh homozigositas. Namun demikian, terdapat kelemahan, antara lain produksinya regeneran albino dan tidak semua genotipe responsif terhadap kultur anter. Hasil penelitian ini adalah (1) setiap genotipe memiliki respon yang berlainan terhadap kultur anter, (2) penambahan putresin dalam medium induksi kalus dan medium regenerasi dapat meningkatkan persentase regenerasi tanaman total, baik tanaman hijau maupun tanaman albino, (3) genotipe IR66160-121-4-5-3/Memberamo dan IR66738-18-2-2/Cabacu menghasilkan persentase induksi kalus dan persentase planlet dan tanaman hijau yang lebih tinggi daripada genotipe Turanta/IR64//IR64///Memberamo/IR59552. Di antara 3 genotipe yang digunakan dalam kultur anter, genotipe IR66160-121-121-4-5-3/Memberamo adalah genotipe yang paling responsif terhadap induksi kalus dan produksi tanaman total (tanaman hijau dan tanaman albino). Sehingga jumlah materi yang akan digunakan sebagai populasi untuk seleksi dipandang yang paling memadai. Saran yang dapat diajukan adalah penelitian perlu dilanjutkan dengan seleksi tanaman hasil regenerasi kultur anter.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Rejuvenasi dan Karakterisasi Morfologi Plasma Nutfah Tanaman Pangan
    (Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Somantri ...[at al], Ida H.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Pelestarian dengan cara rejuvenasi dan penyimpanan dengan baik dan benar sangat perlu dilakukan dan harus mendapatkan perhatian. Namun demikian, pelestarian plasma nutfah tanpa diberdayakan tidak banyak bermanfaat, oleh sebab itu perlu ada identifikasi sifat-sifat yang dimiliki oleh plasma nutfah ter-sebut. Salah satunya berupa karakterisasi sifat morfologi dan agronomi. Dalam penelitian ini telah direjuvenasi 750 aksesi plasma nutfah padi, 14 spesies (43 aksesi) padi liar, 500 aksesi jagung, 600 aksesi kedelai, 550 klon ubi kayu, 80 aksesi terigu, 209 aksesi sorgum, 600 aksesi kacang tanah, 300 aksesi kacang hijau, 100 aksesi kacang-kacangan minor, 912 aksesi ubi jalar di lapang, 450 aksesi ubi jalar di pot, 29 aksesi ganyong, 17 aksesi garut, 16 aksesi gadung, 52 aksesi ubi kelapa, 13 aksesi suweg, 30 aksesi gembili, dan 140 aksesi talas, sedangkan konservasi in vitro telah dicobakan pada ubi kayu, ubi jalar, dan talas. Hasil karakterisasi morfologi dari plasma nutfah menunjukkan variasi baik pada sifat kualitatif seperti warna dan bentuk, maupun sifat kuantiatif seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, dan sebagainya. Beberapa hasil karakterisasi yang menonjol antara lain varietas padi Getik Rijal (Reg. 5644) berumur sedang (133 hari), jumlah butir isi 259 butir, panjang malai 32 cm, dan tinggi tanaman 95 cm. Jagung Arjuna memiliki panjang tongkol terpanjang (18,2 cm), Reg. 2682 memiliki diameter tongkol terlebar, dan Reg. 3686 mempunyai bobot 300 butir paling berat (98 g). Pada kedelai terdapat lima galur yang ber-potensi hasil tinggi dan berumur genjah, yaitu B.5133 (77 HST, 11,9 g/100 biji), B.4220 (77 HST, 15,7 g/100 biji), GM219 Si (77 HST, 14,3 g/100 biji), B.3076 (77 HST, 13,7 g/100 biji), Lokal Ongko-5-1 (74 HST, 16,2 g/100 biji). Terdapat pula galur yang berpolong banyak (92 polong/tanaman), yaitu Reg. 917, Reg. 3702, No. 2810Si, dan B744. Terdapat keragaman warna pada daun, batang dan umbi plasma nutfah ubi kayu dengan variasi panjang tangkai daun antara 6,0-23,3 cm, lobus daun antara 5-9 lobus, panjang lobus daun antara 6,5-21,0 cm, lebar lobus daun antara 1,2-4,8 cm, tinggi tanaman antara 139-306 cm, penampang batang antara 1,3-2,6 cm, tinggi percabangan antara 96-275 cm, bobot umbi antara 0,6-3,3 kg, jumlah umbi 2-10 umbi, dan indeks panen antara 34-72%. Hasil biji terigu Highrainfall 87 adalah yang terberat (338,4 g) diban-dingkan dengan aksesi lain pada luasan yang sama (3 m x 0,5 m). Varietas Keris (sorgum) masih merupakan satu-satunya koleksi berbatang pendek (89 cm) dan umur masak paling genjah (+82 hari). Sebanyak 576 aksesi kacang tanah memiliki 2 biji/polong sedangkan 16 aksesi memiliki 3-4 biji/polong. Ter-dapat 88 aksesi kacang tanah yang memiliki bobot polong >20 g/tanaman yang memberi harapan untuk hasil tinggi. Diperoleh 21 aksesi kacang hijau yang berpenampilan baik, seperti berumur genjah, tipe tanaman baik, polong masak serempak, dan memiliki bobot biji antara 13,4-18,1 g/tanaman. Bobot biji paling tinggi (18,10 g/tanaman) dicapai oleh aksesi VR 160. Diperoleh pula tiga aksesi, yaitu VR 127 (Chun Nam-2), VR197 (ML-267), dan VR 11 yang berumur sangat genjah. Ketiga aksesi tersebut masing-masing dapat dipanen pada umur 57 hari. Hasil karakterisasi pada tanaman kacang tunggak menunjukkan jumlah cabang antara 3-7 cabang/tanaman, umur panen 73-88 hari, bobot 100 butir antara 6-26 g dan banyaknya biji/polong antara 3-18 biji. Dari 423 aksesi ubi jalar yang dikarakterisasi ulang umbinya ternyata 96 aksesi belum berumbi pada umur 5,5 bulan. Selain itu dilakukan penyapuan duplikasi di lapang secara teknis dan menanam secara berurutan aksesi yang mempunyai sifat-sifat yang sama. Pada ubi-ubian minor diperoleh tiga aksesi ubi kelapa yang mempunyai hasil cukup tinggi (4,75-13,0 kg/tanaman), yaitu No. reg. 36, 601, dan 636 dan lima aksesi ubi gembili memberikan hasil 1,2-2,25 kg/tanaman, yaitu No. reg 552, 562, 566, 570a, dan 665. Tiga aksesi garut, yaitu No. reg. 27, 439, dan 504 memberikan hasil 1,08-1,30 kg/tanaman, dan enam aksesi ganyong, yaitu No. reg. 57, 87, 135 h, 121, 576, dan 627memberikan hasil 2,8-4,47 kg/tanaman. Terdapat keragaman warna pada beberapa sifat morfologi plasma nutfah talas seperti pinggiran daun, pertulangan daun, pelepah daun, tangkai daun atas, tengah dan bawah serta daging tengah umbi. Variasi lebar daun berkisar antara 12-44 cm, panjang daun antara 20-63 cm, panjang tangkai daun berpelepah antara 15-72 cm, dan panjang total tangkai daun antara 30-117 cm. Tinggi tanaman umumnya sedang (50-100 cm) dan tinggi (lebih dari 100 cm). Bobot umbi berkisar antara 125-563 g, panjang umbi antara 8,0-16,8 cm, dan diameter umbi antara 5,7-9,3 cm. Pada saat ini telah terkonservasi secara in vitro 50 nomor ubi jalar dan 10 nomor talas pada medium MS + manitol 40 g/l.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Transformasi Padi dengan Bombardmen Mikroprojektil
    (Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Somantri ...[at al], Ida H.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Genetik, Kelti Biologi Mole-kuler, Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor, pada tahun ang-garan 2001. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan tanaman padi transgenik yang tahan terhadap hama penggerek batang padi. Transformasi dilakukan dengan teknik bombardmen mikroprojektil menggunakan plasmid pUBB dan pUBC yang dikotransformasi dengan plasmid pRQ6. Plasmid pUBB dan pUBC masing-masing membawa gen ketahanan terhadap penggerek batang padi yang disebut cryIAb dan cryIAc. Sedangkan pRQ6 mengandung gen penanda gus dan penyeleksi higromisin. Prosedur penembakan dilakukan dengan dua cara, yaitu prosedur yang dikembangkan oleh Fauquet et al. (1996) dan Sawant et al. (2000). Hasil yang telah diperoleh adalah (1) Tanaman putatif transgenik hasil regenerasi (283 tanaman) dari 30 kalus Taipei-309 yang mengandung gen cryIAb dan 1 kalus Taipei-309 yang mengandung gen cryIAc; (2) Media regene-rasi RNB (NB+BAP 4 mg/l+NAA 0,8 mg/l) dan NK1N0,5 (NB + kinetin 1 mg/l + NAA 0,5 mg/l) yang dapat menghasilkan planlet dari kalus hasil transformasi; (3) Prosedur penembakan Sawant et al. (2000) menggunakan partikel emas yang telah dioven semalam pada suhu 180C dan isopropanol untuk preparasi DNA plasmid) lebih efektif dibandingkan dengan prosedur Fauquet et al. (1996); dan (4) Hasil uji gus menunjukkan 7 (9,46%) dari 74 tanaman (T0) yang telah diuji menunjukkan hasil positif.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Transformasi Padi Japonica (T-309) dan Indica dengan Gen CryIA(b)
    (Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Somantri ...[at al], Ida H.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Genetik, Kelti Biologi Mole-kuler, Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor, pada tahun anggaran 2002. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan tanaman padi hasil transformasi dengan gen cryIA(b). Varietas padi yang digunakan ada-lah Taipei-309 (Japonica) serta Sintanur dan Cisadane (Indica). Transformasi dilakukan dengan teknik bombardmen mikroprojektil menggunakan plasmid pUBB yang dikotransformasi dengan plasmid pRQ6 pada molaritas 4 : 1. Plas-mid pUBB membawa gen cryIA(b). Sedangkan pRQ6 mengandung gen gus dan hph. Hasil yang telah diperoleh adalah 280 tanaman putatif transgenik dari Taipei-309 yang menggunakan media regenerasi NK4N2 dan 1 tanaman dari Cisadane yang menggunakan media regenerasi MSP. Dalam penelitian ini, Sintanur belum berhasil diinduksi untuk menghasilkan kalus. Sampai saat ini sebagian kalus Taipei-309 dan Cisadane masih berada dalam media regene-rasi. Tanaman transforman pertama (T0) yang telah diaklimatisasi sudah dita-nam di rumah kaca untuk dievaluasi lebih lanjut.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback