Browsing by Author "Soesanthy, Funny"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemHAMA Helopeltis spp. DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA PADA PERTANAMAN TEH (Camellia sinensis)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyHelopeltis spp. merupakan salah satu hama pertanaman teh yang terdiri dari 18 spesies. Tiga spesies (H. antonii, H. theivora dan H. bradyi) yang menyerang tanaman teh di India, dua spesies (H. schoutederi dan H. theivora) pada pertanaman teh di Afrika dan H. antonii dominan pada pertanaman teh di Indonesia. Serangan Helopeltis spp. menyebabkan perubahan morfologi dan histologi tanaman teh dan secara nyata mengurangi kualitas dan kuantitas pucuk teh. Untuk mengurangi kerugian akibat serangan Helopeltis spp. maka perlu dilakukan tindakan pengendalian yang memperhatikan lingkungan dengan memanfaatkan pengendalian hama terpadu (PHT). PHT untuk Helopeltis spp. pada tanaman teh yaitu: kultur teknis, pengendalian hayati, penggunaan varietas resisten, dan pestisida (nabati dan kimia).
- ItemHama Utama Pada Pertanaman Ganyong (Canna edulis KERR)(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Soesanthy, Funny; Ibrahim, Meynarti Sari Dewi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarGanyong sangat potensial digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras atau jagung. Kandungan gizi umbi ganyong tidak lebih buruk dari bahan pangan yang dikomsumsi masyarakat. Tanaman ganyong dapat tumbuh dengan baik diberbagai jenis lahan dengan produksi rata‐rata 30 ton/ha. Dalam pertanamannya ganyong relative bebas dari serangan penyakit, namun didaerah‐daerah yang telah membudidayakan ganyong secara intensif telah ditemui penyakit Fusarium spp, Puccinia cannae dan Rhizoctonia spp. Tidak seperti penyakit, pengendalian hama perlu diperhatikan dalam budidaya ganyong, hal ini dikarenakan walaupun serangannya masih rendah namun memerlukan penanganan yang serius. Jenis‐ jenis hama yang sering menyerang pertanaman ganyong antara lain; Ulat Calpodes ethlius, Agrotis ipsilon Hufnagel, Popilia japonica Newman, Tungau merah (Tetranycus urticae), Keong dan Belalang (Orthoptera). Tehknik pengendalian hama yang digunakan dapat menggunakan musuh alami, pengendalian secara mekanis dan menggunakan insektisida bila tingkat serangan sudah tidak dapat dikendalikan.
- ItemPENGENDALIAN Helopeltis spp. (HEMIPTERA: MIRIDAE) PADA TANAMAN KAKAO MENDUKUNG PERTANIAN TERPADU RAMAH LINGKUNGAN(IAARD Press, 2014) Indriati, Gusti; Soesanthy, Funny; Hapsari, Arlia Dwi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianHelopeltis spp. (Hemiptera: Miridae) merupakan salah satu hama utama pada tanaman kakao, dengan potensi kerugian dapat menurunkan produksi buah kakao 50-60%. Gejala buah yang terserang ditandai dengan bercak-bercak berwarna cokelat kehitaman. Serangan pada buah muda dapat menyebabkan layu pentil dan rontok, atau apabila pertumbuhan buah terus berlanjut maka kulit buah akan mengeras dan retak-retak, sehingga menghambat perkembangan biji di dalamnya. Upaya pengendalian populasi organisme pengganggu tanaman (OPT) yang saat ini sedang dikembangkan adalah melalui pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan dua atau lebih teknik pengendalian dalam satu kesatuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian secara ekonomi dan kerusakan lingkungan hidup. PHT merupakan bagian dari sistem pertanian terpadu. Pengendalian ramah lingkungan Helopeltis spp. mengacu pada konsep PHT, yaitu (1) kultur teknis, dengan penggunaan varietas/klon kakao resisten ICCRI 01-04, RCC 70-71 ; (2) biologi, dengan pemanfaatan musuh alami (predator, parasitoid, dan patogen) seperti semut hitam, semut rangrang, Beauveria bassiana dan Lecanicillium lecanii; (3) mekanik/fisik, dengan pelapisan atau penyemprotan buah menggunakan biokaolin; dan (4) kimia, dengan penggunaan pestisida nabati seperti seraiwangi, mimba, srikaya, selasih, bawang putih, dan paitan serta penggunaan pestisida sintetik dengan pemilihan jenis, dosis, waktu, dan cara aplikasi yang tepat.
- ItemSERANGGA PENGISAP PUCUK TEH: Empoasca vitis (Homoptera: Cicadellidae) DAN TUNGAU (Acarina)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyEmpoasca vitis Gothe. (Homoptera: Cicadelidae) dikenal juga sebagai Empoasca flavecens Fabricius merupakan salah satu hama utama pertanaman teh. Serangan hama ini menyebabkan pucuk teh layu, kerdil dan seperti terbakar. Upaya pengendalian dilakukan dengan menanam Casia tora diantara tanaman teh, sticky trap, musuh alami parasitoid telur Anagrus atomus (Hymenoptera: Mymaridae), predator Scymnus sp., Aspidimerus circumflexa, insektisida nabati seperti minyak mimba 3%, minyak pongamia 3%, dan ekstrak biji mimba 5% mampu mengurangi populasi Empoasca spp. Tungau Brevipalpus phoenicis Geijskes dan Oligonychus coffeae Neitner juga merupakan hama penusuk pengisap daun teh. Keduanya dapat menimbulkan nekrosis pada daun, dan pada serangan berat dapat menyebabkan gugur daun. Pengendalian kedua hama ini dapat menggunakan predator anggota Phytoseidae, Stigmaeidae, Coccinellidae, Staphylinidae, dan Chrysopidae. Selain itu telah digunakan jamur dan bakteri sebagai agens hayati. Ekstrak air dari beberapa jenis tanaman juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama tungau.
- ItemTeknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi(IAARD Press, 2015) Harni, Rita; Samsudin, Samsudin; Amaria, Widi; Indriati, Gusti; Soesanthy, Funny; Khaerati, Khaerati; Taufiq, Efi; Hasibuan, Abdul Muis; Hapsari, Arlia Dwi
- ItemTeknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi(IAARD Press, 2018) Harni, Rita; Samsudin, Samsudin; Amaria, Widi; Indriati, Gusti; Soesanthy, Funny; Khaerari, Khaerati; Taufik, Efi; Hasibuan, Abdul Muis; Hapsari, Arlia Dwi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianHama dan penyakit tanaman kopi merupakan salah satu penyebab menurunnya produksi dan produktivitas kopi di Indonesia. Upaya pengendalian hama dan penyakit kopi umumnya masih tergantung pada penggunaan pestisida kimia sintetik. Seiring dengan kesadaran akan bahaya residu racun pada produk kopi dan cemaran logam berat terhadap ekosistem pertanian, maka tuntutan akan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan semakin meningkat. Buku ini memberikan informasi tentang biologi, morfologi, gejala serangan, faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan hama dan penyakit pada tanaman kopi, serta teknologi pengendaliannya secara terperinci.
- ItemTINGKAT SERANGAN PENGGEREK BUAH KOPI PADA DUA MODEL POLA TANAM KOPI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-12) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyHama penggerek buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei, merupakan hama utama pada tanaman kopi. Tingkat serangan hama ini pada model pola tanam kopi Robusta+ serai wangi + lamtoro + gamal (A) dan kopi Arabika Sigarar Utang + kelapa salak (B) belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian ini memberikan informasi mengenai tingkat serangan PBKo pada kedua pola tanam tersebut yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2014 di Kebun Percobaan Pakuwon, Sukabumi. Pada pola tanam A diamati 34 pohon, sedangkan pada B diamati 30 pohon. Sebagai unit contoh dipilih dua cabang paling produktif tiap pohon. Pengamatan dilakukan dwi mingguan sebanyak 12 kali terhadap jumlah buah yang terserang PBKo. Sebanyak 150 buah dari masing-masing pola tanam diambil pada hari terakhir pengamatan. Buah-buah tersebut dibelah di bawah mikroskop untuk melihat posisi PBKo dan jumlah populasinya di dalam tiap buah. Tingkat serangan PBKo pada pola tanam A dan B relatif masih rendah. Walaupun demikian, pada kedua pola tanam tersebut, proporsi tertinggi PBKo berada pada posisi D sehingga pengendaliannya harus dilakukan secara mekanik.