Browsing by Author "Sisca Piay, Sherly"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemBUDIDAYA AYAM BURAS(BPTP Jawa Tengah, 2011) Maharso Yuwono, Dian; Sisca Piay, Sherly; Sugiono; Prasetyo Hantoro, Rudi; BPTP Jawa TengahAyam Buras atau ayam kampung atau ayam lokal, produksi telur ayam buras yang dipelihara secara tradisional umumnya rendah, pemeliharaannya perlu ditingkatkan dari tradisional ke arah yang lebih intensif dengan menerapkan teknologi yang terkait dengan budidaya ayam buras, meliputi bibit, pencegahan penyakit, perkandangan, dan pemberian pakan dengan gizi seimbang.
- ItemBudidaya dan Pascapanen Cabai Merah (Capsicum annuum L.)(BPTP Jateng / KAN, 2010) Subagyono, Kasdi; Sisca Piay, Sherly; Tyasdjaja, Ariarti; Ermawati, Yuni; Rudi Prasetyo Hantoro, F.; Prayudi, Bambang; Sutoyo; Jauhari, Sodiq; herawati, Heni; Basuki, Seno; BPTP JatengCabai Merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah menyusun buku Budidaya dan Pascapanen Cabai Merah sebagai panduan dan rujukan bagi pengguna. Buku ini memuat informasi syarat tumbuh, varietas, teknik budidaya, hama dan penyakit, panen, pascapanen dan pemasaran cabai
- ItemPERTANIAN ORGANIK(BPTP Jawa Tengah, 2012) Sisca Piay, Sherly; Sahru Romdon, Anggi; Samijan; Joko Paryono, Trie; BPTP Jawa TengahPengembangan pertanian organik di indonesia selama ini belum di lirik petani padahal yang memiliki sangat besar. sumber daya alam yang potensial untuk pengembangan organik, teknologi untuk mendukung pengembangan pertanian organik pun sudah tersedia seperti pembuatan pupuk kompos, pembuatan pestisida hayati dan nabati, sistem tanambenih langsung dan teknologi lainnya.
- ItemRespon Petani terhadap Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Melalui Tumpangsari Tanaman Jagung-Padi di Kabupaten Pemalang(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Nurwahyuni, Endah; Dyah Ariyanti, Forita; Sisca Piay, Sherly; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Sistem tanam tumpangsari merupakan metode yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan dari dimensi waktu maupun ruang khususnya di daerah yang sering mengalami keterbatasan sumber daya air pada musim kemarau. Sistem ini dipercaya dapat meningkatkan populasi padi dan jagung sebesar 150% dibanding monokultur, sehingga pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui respon petani di kabupaten Pemalang terhadap teknologi tumpangsari jagung-padi gogo serta mendapatkan umpan balik untuk mengetahui respon petani terhadap hasil pengkajian. Pengkajian dilakukan di lahan seluas dua hektar di Desa Kwasen, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang yang melibatkan dua petani kooperator pada MT II (Maret-September 2019. Padi yang digunakan yaitu varietas Inpari 40, Inpari 42, Inpago 9, Inpago 10 dan Biopatenggang. Sedangkan varietas jagung yang ditanam adalah Bisi 18, Nasa P29, NK Sumo dan Pioner. Jarak tanam yang dicoba meliputi jagung: legowo 2: 1 jarak tanam (40 x 140) x 12,5 cm, padi: legowo 6: 1 jarak tanam (20 x 80) x 10 cm dan jagung: legowo 2: 2 jarak tanam (40 x 110) x 20 cm, padi: legowo 4: 1 jarak tanam (20 x 90) x 20 cm. Variabel respon yang diukur meliputi keragaan tumpangsari, keragaan tanaman, kemudahan penerapan tumpangsari di luar musim dan kemudahan penerapan masing-masing komponen teknologi. Kuisioner diberikan kepada 30 responden bersamaan dengan pengamatan langsung ke lapangan. Hasil menunjukkan bahwa respon petani cukup (48,33%) terhadap keragaan tumpangsari dan baik (75,67%) terhadap keragaan tanaman. Sedangkan respon petani cukup (66,67%) terhadap kemudahan tumpangsari di luar musim dan baik (68%-92,33%) pada penerapan masing-masing komponen tumpangsari.