Browsing by Author "Simatupang, Sortha"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemKarakterisasi dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Jeruk In Situ oleh Masyarakat Lokal Sumatera Utara(Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2009) Simatupang, Sortha; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenelitian bertujuan untuk mendapatkan karakterisasi plasma nutfah jeruk in situ dan pemanfaatannya oleh masyarakat lokal Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah eksplorasi. Wawancara terbuka tanpa kuesioner dilakukan pada pedagang jeruk yang dikros cek dengan para sesepuh masyarakat lokal. Survei dilakukan pada bulan Januari sampai Desember 2004. Dari eksplorasi diperoleh 33 aksesi jeruk di Sumatera Utara yang terpelihara secara in situ. Masyarakat lokal memanfaatkannya sebagai obat tradisional, bahan campuran olahan pangan, dan sebagai buah segar. Lima aksesi mempunyai rasa manis dan berair, yaitu jeruk Laukawar, Keprok Sipirok, Boci, Maga, dan Keling. Laukawar dan Boci adalah jeruk tanpa biji untuk konsumsi segar. Jeruk yang mempunyai aroma sangat kuat adalah Andaliman (skor 9), jeruk Purut, jeruk Sate, dan jeruk Gajah (skor 8). Jeruk olahan untuk campuran pangan, yaitu Lemon Tea, Nipis, Nipis Tanpa Biji, Begu, Purut, Sunde, dan Sate. Jeruk untuk obat tradisional adalah Gajah, Purut, Pagar, Malem, Kuku Harimau, Kersik, Kapas, Kayu, Puraga, dan Kelele. Kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada jeruk Keling Karo (12 mg/100 mg). Jeruk dengan padatan total terlarut tertinggi terdapat pada jeruk Laukawar (15oBrix). Terdapat satu aksesi jeruk yang toleran salinitas, yaitu jeruk Bunian, yang tumbuh di daerah mangrove.
- ItemPemanfaatan Eceng Gondok Di Perairan Danau Toba Untuk Kompos(BPTP Sumatera Utara, 2005) Siringoringo, Perdin; Simatupang, Sortha; BPTP Sumatera UtaraAkhir-akhir ini populasi eceng gondok di perairan Danau Toba menunjukkan pertumbuhan yang tidak terkendali dan di sebagian tempat sudah menimbulkan masalah seperti terganggunya sarana transportasi air, mengganggu keindahan alam dan menyumbat sebahagian saluran irigasi. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain kompos, pakan ternak, bahan kerajinan, menghilangkan polutan, bahan baku karbon aktif dan lain-lain. Pada tahun anggaran 2005 BPTP Sumatera Utara telah memulai pengkajian pengendalian eceng gondok dan pemanfaatannya untuk kompos di Kelurahan Siogung-ogung Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir dan hasilnya disambut baik oleh masyarakat/petani dan berbagai instansi terkait.
- ItemPengkajian Subsitusi Aquades dengan Sumber Air Lainnya pada Perbanyakan Mikro Pisang Barangan dan Stroberi(Indonesian Center for Horticulture Research and Development, ) Simatupang, Sortha
- ItemPerbanyakan Cepat Benih Nenas Varietas Pakpak Dan Pengemasannya(BPTP Sumatera Utara, 2012) Simatupang, Sortha; Napitupulu, Besman; BPTP Sumatera UtaraSalah satu varietas nenas di Sumatera Utara yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian RI adalah varietas Pakpak, 321/Kpts/SR.120/2007. Nenas ini mempunyai keunggulan rasanya yang manis, 18° Brix, bila telah matang. Berat per buah berkisar 2 - 7 kg. Persentase bagian buah yang dapat dikonsumsi 70,0 - 78,6 %, juicy. Tipe nenas ini termasuk tipe Smooth Cayenne (daun tidak berduri). Untuk memperbanyak tanaman nenas, petani di Pakpak Bharat menggunakan cara vegetatif, yaitu menanam bagian tanaman seperti anakan yang berasal dari akar, tunas batang. Jika tidak cukup, mereka menggunakan mahkota buah. Selain cara tersebut ada lagi cara memperbanyak benih nenas yaitu dengan menggunakan stek batang dan stek daun. Kedua cara ini belum biasa digunakan oleh petani pakpak.
- ItemPreferensi petani terhadap varietas baru padi di kabupaten Toba Samosir(IAARD Press, 2015-06) Simatupang, Sortha; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKabupaten Tobasamosir mempunyai luas tanam padi lebih kurang 20 ribu hektar pada tahun 2011. Varietas yang dominan ditanam adalah Ciherang. Di Desa Paindoan pada MT I 2011, telah dilakukan introduksi berupa demplot seluas 1 ha terdiri dari beberapa padi varietas unggul baru (VUB) hasil Badan Litbang Pertanian, yaitu Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 10, Inpari 13, Mekongga, dan Sarinah. Lahan yang digunakan adalah lahan petani setempat. Disamping demplot adalah hamparan petani lainnya yang menanam varietas lain seperti Ciherang, si Pandan dan boru Pardede. Untuk mengetahui preferensi petani terhadap varietas padi di desa tersebut, telah dilakukan survei pada petani kooperator (Jumlah responden sebanyak 21 orang) yang menanam dan petani tetangga yang melihat perkembangan padi varietas baru tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua petani menyukai varietas Mekongga, Sarinah, dan Inpari 1. Lebih dari 90% petani menyukai varietas Inpari 3, Inpari 4, dan Inpari 10. Responden yang memilih varietas Inpari 13 sangat rendah (hanya 30%).
- ItemTeknologi Budidaya Cabai Merah(BPTP Sumatera Utara, 2012) Simatupang, Sortha; BPTP Sumatera UtaraCabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Cabai di manfaatkan sebagai bumbu masak atau bahan campuran pada berbagai industri pengolahan makanan dan minuman. Selain itu, juga digunakan untuk pembuatan obat-obatan dan kosmetik. Dua pemamfaatan yag terakhir ini dapat lebih meningkatkan peranan penting dan strategis komoditas cabai. Terdapat lima spesies cabai yang didosmestikasi, yaitu Capsicum annuum,Capsicum frutescens, capsicum chinense, capsicum bacctum, dan capsicum pubescens. Diantara kelima spesies tersebut yang memiliki potensi ekonomis ialah C.annuum dan C. frutescens. Kedua spesies ini dibudidayakan secara luas diseluruh dunia, spesies yang lain – C. chinense dan C.bacctum-hanya terbatas di Amerika Selatan saja. Di Indonesia cabai yang dibudidayakan secara luas juga termasuk ke dalam C. annum dan C. frutescens. Di daerah tertentu, biasanya di dataran tinggi, didapat pula C. pubescens dengan nama local cabai gendot (Sunda) yang ditanam dihalaman atau dipinggiran pagar, tidak ditanam secara komersial. Cabai merah merupakan komoditas potensial yang memberikan harapan dapat menunjang tumbuh dan berkembangnya agribisnis dan agroindustri di Indonesia. Teknologi Budidaya yang tepat dan pengelolaan tanaman yang professional dilapangan tampaknya akan menjadi kunci penting keberhasilan system produksi cabai untuk mendapatkan kualitas hasil sesuai permintaan. Penggunaan teknologi budidaya cabai yang dinamis melalui penyesuaian teknologi maju dengan daya dukung lingkungan akan memacu kegiatan usaha tani cabai ditingkat petani secara efisien